03 || Selalu Ada

32 4 1
                                    

'Jangan kamu menolak beribu ribu orang hanya untuk satu orang yang tak pasti'

Happy Reading ✨
.
.
.

Anna turun dari mobil Nayla, ia melepas selt belt nya namun tak kunjung keluar dari mobil Nayla. "Ngapa diem aja? Turun Na, ngantuk nih aku mau cepet pulang" titah Nayla.

"Iya iya, makasih ya Nayla dah ngajak Aku jalan jalan"

"Sama sama Anna, udah Sono na cepet turuln  dih" Ucap Nayla membalikkan badan Anna dan sedikit mendorong.

"Ish! iya Nay turun ni turun" Balas Anna melambaikan tangan nya seraya masuk ke dalam rumah.

•••••••••

ANNA Sekarang tengah berada di kantin sekolah nya dia sedang duduk bersama Rara dan Nayla tentu saja yang sedari tadi hanya saling berdiaman. Nayla sedang melihat laya handphone nya yang bertuliskan nama Arga di sana.

"Arga kok gak ngabarin dari kemarin yah!" Ucap Anna yang mulai jengah.

"Hadeh Anna Anna masih aja mikirin tu cowo" Seru Nayla.

"Kangen yaa?" Goda Rara.

"Apaan sih, nggak ya!" Balas Anna.

"Kan kita berdua udah bilang berkali kali Ama kamu Na, udahlah Na kamu mikirin si Arga Arga itu belum tentu dia mikirin kamu disana" jelas Rara sambil melirik Anna.

"Tapi gak biasanya dia gak ada kabar kek gini Ra, biasanya tadi pagi dia chat atau video call bangunin aku kali ini enggak udah satu hari Ra" ujar Anna.

"Hadeh terserah koe lah Anna" Pasrah Nayla.

"Boleh gabung?" Tanya seseorang dari belakang.

Ketiga orang itu akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah suara itu berasal.

"Emm boleh" Ucap Anna tersenyum sambil mengajak orang itu duduk di sebelahnya.

"Makasih" Ucap Dirga.

Dirga adalah teman SMP Anna dan Rara mereka termasuk akrab, tapi semenjak Dirga menjabat menjadi ketua OSIS dirinya selalu sibuk dan jarang berkumpul lagi.

"Aduh mas nya udah selesai sama urusan proposal dan laporan-laporan nya?" Sindir Rara sambil melirik ke arah Dirga.

"Ahaha apaan sih, maap jarang kumpul sibuk lah" Jawab Dirga.

"Santai santai aja" Ujar Anna.

"Hai Dirga? aku boleh duduk disini nggak?" Tanya seorang gadis yang berpenampilan sangat tidak mencerminkan anak sekolahan karena baju yang super ketat dan juga olesan bedak yang terlihat sangat tebal. Gadis itu bernama Dita.

"Gak liat, kursi ini penuh" Ujar Anna.

Memang biasanya kalau bersama Dirga biasanya ada cewe cantik menghampiri nya untuk Caper kepadanya.

"Anna, kenapa ngga kamu aja yang pergi dari sini" Kata Dita sambil menunjuk Anna.

"Wah wah maksud kamu apa?" Ketus Nayla.

"Anna biasanya sibuk banget, kenapa ngga dia aja yang pergi" kata Dita.

"Eh dengerin ya, yang daritadi ribut disini itu kamu, yang dateng-dateng trus ribut pengen duduk sebelah Dirga, sok sokab" cibir Clara.

"Apa!.. Udah sana jauh jauh dari Dirga aku" Ucap Dita menepis tangan Anna yang sedang menyendok bakso.

Anna tak membalas karena cewe itu sedang malas jika harus berurusan dengan spesies cewe seperti Dita.

"Udah deh Dita... kamu itu ganggu kita disini, mending kamu yang pergi " Usir Dirga dengan sedikit keras.

"Dasar  kembaran kunti" Kata Nayla.

Dita pergi meninggalkan mereka ber empat.

"Hadeh masih aja liatin tu hp udah kenapa sih Ann" Ucap Nayla sambil mengambil handphone Anna dan meletakkan nya di meja.

"Kenapa emang Ann kok gak biasanya kamu liatin hp terus gitu?" Tanya Dirga.

"Itu apa kamu tau kan temen nya Anna dari Jakarta itu, nah dia gak kasih kabar sama Anna makanya sekarang tu anak liatin hp mulu daritadi" Jelas Rara sambil melirik Anna.

"Apaan sih engga"

"Emang bener Ann?" Tanya Dirga kepada Anna.

"Yah gitu deh"

"Kamu suka sama dia itu?" Tanya Dirga lagi.

"Engga juga" jawab Anna.

"Ngomong nya aja enggak, tapi nungguin dia on off mulu di Wa eleh" Cibir Nayla.

"Ungkapin aja Ann jujur gakpapa kok" Ucap Dirga.

"I-iya gak suka aku cuma sahabat udah itu aja" Ucap Anna jujur pada teman teman nya.

"Ann, Kenapa kamu gak sama Dirga aja yang jelas jelas selalu ada sama kamu Anna, ya walaupun kalian kenal SMP kan tapi aku rasa dia cocok buat kamu" Ucap Nayla, bicara itu di depan Dirga dan Anna.

"Apaan sih enggak, Dirga itu sama aku cuma temenan ya gak lebih" Jawab Anna.

"Oh iya kamu tau gak kenapa alasan dia kok gak ngabarin kamu sampe sekarang?" Tanya Dirga.

"Aku gak tau juga sih, tapi tiba tiba dia ngilang gitu" lirih Anna.

"Kenapa ngga telfon aja?" Tanya Dirga.

"Takut dia nya sibuk."

"Owalah yaudah tungguin aja, nanti juga dia pasti chat kamu kok Ann, gausah panik gitu lah." Balas Dirga sambil tersenyum.

"Dia kelas berapa Ann?"

"Dua belas"

"Pantes lah, dia juga mau ujian pasti lagi mikir buat masuk perguruan tinggi kan."

Anna mengangguk pelan.

••••••••

Seharian ini Anna di buat binggung oleh sikap Arga, mulai dari di chat tidak di balas di telfon pun tidak di angkat, tidak biasanya dia seperti ini.

Anna masih dalam mode sabar, teman teman nya bahkan hanya diam saja sedari tadi.

"Kamu yakin Ann mau pulang sendiri? Udah sore loh mana ada angkot jam segini" tanya Dirga membuat Anna menoleh.

"Pulang bareng sama aku aja" tawar Dirga.

"Yaudah deh" Jawab Anna dan naik ke motor Dirga.

Sepanjang perjalanan Anna hanya diam, sedangkan Dirga sedari tadi terus mengoceh. Entah mengapa Anna merasa kalau Arga akhir akhir ini berubah. Arga jarang menanyakan kabarnya seperti dulu, jarang telfon.

Dirga memasuki gerbang rumah nya Anna.
"Ann" panggil Dirga.

"Anna!" Panggil Dirga sekali lagi.

"Eh iya kenapa?" Tanya Anna.

"Turun, udah nyampe" ujar Dirga.

Anna melihat ke sekitarnya tenyata benar mereka telah sampai, ah, terlalu memikirkan Arga dia jadi tidak menyadari lingkungan sekitar.

Anna turun dari motor Dirga "Makasih ya Ga udah di tebengin pulang" Ucapnya.

"Santai aja kali Na" jawab Dirga tersenyum.

"Yaudah aku balik duluan yah udah mau magrib nanti mama nyariin" Pamit Dirga dan menyalakan mesin motornya.

"Iya dah hehe" Jawab Anna.

••••••••


Udah bacanya?
Lanjut chapter selanjutnya yuk!

Inseparabile [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang