Yoonbin menatap alat di depannya dengan marah, sedangkan Pak Ken dan para tentara yang hendak memeriksa hanya menatap Yoonbin datar.
Junkyu yang ada di balik tirai jendela meringis, astaga sehabis ini riwayat mereka akan tamat...
"Jaga bahasanya, Ha Yoonbin!" sentak Pak Ken dengan kaca mata di atas kepalanya.
"Selama ini saya gak ngelakuin apa-apa, ngapain juga saya ikutan dicek?!"
"Kalau kamu memang gak ngelakuin apa-apa, dan bukan apa-apa. Cek aja dong, biar gampang dan kita semua damai," balas Pak Ken bersidekap dada. "Gak takut kan?"
Ini kalau bisa Yoonbin udah banting Pak Ken dan para tentara ke hutan belakang sekolah. Mana Yoonbin belum nemuin si peramal yang dimaksud Haruto.
ARGHHHH!
Rasanya Yoonbin pingin nenggelemin diri aja.
"Sebelum itu saya bawa rantai perak," ucap Pak Ken minta dihajar. Yoonbin melotot. "Buat apa?!"
"Kalau kamu lolos, berarti kamu bukan werewolf. Saya akan coba tes yang lainnya, seperti... bawang putih mungkin?" balas Pak Ken dengan senyum penuh kemenangan.
"Saya merasa kamu punya aura, Ha Yoonbin. Dan kalau kamu memang bukan, buktikan saja pada saya bahwa saya salah."
"Say—"
"Hari ini semua murid akan diperiksa tanpa terkecuali. Jangan membantah dan turuti saja maka semuanya akan cepat selesai."
Yoonbin menggeram, ia menutup matanya berusaha menahan emosi.
"Ha Yoonbin, ayo!"
Yoonbin tak bergerak, masih berusaha untuk mengendalikan diri, kalau tidak semuanya akan selesai, kaum Yoonbin akan tamat. Ah atau hanya Yoonbin yang tamat?
"Ha Yoonbin!"
Plak!
Yoonbin terpaksa membuka matanya saat ia merasakan tamparan di wajahnya. Mata hitam pemuda itu berubah menjadi biru, ia menatap bengis Pak Ken yang menatapnya terkejut.
Ngapain terkejut? Orang kau yang nampar! teriak batin Junkyu yang daritadi memperhatikan.
"K-kamu... benarkan dugaan saya!"
"Shh..."
"Cepat, segera amankan Ha Yoonbin!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
