Part 41 [ Yang kurindukan ]

112 25 4
                                    


>>>

"Apa benar nih ponsel udah pengen ganti tuan?" tanya Jaesang pelan sambil menatap ponselnya yang tak kunjung kembali seperti semula itu.

"Yakali gue harus ganti ponsel. Ini ponsel pertama gue. Gue udah enam tahun pegang nih ponsel. Gue bukannya gak punya uang, tabungan gue bisa dibilang tebel sih. Cuma gue gak pengen ganti ponsel. Haaaah." ucap Jaesang dengan helaan nafas kesal di akhir ucapannya dan Jaesang pun beranjak sambil meletakkan ponselnya itu di atas ranjangnya.

Jaesang pun mengambil gitar miliknya dan berkata pelan,

"Sebaiknya gue pergi ke taman itu lagi deh."

Tanpa pamit kepada kedua orang tuanya, Jaesang pun pergi menuju taman yang tak jauh dari rumahnya itu.

Kedua orang tua Jaesang masih berbincang saat itu di ruang tamu dan tak menyadari jika Jaesang sudah keluar dari rumahnya.

"Gimana kalau anak kita gila Pa? Eomma gak mau kalau anak kita gila hanya karena cewek." ucap Eomma Han dengan begitu khawatirnya.

"Iyasih. Appa juga gak mau punya anak gila Ma." jawab Appa Han sambil mengusap wajahnya dan Eomma Han pun bertanya,

"Oh iya Pa. Kita dulu jadiannya karena apa ya? Siapa tahu bisa jadi solusi buat Jaesang nanti. Mungkin ya bisa niru jalan cerita kita gitu. Terinspirasi gitu lah."

"Eum... Kita kan dijodohin Ma." jawab Appa Han sambil sedikit mengerutkan dahinya.

"Aaah iya. Gimana kalau kita jodohin aja si Jaesang Pa? Siapa tahu gamonnya jadi hilang." tawar Eomma dengan senyuman merekahnya.

"Oh iya juga ya. Anak temen Appa banyak yang cantik loh Ma. Cocoklah sama si Jaesang." jawab Appa Han dengan senyumannya juga dan Eomma Han langsung membulatkan matanya sambil bertanya,

"Boleh tuh. Anak siapa yang paling cantik Pa? Kita pilihin yang paling cantik untuk anak kita."

"Anak Tuan Jeon sih. Dia cantik banget Ma." jawab Appa Han dan Eomma Han langsung mengerutkan sambil berkata,

"Jangan lah. Si Jeon mantan gebetan gue."

"Oh iya ya. Yaudah deh gak jadi. Nanti Eomma malah ninggalin Appa karena Jeon yang ganteng itu." ucap Appa Han sambil memonyongkan bibirnya dan Eomma Han pun kembali berkata,

"Tapi setelah dipikir-pikir, kita kan dijodohin nih..."

"Iya." jawab Appa Han sambil terus menatap Eomma Han dan Eomma Han pun melanjutkan ucapannya,

"Kita jadi sering tengkar ya. Karena gak ada rasa cinta. Sampe sekarang pun gitu. Itupun adanya Jaesang di dunia ini juga karena terpaksa."

Eomma Han pun memalingkan wajahnya pada akhir ucapannya dan Appa Han pun menunduk lesu sambil berkata,

"Eomma jujur banget ya. Malu tahu gak kalau di denger orang."

"Tenang Pa. Dirumah ini gak ada orang. Kita kan bukan orang." ucap Eomma Han sambil mengambil majalah dan mulai membacanya.

Appa Han hanya bisa membulatkan matanya sejenak dan setelah itu, Appa Han pun mengotak-atik laptopnya da tidak ada lagi pembicaraan diantara kedua orang tua Jaesang setelah itu.

•••*•••

"Apa gue ngamen aja ya buat beli ponsel baru?" ucap Jaesang disertai helaan nafas kesal sambil berjalan menuju taman dan sesampainya di taman tersebut, Jaesang pun duduk di salah satu bangku taman sambil berkata,

"Gue gak mau congkel congkel celengan ayam gue cuma buat beli ponsel." ucapnya kembali sambil mengusap wajahnya dan ia pun mulai memetik senar gitarnya.

Peka Dong!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang