È r s h í y ī

898 205 9
                                    

Junkyu pusing. Suara Mashiho memekakan telinga, kalau gak inget temen, mungkin mulut Mashiho udah disumpel tanah liat. Seriusan... suaranya menggelegar sekali.

Yoshi melirik Junkyu yang melaju secepat ninja. "Tinggal berapa lagi?"

"Gak tahu, sekitar 10. Yang mati terlalu banyak..."

Yoshi menghela napasnya, ia membiarkan Junkyu berlalu dan fokus menyerang para monyet dukun yang semakin liar.

Pertama-tama, Yoshi naik ke pohon menggunakan anginnya, sehabis itu angin ia buat untuk mempermainkan para monyet dukun. Banyak yang terpental, jatuh dan mati, atau banyak juga yang terluka parah.

"Woi anjir ini gimana?! Peluru gue habis!"

Ini si Yedam lagi teriak-teriak pakai falseto.

"Ya diisi, ribet amat!" balas Jihoon tak kalah kencang.

"Gak bisa, habis!"

"Kok bisa, lo makan apa gimana?!"

"Gaklah bego, gue telen! Ya kali, gue melesat terus ini tembakannya!"

"Aduh, bodoh!"

"Ambil panah cepet, gak keburu." Mashiho tiba-tiba datang, rupanya pelurunya juga habis. Pemuda itu kemudian mengambil anak panah sebanyak-banyaknya dan berlari menjauhi Jihoon dan Yedam.

Ia menghampiri Jaehyuk.

Mendekati Jaehyuk, Mashiho menembak para monyet dukun dengan baik, tak ada satupun yang meleset.

Jaehyuk berdecak kagum, tapi gak jadi setelah denger apa yang Mashiho omongin setelahnya...

"Monyetnya mirip elo ya, Jae!"

Wajah datar Jaehyuk terlihat, pemuda itu mencebikkan bibirnya kesal. "Beda lah gila, gue udah setampan Amar Joni dia sejelek pantat kadal."

"Amar Joni siapa blegug sia!"

"Accio!"

"Anjir, manggil gue elo?!"

Jaehyuk mengabaikan Mashiho, tangannya ia arahkan membentang ke sebelah kanan dan...

HAP!

Dapat!

Kali ini gantian Mashiho yang berdecak kagum, sebuah sapu terbang baru saja melewati dirinya!

"Kasih gue pedang, cepetan!" ucap Jaehyuk, Mashiho melongo.

"Aduh cepetan kingkong!"

"Anjim, ya ambil sendirilah! Itu ada di tempat Yedam sama Kak Jihoon!"

"Kejauhan, minta satu panah lo aja deh—"

"Kak Jae!"

Jaehyuk beralih, Junghwan dalam wujud serigala membawakannya pedang, ia taruh di tanah begitu saja sebelum akhirnya pergi kembali bertarung.

"Nah, werewolf pinter," gumam Jaehyuk lalu mulai terbang menggunakan sapu terbangnya. Pemuda itu terbang dengan lihai, ia kemudian mengarahkan pedangnya ke setiap monyet dukun yang ia lewati. Semua kepala monyet itu dipenggal.

Mashiho yang ditinggal mencibir. Emang anying, disamperin malah ditinggal.

"Dam... lo bener-bener manusia ya?"

Yedam melirik sinis Jihoon sembari sibuk memanah, Jihoon memandangnya aneh.

"Bisa-bisanya dari sepuluh panahan yang berhasil kena cuman dua," heran Jihoon. Yedam mendengus, kan sudah ia bilang ia tak pernah bertarung sebelumnya...

Little World | Treasure ✔Where stories live. Discover now