The Ending

7.5K 351 46
                                    

mulmed :

Azler - Amora - Sean
Eldean - Envioz - Ellioz

***

BRAK!

Pintu sebuah kamar dibuka dengan dorongan sihir karena terkunci dari dalam. Pemandangan pertama yang mereka lihat adalah, kamar yang begitu berantakan dengan Kaisar Darwine yang terduduk lemas di pojok ruangan. Sementara itu Kaisar Raymond bersama Roguf Backloss tengah menahan sihir yang dikeluarkan oleh Zacharson.

WUSH!

BRUKK!

Dari posisinya yang berdiri di ambang pintu, Amora mengeluarkan sihirnya dan mengarahkannya pada Zacharson. Akibatnya laki-laki itu sedikit terhempas ke belakang namun masih bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh. Dalam kesempatan ini, Amora segera masuk ke dalam untuk menghampiri ayahnya. Disusul kedua kakaknya yang juga ikut masuk.

"Ayah, Tuan Backloss, kalian pergilah dari sini dan bawa Kaisar Darwine ke tempat yang aman. Tuan Backloss, aku juga ingin memohon bantuan pada anda untuk menyembuhkan pangeran Ziurich, dia terluka parah di lengannya."

"Kau bicara apa putriku? Seharusnya kau yang bersembunyi di tempat yang aman! Biarlah ayah dan Tuan Backloss yang mengalahkan si penyihir hitam ini."

"Kumohon ayah, Tuan Backloss..."

WUSH!

KRTAK!

Walaupun sedang berbicara dan membelakangi Zacharson, Amora mengetahui jika laki-laki itu menyerangnya. Jadi dia membelokkan sihir Zacharson hingga membuat tembok kamar ini retak. Entah kenapa setelah terbebas dari sihir hitam Zacharson, Amora merasa gerakannya tambah gesit, inderanya tambah tajam dan kekuatannya sudah bisa dia kendalikan. Namun, bukankah ini sebuah keuntungan?

"Ayah..." permohonan terakhir Amora yang akhirnya dituruti oleh Kaisar Raymond dan Roguf Backloss. Mereka segera melakukan teleportasi menghilang dari sana serta membawa Kaisar Darwine yang sudah lemah.

"Tidak mungkin," gumam Zacharson. Semenjak melihat Amora datang dengan keadaan yang sudah terbebas dari sihirnya dia merasa sangat kebingungan. Namun hal itu bisa dipikirkan lagi nanti, kini dia pun harus mengalahkan gadis itu beserta dua kakaknya lebih dulu.

"Terima ini para keponakanku,"

Sihir hitam merambat melalui udara dan terbagi menjadi tiga jalur, mengarah pada masing-masing diantara mereka. Cukup kuat, namun masih bisa mereka hadapi. Tanpa adanya jeda, sihir-sihir Zacharson kembali mengudara dan menyerang mereka. Dua sihir yang bertabrakan di udara langsung membuat suara yang memekakkan telinga dan percikan api keluar setelah ledakan itu.

Tak cukup hanya dengan mengandalkan asap-asap hitam itu, kini Zacharson menerbangkan reruntuhan pilar lalu meremukannya serta membuat bagian-bagian kecil dari reruntuhan itu tajam hingga bisa melukai kulit. Bagian reruntuhan yang kini terlihat seperti serpihan pasir tajam itu dibiarkan jatuh dan menghujani ketiga keponakannya.

Envioz yang bergerak cepat segera membuat tameng pelindung di atas mereka agar serpihan pasir tajam itu tidak melukai mereka. Entah seberapa tajamnya pasir itu, tameng sihir tebal yang Envioz buat mulai tergores-gores dan lama kelamaan pasir itu dapat menembus masuk. Ini sia-sia. Mereka mulai terluka karena goresan pasir itu pada kulit mereka.

Sambil menahan rasa sakit di perutnya, Amora mengangkat kedua tangannya dan mengeluarkan sihirnya. Sihir itu membekukan pasir-pasir tajam buatan Zacharson lalu kini Amora menggerakannya untuk menyerang balik si penyihir hitam.

Dengan santainya Zacharson menerima serangan itu lalu dalam sekejap mata dia telah mencairkan es tajam itu. Senyuman licik terpasang di wajahnya dan terangkat seperti sedang meremehkan mereka.

BLACK MAGIC [END]Where stories live. Discover now