Bab 1 - Kedatangan Seorang Pasien

13.1K 1.4K 22
                                    

Lima tahun kemudian...

Seorang gadis keluar dari dalam kamarnya dengan tangan yang membawa sebuah buku tebal. Buku yang dia dapatkan dari adiknya lima tahun lalu, yang merupakan buku berisi ilmu-ilmu tentang pengobatan.

Kakinya mulai melangkah menuju ruangan di mana tempat keluarganya selalu berkumpul untuk berbincang-bincang dalam menghabiskan waktu luang mereka. Tak termasuk dirinya karena dia lebih sering menghabiskan waktu di rumah pohonnya sendirian.

Di ruangan itu terlihat seorang wanita berusia 48 tahun yang merupakan ibunya, sedang duduk sambil membaca sebuah surat kabar dengan secangkir teh dan kue yang tersedia di meja depannya. Lalu ada seorang gadis yang tidak lain adalah adiknya, sedang menyelonjorkan kaki pada sofa panjang dan sibuk memandangi kuku-kuku tangannya.

"Ibu, aku akan pergi," ucap gadis berambut coklat dengan manik abu yang bernama lengkap Amora Cambrean itu.

"Apa semuanya telah selesai kau kerjakan?" tanya sang Marchioness tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ya, aku sudah membereskan pakaian, membersihkan semua kamar, dan menyiapkan sarapan," jawab Amora dengan tersenyum tipis.

Bukannya tidak memiliki pelayan di mansion besar ini, hanya saja ada beberapa pekerjaan rumah yang ibunya ingin Amora yang melakukannya. Entah tujuannya karena apa, tetapi Amora juga tidak merasa keberatan karena itu sudah menjadi kebiasaannya.

"Bagus, yasudah kau boleh pergi."

Dengan secepat mungkin, Amora segera melangkahkan kakinya untuk pergi dan keluar dari rumah besar itu. Berjalan di pagi hari menuju hutan seperti ini merupakan hal yang dia sukai. Amora menyukai udara segar pagi hari yang menenangkan dan membuatnya semangat untuk melakukan berbagai aktifitas.

Jarak dari mansion ke hutan memang lumayan jauh, tetapi perjalanan itu tidak terasa karena dia menikmatinya. Tiba-tiba saja, kakinya itu sudah mulai memasuki area hutan dan terus masuk ke dalam. Langkahnya yang bergesekan dengan daun-daun kering terdengar sedikit berisik.

Suara-suara dari hewan kecil mulai terdengar, hewan seperti kupu-kupu dan capung terlihat beterbangan, ada juga beberapa burung yang dia lihat disana.

Kini, akhirnya Amora sampai di bawah pohon besar yang di atasnya telah dibangun rumah pohon. Dia langsung naik ke atas dan masuk ke dalam rumah pohonnya.

Tetapi baru saja dia memasuki rumah pohon itu, tiba-tiba saja pendengarannya menangkap sebuah suara orang-orang yang tengah berbincang dan terdengar sangat dekat seperti berada di bawahnya.

"Apakah ada seseorang di atas sana?" Ya, sepertinya kini pertanyaan itu ditujukan untuknya yang merupakan penghuni rumah pohon ini.

"Kita harus kembali."

"Tidak, keadaanmu kurang baik setelah terkena panah tadi. Saat ini kita harus mementingkan keselamatanmu lebih dulu, bagaimana jika sebagian dari mereka sudah menunggu di luar hutan untuk membuat keadaanmu lebih parah?"

"Aku tidak apa-apa."

"Kumohon, jangan keras kepala untuk saat ini. Ayolah, apakah tidak ada seseorang pun di atas sana?"

Amora yang sedari tadi masih terdiam di ambang pintu sambil mendengarkan pembicaraan orang-orang di bawah, kini mulai mendekatkan tubuhnya ke pagar pembatas untuk melihat orang-orang yang ada di bawah sana.

Ternyata bukan hanya dua orang, tetapi sepertinya jumlah mereka lebih dari sepuluh orang. Amora tidak tahu mereka siapa, tetapi dari pakaiannya yang biasa saja sepertinya mereka hanya rakyat biasa yang sedang membutuhkan pertolongan untuk salah satu orang dari mereka yang bajunya terlihat kotor karena darah.

BLACK MAGIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang