[10] Akad Nikah

313 40 30
                                    

Persiapan pernikahan dimulai minggu depan setelah acara pertunangan. Rencana kedua mempelai diselenggarakan jika bisa kurang dari 3 bulan, maka Kyuhyun meminta bantuan Wedding Organizer untuk mewujudkan pernikahan yang hanya sekali seumur hidup ini dengan sebaik mungkin.

Seohyun pikir persiapan menikah itu gampang, sudah ditetapkan tanggal dan sebagainya, maka selesai. Ternyata banyak yang mesti diurus. Mereka harus mengurus soal gedung pernikahan nanti, karena Kyuhyun adalah pengusaha, maka mereka menjadi menyewa aula di salah satu hotel besar di Jakarta. Kenapa Jakarta? Karena WO yang Kyuhyun pilih mengatakan venue di sekitaran Bekasi tidak mumpuni.

Perempuan itu merasakan kepalanya berputar, bahkan saat tim WO menunjukkan dua paket menu makanan untuk prasmanan nanti. Dua menu yang berbeda jenis, ada yang makanan Indonesia dan satu lagi makanan barat.

Melihat calon istrinya bingung, Kyuhyun akhirnya memutuskan untuk memilih paket pertama. Bercermin dari salah satu pernikahan sepupunya yang memakai makanan barat, dan akhirnya kena hujat beberapa tamu undangan, Kyuhyun berpikir dia harus menyesuaikan dengan lidah orang di sini juga.

"Nggak masalah kan?" tanya Kyuhyun pada calon istrinya.

Seohyun mendongak, karena saat duduk pun tinggi mereka beda. "Iya, ada soto enak."

Tim WO menahan senyum mendengar ucapan mempelai wanita ini. Lalu berlanjut pada sponsor untuk seserahan juga mahar yang nanti diberikan untuk mempelai wanita. Seohyun cukup terkejut sewaktu sekretaris Kyuhyun, akhirnya mereka bertemu, Danish menunjukkan beberapa sponsor yang hendak membantu acara pernikahan ini dengan segala kontrak berlaku.

"Apa? Sponsor?" Seohyun hampir memekik. Mereka kini tengah rapat di salah satu kafe yang ruangan VIP mereka disewa Kyuhyun selama 2-3 jam ke depan.

Danish tersenyum manis pada calon istri bosnya ini. "Iya, Ibu, jadi-"

"Jangan panggil saya ibu," potong Seohyun.

"Baik, Mbak."

"Ketuaan juga."

Danish tertawa mendengarnya. "Saya merasa tidak sopan kalau panggilnya Seohyun, karena sebentar lagi mau jadi istri bos." dia lirik Kyuhyun.

Seohyun menghela. "Istri doang, bukan bos beneran. Panggil Seohyun aja ya."

Danish mengerti. "Baik, Seohyun, sponsor dalam pernikahan itu sudah biasa. Dibanding dikatakan sponsor, rasanya lebih halus dikatakan rekan sesama."

Seohyun membaca syarat yang diajukan beberapa brand tersebut dan membelak. "Tapi mereka meminta kita menyebutkan namanya untuk di upload di Instagram!"

Danish kembali tertawa. "Iya, karena supaya nanti ada win win nya gitu loh."

Seohyun cukup terkejut, sebab Instagram dia terakhir kali postingan adalah saat di Gunung Sindoro, itu artinya setengah tahun yang lalu. Dia juga jarang posting sesuatu di sana, kalau mendadak isinya foto pernikahan, rasanya—Seohyun merinding.

"Kamu nggak masalah soal ini?"

Seohyun meringsek pada Kyuhyun, si pria agak lebih terkejut. "Gue nggak ngerti, ini nggak akan jadi masalah to?"

Seulas senyum samar muncul, namun sekian detik kembali datar. "Nggak, kalau kita pilih yang benar."

"Lo udah sering terima beginian, kan?"

Rasanya Kyuhyun seperti sering korupsi saja. "Iya."

"Yang menurut lo bener yang mana?" Seohyun kembali melihat portofolio yang diajukan.

Melihat ada sedikit semangat dan lelah di wajah calon istrinya, membuat ada segelitik geli di benak Kyuhyun. Tanpa sadar dia masih tersenyum samar dibuatnya. Hanya Danish yang menyadari itu dan menganga sekarang.

Suami Impian - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang