08 || Adik

22 4 0
                                    

'Kita bagai matahari dan bulan walupun mereka bersama tapi ingat munculnya mereka di waktu yang berbeda, begitupun kita, masa bodo kita berteman dari kecil, jika salah satu kita ada yang mencintai orang lain harapan itu akan pupus seketika'

Happy Reading !

.
.
.
.
.
.

"Maksud kamu apa ndut? Ya aku kasih perhatian ke kamu itu ya cuma aku sebagai Abang kamu, kamu adik aku udah gitu aja"

Kini mereka memulai perdebatan mereka, Anna yang selalu mengode Arga bahwa ia ada perasaan dengan nya, tapi arganya selalu tidak peka terhadap nya.

"Lupa lupa." Ucap Anna sambil tertawa sumbang.

Gadis itu bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja dari hadapan Arga.
"Kamu mau kemana ndut?!" Teriak Arga

Gadis itu menoleh. "Gak kemana mana mau ke depan doang."

Gini banget jadi temen, susah buat dimengerti perasaan ini, begitu juga Arga yang selalu diam, tidak peka dengan Anna.

Arga di buat binggung dengan sikap Anna, dia hanya berbicara seperti itu tapi Anna sampai semarah ini dengan nya.

••••••••

Anna berjalan tak tau arah, ia hanya menuruti ke mana langkahnya ingin pergi

Sebenarnya, yang ia butuhkan hanyalah sebuah sandaran. Hatinya terlalu lelah untuk menampung rasa sakit pada hatinya, kecemburuan nya jika dia melihat Arga bersama wanita lainnya. Namun sandaran yang biasanya selalu hadir di sisinya, kini tengah menjauh. Padahal Anna sangatlah membutuhkan itu.

Beberapa orang yang melewatinya kadang memberi tatapan binggung. Namun Anna hanya diam dengan air mata yang terus bercucuran. Langkahnya tetap berjalan namun pandangan nya seakan kosong.

Langkah berbalut sepatu flatshoes itu terus bergerak hingga tanpa sadar telah membawanya ke sebuah taman.

Di tengah langkahnya yang sedikit gontai, sebuah suara memangilnya suara yang akhir akhir ini menjadi tak asing lagi untuk ia dengar.

"Ann? Kamu kenapa?

Dirga, yang tadinya tengah duduk di bangku taman sambil menikmati satu bungkus snacks, berjalan mendekati Anna dan berhasil menghentikan langkah gadis itu.

"Anna? Hei, kamu kena---"

Greb

Dirga terkejut saat Anna tiba tiba menubruk tubuh padanya. Ia sedikit mundur ke belakang, karena tak siap menerima pelukan itu. Tapi untung saja tubuhnya bisa menahan.

Tangis Anna pecah. Membuat kata kata Dirga yang hendak terucap, tersendat di tenggorokan.

Perlahan, Dirga membalas pelukan itu. Mengusap belakang kepala Anna, sedikit memberikan ketenangan disana.

Dibelakang sana ada Arga yang melihat mereka berpelukan, sedari tadi memang Arga mengikuti Anna ada sedikit rasa perih di hatinya, tapi dia berfikir mungkin hanya biasa lagian ia menganggap Anna sebagai adiknya.

Arga membiarkan mereka, lalu Arga memilih pulang ke rumah Anna untuk packing ia harus pulang hari ini ke Jakarta, mungkin kali ini tanpa berpamitan ke Anna, Arga tau hati anna sedang berantakan makanya itu dia memilih untuk tidak berpamitan padanya.

Balik lagi pada Anna dan Dirga, kedua orang itu masih kuat dengan pelukannya Dirga tidak lupa untuk menanyakan kenapa Anna bisa seperti itu.

"Kamu kenapa hei, ann?"

Anna melepaskan pelukannya "Enggak kok Dir gak papa cuma yaa biasa kok" Ucap Anna sambil tersenyum terpaksa.

"Pasti gara gara Arga itu lagi? Kamu berantem sama dia?" Tanya Dirga pada Anna.

"Enggak kok dir, gak debat baik baik aja, gak tau bisa gini mungkin mood aku yang lagi gak baik." Jawab Anna berbohong.

"Oh yaudah duduk situ yu" Ajak Dirga.

Anna melihat arloji nya yang menggantung di lengan nya sudah pukul 15.00 jadi ia sudah berjalan lumayan jauh tadi.

"Emm gak usah dir makasih, aku harus pergi dulu ada urusan penting makasih ya dir" ucap Anna sambil berlari.

Anna Sekarang menunggu di halte bis dia teringat jika Arga harus pulang sekarang, tidak mungkin jika ia tidak mengantarkan nya sampai bandara nanti. Tapi jika ia harus menunggu bis datang kelamaan waktu nya benar benar mepet, dia memutuskan untuk berlari walupun jarak nya lumayan jauh dari rumah nya.

Sudah setengah jam Anna berlari tapi belum juga sampai rumahnya, kini keringat sudah membanjiri wajahnya, kaki nya pun terasa sakit karna berlari terlalu lama. Sampai beberapa menit kemudian ada sebuah taksi yang menghampiri nya.

"Mbk taksi gak? Saya liat tadi mbk lari lari" Tawar supir taksi itu.

"Oh iya pak" cepat cepat Anna memasuki mobil taksi itu. "Pak kompleks Harapan Cahya ya pak block 3, cepet ya pak saya ngejar waktu" Ucap Anna.

"Baik mbk saya ngebut ya" Jawab supir taksi itu dan mengemudi mobil nya sedikit lebih cepat.

Setelah 15 menit kemudian sampailah taksi itu di rumah Anna. Anna pun cepat cepat turun dan memberikan ongkos kepada sang supir nya. Dia berlari menuju rumah nya dan berteriak menyebut nama Arga.

•••••••••

Kalian! Yang kena friendsZone gimana?
Rasanya gimana? Yg suka author rasain si
Kadang sakit, kadang bahagia, kadang sakit lagi gitu lah muter muter.

Hehe Jan bosen bosen yah sama cerita ini
Dan pamit undur diri dulu ni author Bai bai🙏

Inseparabile [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang