13. Welcome to the (Literal) Jungle

217 45 13
                                    

TIGA BELAS
Welcome to the (Literal) Jungle

"Where should we go this vacation
Where should we sleep?
The car is low but my feeling is high
At this moment, I only want one thing"

Just Us 2, EXO-SC

⠀⠀"Kita akan naik kapal?" tanya Chanyeol, terengah-engah mengejarku yang setengah berlari sepanjang dermaga kayu, "sebenarnya, kita mau kemana?"

⠀⠀"Ke hutan!" jawabku, melonjak tidak sabar untuk naik ke perahu kayu yang bersandar di dermaga, "Yeol, perahunya besar sekaliii!"

⠀⠀"Uwah." Laki-laki itu menganga, berdiri di sebelahku. "Aku belum pernah naik yang seperti ini."

⠀⠀"Kita akan menginap disini."

⠀⠀"What?!"

⠀⠀Kemarin malam, setelah resepsi pernikahan SaSe, Chanyeol mengambil koper dari hotel dan menginap di kamar tamu rumahku. Sepanjang malam, aku mencari tour operator lewat TripAdvisor, dan paginya kami sudah lari-lari mengejar pesawat ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Tour operator kami—yang kupanggil Bang Arif—sudah menunggu dengan kacamata hitam dan sebuah mobil minibus saat kami menapakkan kaki di Bandara Iskandar. Dengan mobil, dari bandara ke dermaga Taman Nasional Tanjung Puting hanya sekitar lima belas menit.

⠀⠀Chanyeol sepertinya masih agak syok saat Bang Arif mempersilakan kami naik ke perahu klotok. Untungnya, ketika kapal mulai berlayar membelah sungai Sekonyer dan kami dihidangkan sarapan, Chanyeol sudah sama bersemangatnya denganku.

⠀⠀"Aku tidak percaya kita benar-benar akan masuk hutan dengan perahu," ujar laki-laki itu untuk kesekian kalinya.

⠀⠀"Bukankah kau sendiri yang bilang, ingin pergi ke tempat dimana tidak ada orang bisa menyusul atau menghubungimu?" godaku, menggerigiti ekor ikan yang digoreng garing, "sebenarnya, aku juga sudah lama ingin kesini. Tapi Sashi pasti tidak akan mau diajak."

⠀⠀"Kenapa begitu?"

⠀⠀"Thalassophobia. Dia takut pada air yang banyak dan gelap seperti ini." Aku mengedik ke permukaan sungai yang kecoklatan.

⠀⠀"Ah, geurae?" Chanyeol manggut-manggut. "Tapi aku harus berterima kasih padamu. Kau menyelamatkanku kemarin, dan sekarang kau mengajakku bertualang. Ini benar-benar di luar dugaan."

⠀⠀"Terima kasih kembali," anggukku. "Tapi, perjalanan ini juga tidak cuma-cuma. Kau harus memanfaatkannya sebaik mungkin untuk melepaskan diri dari… orang itu."

⠀⠀"Baiklah. Aku akan berusaha."

⠀⠀"Lihat, besar sekali orangutan itu!" aku berbisik tertahan, pada Chanyeol yang merunduk di sebelahku. Kami sedang di Tanjung Harapan, salah satu camp dimana pengunjung Taman Nasional bisa melihat orang utan liar diberi makan. Untuk ke feeding facility itu, kami harus sedikit berjalan kaki membelah hutan dari dermaga.

⠀"Keren sekali," decak Chanyeol, "tapi juga sedikit mengerikan. Aku tidak terbayang kalau dia marah."

⠀⠀"Kalau begitu, jangan dibayangkan dan jangan membuat dia marah."

⠀⠀Setelah puas memperhatikan tingkah polah orang utan di habitat aslinya, Bang Arif mengajak kami kembali ke kapal. Hari sudah semakin sore, dan kami harus istirahat sebelum trekking nanti malam.

The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang