Bab 49

3.3K 373 3
                                    

Gaun panjang berwarna putih sudah melekat di tubuh seorang gadis dan membuat penampilannya terlihat anggun serta elegan. Surai coklat panjangnya disisir rapi lalu dibiarkan tergerai. Wajah cantiknya dipolesi oleh riasan wajah yang sangat tipis, dan terakhir wewangian vanila disemprotkan ke sekeliling tubuhnya.

Amora masih tidak menyangka jika pantulan yang dia lihat dicermin adalah dirinya sendiri. Dirinya terlihat berbeda dengan penampilan seorang putri seperti ini. Dan entah kenapa malam ini dirinya dirias secantik ini. Tadi sore ayahnya memang mengatakan jika malam ini akan ada pesta, tapi Amora tidak tahu pesta apa itu. Amora kira, dia tidak akan tampil terlalu berlebihan seperti ini. Atau mungkin dia hanya perlu memakluminya saja karena kini dia merupakan seorang putri.

Sebuah sentuhan di pundaknya membuat Amora sedikit terkejut dan tersadar dari lamunannya, ternyata Ellioz datang dan laki-laki itu berdiri di sebelahnya yang masih duduk menghadap cermin rias. "Kenapa kau terdiam seperti patung begitu?" tangan Ellioz bergerak mengelus pelan rambut Amora, dia tidak mau membuat rambut sang adik berantakan.

"Sebenarnya pesta apa yang akan dirayakan? Apa aku memang perlu berpenampilan seperti ini?"

"Kenapa? Apa kau tidak nyaman dengan gaun seorang putri seperti ini? Atau kau tidak suka dengan riasan pada wajahmu?"

"Semuanya," Amora mendengus pelan sedangkan Ellioz terkekeh ringan.

Tangan Ellioz bergerak menyelipkan beberapa helai rambut Amora ke belakang telinga, "Ele, ini adalah pesta khusus untukmu dan kau harus berpenampilan seperti ini karena nanti tatapan semua orang akan tertuju padamu. Lagi pula, kau terlihat sangat cantik."

"Tapi kenapa aku, kak? Apa ini merupakan pesta perayaan atas kembalinya diriku?"

"Ya, anggap saja seperti itu. Namun ada sesuatu hal yang lain, dan sebaiknya kita pergi dari sini karena sepertinya para tamu sudah datang." Ellioz mengulurkan tangannya dan Amora segera menerima uluran tangan itu. Mereka pun pergi dari sana dan segera menuju ballroom tempat pesta dilaksanakan.

Di bawah sana, orang-orang sudah ramai dan sedang menunggu kehadirannya, namun sebelum turun ke bawah Amora melihat ayah, ibu dan kakaknya Envioz sedang berdiri di dekat tangga. Dia dan Ellioz pun menghampiri mereka dan tiba-tiba saja ibunya memeluknya.

"Putriku, kau sudah bertumbuh besar dan sangat cantik. Aku sangat bersyukur karena di hari ini kau sudah berada di sini bersama dengan kami lagi. Hari ini merupakan hari yang sangat berarti bagimu karena di hari ini tepat sembilan belas tahun lalu kau dilahirkan," ucapnya panjang lebar dan membuat Amora sedikit terkejut.

"Jadi, hari ini merupakan hari ulang tahunku?"

"Ya, putriku. Pesta ini adalah pesta ulang tahunmu," Kaisar Raymond ikut memeluk Amora sekejap.

Amora masih dalam rasa tidak percayanya, "Terima kasih banyak ayah, ibu," kini Amora yang memeluk mereka berdua, lalu dia beralih menoleh pada dua kakaknya.

"Memulai acara?" tanya Ellioz singkat pada ayahnya, lalu di jawab sebuah anggukan kepala.

Envioz berjalan ke arah Amora lalu mengulurkan tangannya, namun di saat Amora akan menerima uluran tangan itu, suara Ellioz menahannya. "Oh tidak bisa kak, Eleana turun bersamaku!" Kini laki-laki itu pun ikut mengulurkan tangannya juga.

Permaisuri Elevana hanya terkekeh ringan melihat kedua putranya, dia dengan kaisar segera turun ke bawah dengan bergandengan tangan. Sedangkan Amora yang masih bingung ingin menerima uluran tangan kakaknya yang mana akhirnya memiliki ide.

"Sudahlah kak, kita bisa turun bersama-sama!" gadis itu segera menggandeng kedua kakaknya di kanan dan kiri, dia membuat keputusan yang adil bukan?

Suara riuh tepuk tangan terdengar saat Putri dan Pangeran Grayson itu menampakkan diri mereka dan tengah menuruni anak tangga. Decakan kagum dan pujian terdengar dari mereka untuk ketiganya, terutama untuk putri yang baru saja mereka lihat itu.

BLACK MAGIC [END]Where stories live. Discover now