37 || Dipta Rese

7 0 0
                                    

HAPPY READING YA!!!!

.
.
.
.
.
.


Dipta baru saja keluar dari minimarket, dia naik motor dan memakai helmnya tertutup, pandanganya tertuju pada seseorang berseragam SMA sama seperti nya yang berjalan di sepanjang trotoar depan sekolah. Dipta tanpa sadar menyunggingkan senyum. Dia melajukan motornya menyebrangi jalan, lalu melajukan motornya pelan sambil mengikuti langkah Anna.

"Cewek?" Panggil Dipta sengaja. "Anna! cantik."

Namun, sosok yang dia panggil tak menoleh sedikitpun. Dipta memarkirkan motornya dan menaruh helm nya di spion, kemudian menyusul Anna yang masih tak menyadari nya.

Dipta langsung mencabut earphone dari telingan Anna setelah tau penyebab mengapa cewek itu tidak menggubris nya sejak tadi. langkah Anna pun terhenti karena Dipta menghalangi nya.

Dipta menaikka satu sudut bibirnya.
"Pantesan nggak dengerin gue."

Anna melirik malas, lalu kembali berjalan melewati Dipta sambil menghela napas.

"Owh.. Lo nyuekin gue?" Tanya Dipta kembali menghalangi jalan Anna. Anna kembali berhenti dan menatapnya.

"Ngapain, sih?" Tanya Anna kesal.

"Gue lagi nahan lo biar gak pergi."

"Ngomong apa."

"Sayang, mau pulang bareng ab-"
Dipta memegang dadanya karena baru saja di tinju oleh Anna. Dia bersandar ke pohon pura-pura lemah mencari sandaran. "Aduh duh duh, sakit nii."

"Lebay, berhenti sikap nyebelin, bisa?" Tanya Anna. Dipta membalasnya dengan cengiran lebar.

Anna yang tadi memasang raut galak, tiba tiba Berubah terkejut. Dipta mengikuti arah pandang Anna dan melihat seorang cowok yang tiba tiba muncul dengan sebuah helm yang terpasang di kepalanya.

"Lah, bukannya katanya masih ada rapat ya?" Tanya Anna kepada jodi sang ketos baru pengganti Dirga.

"Udah selesai, mau ngasih ini nih, itu laporan data yang di perluin buat classmeet  Minggu depan, di urus ya." Balas jodi sembari melirik dipta. Dipta menatapnta dengan tatapan menyipit, seperti sedang menilainya.

Jodi melemparkan senyum kepada Anna. "Yaudah, aku balik duluan ya ann."

"Owh iya, ati ati ya!!" Balas Anna dengan senyumnya juga.

Melihat Jodi sudah pergi, Dipta melirik ke arah Anna. "ati ati ya, ati ati alah." Kata Dipta sambil meniru teriakan Anna dalam versi ngondek

"Ngapain sih?" Tanya Anna, menatap Dipta aneh.

"Dasar cowo kok ngasih beban ke cewe, kok lo mau si di jadiin babu sama dia." Kata Dipta.

Anna berbalik. "Tugas aku gini mau digimanain?"

"Ta, nggak usah sok-sokan ngebela cewek kalo kamu sendiri aja masih suka mainin banyak cewek, goda goda in anak kelas dua belas sama adkel." Ya memang begitu semenjak dipta sudah mempunyai banyak teman dan memiliki circle nya sendiri, dirinya berubah delapan puluh persen sekarang cowok itu malah ikut ikutan teman temannya.

"Ya..itu beda lagi." Dipta menyangkal. "Tapi, ngomong-ngomong kan gue udah nggak pernah mainin cewek semenjak gue sama lo."

"Bodo," Kata Anna sambil melangkah pergi

Dipta dengan sigap berada di depan Anna dan berjalan mundur. "Tau darimana lo gue suka mainin cewek?"

"Kek gak tau aja sekarang kamu kan terkenal seantero sekolah." Sindir Anna.

"Enggak juga sih, ayo pulang bareng nanti ibu lo nanya nanya ke gue lagi, gue juga yang ribet, kenapa si? sekarang selalu nolak kalo di ajak pulang bareng."

Anna melirik dipta dengan tatapan sinis.
"Gak mau ngerepotin aja sih, dah mau beli bahan semua ini, kamu disini jadi ngulur waktu tau ga."

"Gue tebak, lo bilang gini pasti ngode minta ditemenin belanja semua ini kan, yakan?" Ejek Dipta. Anna melototinya.

"Ngomong apa sih? daritadi ngelantur mulu."

"Iya, iya pulang bareng, tapi mampir ke mall dulu deh kek nya beli ini." Anna menghentikan langkahnya saat melihat tatapan penuh kemenangan dari Dipta.

"Kan! udah gue bilang pasti lo ngode minta di temenin, yaelan ann bilang aja kali gausa malu malu kucing." Ucap Dipta sangat pede nya.

Anna menatap ke lain arah.  "Pede banget, ini tu udah sore, tapi jangan ngebut. Awas aja."

Dipta melemparkan seringaian. "Nggak janji, sih soal itu."

*Inseparabile*

Di sepanjang perjalanan menuju pusat perbelanjaan, Anna tak henti-hentinya merutuki kejadian tadi, dirinya berusaha untuk tetap stay cool di depan Dipta, tapi cowo itu terus saja membicarakan topik yang berbeda beda, kadang bisa membuat nya baper sendiri tapi jangan sampe kepedean karna pasti dipta hanya bercanda.

"Udah sampe, silakan tuan putri turun hati hati, kalo lecet dikit dimarahin ibu lo, gue."

Anna turun dari sana dan segera membuka helm, "Makasih," Kata Anna.

"Okei! sekarang tujuan pertama lo temenin gue dulu ke gramedia." Ucap dipta, lalu dengan tidak sengaja cowo itu menuntun tangan Anna untuk segera masuk kedalam mall. posisi nya dia sekarang Dipta berjalan disebelah Anna.

"Suka baca buku?" Tanya Anna.

"Baru tau lo?! gini gini cowo kutu buku ni bos."

"Dari kapan?"

"Udah lama si, dari kecil."

"Buku yang dibaca? kira kira udah apa aja."

"Banyak, nggak kehitung deh."

"Terus nanti mau beli buku apaan, pengen baca apa?"

"Gemes banget gue sama lo, banyak nanya gini lucu tau, emm keknya gue bakal baca pikiran lo deh."

"Hah?"

"Iya, sekarang rasanya pengen baca pikiran lo, biar gue tau apa yang lagi lo pikirin ampe kadang sampe mikir nya kaya kawatir kalo di liat liat."

"Emang kalo udah tau, kamu mau ngapain."

"Mau marah."

"Marah ke siapa? ke aku gitu?"

"Bukan, ke hal hal buruk yang udah ganggu lo, biar cepet pergi."

"kalo hal buruk nya nggak cepet pergi abis dimarahin gimana tu?"

"Ya udah, nanti di peluk."

"Dih, kok di peluk?" 

"Kerena menurut artikel yang pernah gue baca, pelukan pasangan itu kadang bikin menenangkan untuk orang orang yang lagi di hampiri hal buruk atau kesulitan."

"Tapi? kita kan bukan pasangan."

"lho lho, kata siapa? soon, kan?"

*Inseparabile*

Wah wah bau bau bibit baru nii
maap ya aku udah ga upload lama banget
sibuk soalnya kak hehe maap ya ges di gantung kek hubungan kalian jiakkhh
yauda selamat baca ya!!!






Inseparabile [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang