Menerima Kenyataan

Start from the beginning
                                    

"Iya. Itu Aku. Sama seperti kamu tadi. Kamu juga baru saja berubah dari serigala menjadi manusia," sahut Erik seketika membuat Pangeran terdiam.

"Kamu sudah tidak bisa mengelak lagi, Pangeran. Takdir sudah menetapkan bahwa kamu adalah bagian dari kami, Manusia serigala. Dan mau tidak mau, kamu harus menerima kenyataan itu," Lanjut Erik.

"Kenapa gue harus terima sesuatu yang gak gue mau? Menjadi manusia serigala bukan keinginan gue! Dan gue gak akan mungkin nerima kenyataan itu!" Tegas Pangeran tetap bersikeras menolak takdirnya.

"Terkadang apa yang tidak kita suka, justru itu yang terbaik. Kamu harus tahu Pangeran! Jika kamu terus saja menolak apa yang sudah menjadi takdirmu, kamu akan kehilangan seseorang yang kamu sayangi."

Dahi Pangeran berkerut. Apa maksud dari perkataan Erik tadi?

"Kamu dilahirkan untuk melindungi gadis darah suci yang terlahir kembali. Dia sedang di incar oleh bangsa vampir untuk membuat mereka bisa hidup abadi. Dan jika kamu menolak takdirmu, sahabat mu, Jessica akan mati ditangan mereka!"

"Jessica? Apa artinya dia gadis darah suci yang tadi lo omongin?"

"Benar. Jessica lah gadis darah suci itu,"

Pangeran termenung. Setelah mendengar penjelasan Erik tadi, dia jadi khawatir dengan Jessica.

Jika Jessica memang gadis darah suci seperti yang dikatakan Erik, itu artinya dia sedang diincar oleh bangsa vampir.

Tidak! Pangeran tidak akan membiarkan Jessica dalam bahaya!

Tapi, apa harus dia menerima kenyataan bahwa dia adalah manusia serigala?

Pilihan itu sangat sulit untuk Pangeran.

,,,

Di kediaman keluarga Tristan, Jeff dan Louis baru saja selesai di obati.

Tristan sudah menyalurkan energi pada keduanya hingga keadaan Jeff dan Louis bisa membaik dengan cepat. Terlebih lagi luka Jeff maupun Louis memang tidak terlalu parah. Meski begitu, mereka masih belum sadarkan diri.

"Bagaimana keadaan Jeff dan Louis, Tristan?" Tanya Jordan. Sebagai ayah, tentu dia sangat mengkhawatirkan keadaan anak-anaknya.

"Lo gak perlu khawatir. Keadaan Jeff dan juga Louis sudah membaik. Lukanya tidak separah kemarin," jawab Tristan.

"Jeff sering diserang sampai babak belur dan sekarang Louis. Kenapa reinkarnasi Galang punya kekuatan yang super power?" Ujar Liora.

"Itu sudah pasti. Ayah sudah bilang, karena Pangeran merupakan reinkarnasi dari Galang dan kekuatanya berevolusi menjadi sangat kuat. Walaupun Jeff dan saudara-saudaranya bukan lah vampir biasa karena Gue udah memberikan sebagian kekuatan gue sama mereka. Tapi mereka masih bisa terluka oleh serangan dia,"

Sementara itu, di Ruang Keluarga, Fita dan Stanley berusaha menenangkan Dinda yang masih shock atas kejadian yang menimpa Louis.

"Udahlah, Din ... lo jangan ngerasa bersalah kayak gini," ucap Stanley lembut.

"Sebagai saudara gue gak bisa jaga Louis," sahut Dinda lirih.

"Lo gak salah, Din. Kita semua tau gimana tabiatnya Louis. Lo udah kasih peringatan ke dia buat jangan nantangin Pangeran. Tapi Louis gak dengerin elo sampe akhirnya dia di serang juga sama Pangeran," ujar Fita memberi semangat.

"Ada apa?"

Suara Tristan yang baru saja keluar dari Kamar bersama Liora dan Jordan langsung mengalihkan atensi Fita dan Stanley.

"Dinda merasa bersalah karena Louis terluka," Fita menjawab.

"Sudahlah, Dinda. Kamu jangan merasa bersalah atas keadaan Louis saat ini. Kamu tidak bersalah. Manusia serigala itu yang salah," kata Liora.

"Benar, Dinda. Lagi pula keadaan Louis maupun Jeff sudah membaik. Jadi Kamu tidak perlu khawatir apabila merasa bersalah," Jordan menambahkan.

"Syukurlah kalau Jeff dan Louis sudah membaik," balas Stanley.

"Paman, aku tahu apa yang akan aku sampaikan bisa membuat paman maupun ayah marah. Tapi aku harus menyampaikan hal ini demi kebaikan kita semua,"

Semua orang menatap Dinda penuh tanda tanya.

"Apa yang ingin kamu sampaikan?" Tanya Tristan.

"Setelah Pangeran menyerang Louis, dia berkata, jika ingin kita baik-baik saja, kita harus berhenti mengincar darah suci. Bukan hanya itu, Pangeran juga mengancam akan mengajak bangsa vampir berperang!" Dinda menyampaikan apa yang dikatakan oleh laki-laki yang saat itu mengancamnya.

"Sekalipun dia adalah Pangeran serigala, kita tidak akan mendengarkan ancamannya dan kita tidak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan gadis darah suci yang selama ini kita tunggu-tunggu!" Geram Tristan.

"Tapi Paman, untuk apa kita mengincar darah suci itu? Bukan kah Paman adalah raja Vampir dan hidup abadi? Apa tidak sebaiknya saja kita hentikan rencana kita dan membiarkan vampir lain yang mengincar darah suci Jessica?"

Suatu pertanyaan yang tak seharusnya di tanyakan, tak sengaja lolos dari mulut Dinda. Membuat Tristan mengepalkan kedua tangannya.

Tristan memang tidak pernah memberi tahu Jeff dan saudara-saudaranya tentang rencananya yang ingin menghidupkan kembali Nayla dengan darah suci yang ada di dalam tubuh Jessica.

Tristan berpikir bahwa mereka akan menolak membantunya mendapatkan darah suci Jessica karena tidak setuju Nayla dihidupkan kembali.

Apalagi jika Jeff dan saudara-saudaranya tahu dengan di bangkitkan kembali Nayla akan mengundang kehancuran bagi semua bangsa.

"Dengar! Tugas kalian hanya membawa gadis darah suci itu kepada Paman! Dan jangan pernah menanyakan untuk apa kita mengincar darah suci itu! Dan jangan pernah juga kalian berpikir untuk mengkhianati Paman! Karena itu akan berakibat fatal untuk kehidupan kalian!" Bentak Tristan.

Fita, Stanley dan Dinda hanya bisa terdiam sambil menatap Tristan yang melesat pergi.

"Lain kali jangan menanyakan untuk apa kita mengincar darah suci kepada Tristan jika kamu masih ingin hidup!" Ancam Liora lantas menyusul kepergian Tristan.

Jordan menatap Dinda.

Jordan tahu bukan hanya Dinda yang sangat penasaran dengan jawaban dari pertanyaan tadi. Tapi Jeff, Fita, Stanley, dan Louis juga pasti merasakan hal yang sama.

Namun sayangnya Jordan tidak bisa membantu menjawab pertanyaan itu. Meskipun di dalam lubuk hatinya, dia sangat ingin menentang keinginan Tristan untuk membangkitkan Nayla.

,,,

Di tengah Hutan, Sisi tampak termenung.

Akhir-akhir ini selain memikirkan Digo yang belum juga di temukan keberadaannya, dia juga memikirkan sosok Galang.

Dua laki-laki itu terus memenuhi pikirannya sampai tak jarang membuatnya tak bisa tidur.

Di tengah keheningan yang menemani Sisi termenung, tiba-tiba sekelebat bayangan melewat di belakang Sisi.

Sisi langsung menyadari hal itu dan membalikkan badan. Namun dia tidak menemukan siapa pun disana.

Kelebatan bayangan itu muncul kembali di belakang Sisi. Tapi kali ini, saat Sisi berbalik, pemilik bayangan itu tidak menghilang.

Sosok pria berdiri tegak membelakangi Sisi.


Saat menemukan sosok pria itu, perlahan bibir Sisi melukis senyum yang selama ini hilang.

"Akhirnya Lo kembali,"

BERSAMBUNG

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now