51. Dua Arah

2K 182 125
                                    

Happy Reading🦋!

***

"Yoooo, ambilin cemilan lagi!!" rengek Gusti sambil menendang kecil punggung Rio yang sedang duduk anteng di karpet kamarnya dengan stik ps dalam genggaman.

Mata Rio berputar malas. "Ambil sendiri aja kenapa, sih?"

"Ntar gue ngambil sendiri lo tetep ngomel."

"Ya lo kira kira aja anjing ngambil cemilannya, jangan semua lo rampok!" sewot Rio, membalikkan badan lalu memukul kaki Gusti kesal.

Arkan tertawa keras tanpa mengalihkan pandangan dari layar tv, fokus menyaksikan pertandingan Ethan dan Rio.  Sedangkan di ujung kamar, ada Rafa yang tidak tertarik bergabung, hanya merebahkan tubuhnya di atas sofa dengan kaki yang sengaja diangkat ke atas meja. Benar-benar bersantai seperti di rumah sendiri.

"Btw ini nanti setiap Sabtu kita les, berarti mulainya kapan? awal semester banget?" tanya Gusti, bosan juga dari tadi ia hanya mengemil tapi tidak bermain sama sekali.

Ethan mengangkat bahu. "Ga tau, tanya Arkan noh yang udah lama les," suruhnya sambil menggerakkan dagu pada Arkan.

"Temen lo les udah lama juga gak pernah hadir, Than," sahut Rio nyinyir.

Sebuah bantal dilempar tepat sasaran ke kepala Rio. "Gue bukan gak pernah hadir, cuma sibuk aja." Arkan beralasan, mulutnya penuh mengunyah keripik kentang pedas.

"Sibuknya berbulan bulan jir, presiden aja kalah sibuk sama lo mah!" Rafa nimbrung, sambil berjalan keluar kamar Rio untuk mengambil minuman soda.

Arkan memelas menatap Rafa. "Raf, gue punya salah apa sih, sama lo??" tanya Arkan drama.

Tawa Gusti terdengar sangat puas. "Tapi serius, ini kita gak kerasa banget beberapa bulan kedepan udah naik jadi kelas dua belas."

"Kalau lo naik kelas, Gus."

"Tai," umpat Gusti menanggapi ucapan pedas Rio.

Rafa datang membawa lima gelas soda yang terisi penuh. Cowok itu menaruh nampan di atas meja, membiarkan teman-temannya mengambil minuman mereka sendiri. "yang bener lo pada belajarnya," pesan Rafa melangkah kembali ke tempatnya.

"Iya bos, siap. Enak banget jir jadi lo mah ga usah les lagi!"

"Ya gue juga belajar anjir," dalih Rafa. "sama Alya," sambungnya lagi dengan senyum manis yang tercetak jelas

Cibiran protes terdengar. "Najis banget ga sih Rafa sekarang."

"Lo kalau panas bilang gue, Arkan."

Tangan Gusti menaruh kembali gelas di atas meja. "Tapi Arkan udah baikan anjir sama Salma," kata Gusti mulai gibah.

Rio menoleh kepo. "Gada angin gada hujan???"

Arkan tersenyum malu-malu. "Walaupun gada angin gada hujan, kan ada Arkan." Kedua tangannya menopang dagu, menatap para sahabatnya dengan pandangan menjijikan.

Rafa tak tahan untuk menyentil kaki Arkan. "Serius nanya."

Senyum miring Gusti terlihat jelas, tiba-tiba memihak Arkan untuk membuat aliansi. Matanya juga menyipit, mengisyaratkan Ethan untuk tetap diam dan tutup mulut akan kejadian dua hari yang lalu saat mereka masih di Anyer.

ARKANWhere stories live. Discover now