40

49 4 0
                                    

Akhir-akhir ini aku menyadari Kei sering sekali teralih, dia sibuk dan jarang sekali terlihat di rumah. Berangkat pagi dan kadang tidak pulang sampai telat malam. Lebih mengejutkan lagi saat aku menerima konfirmasi berita dari Sarah kalau Kei menginginkan pensiun dini dari karier footballnya. Apa yang berubah? Ku kira ia sangat menyukai reputasinya, ia juga tidak sedang jatuh, semua orang masih mengidam-idamkannya, malahan ia sedang naik daun! Sarah memberi tahu ku Nike mengejarnya untuk tawaran endorsing. Apa ia merasa kurang dengan pendapatannya? Orang macam apa yang merasa tidak cukup dengan gaji pokok 20 juta dollar per tahun? Apa yang salah dengan dia?!

Lalu pada suatu hari, dia berhenti sepenuhnya. Setelah 2 bulan full sibuk, semuanya berhenti. Tidak ada lagi berangkat pagi pulang tengah malam, tidak ada lagi kesibukan, hanya dirinya yang menghabiskan waktu di rumah dan kembali ke dirinya yang semula. Oh, dan dia juga menyangkal saat aku bertanya apa benar ia akan berhenti di dunia olahraga, ia berkata dan ku kutip 'itu hanya lelucon karena 'Martin is such a bitch'', okay, tidak bisa bilang itu salah, Sarah memang kadang-kadang menyebalkan. Sangat menyebalkan.

"Kenapa tidak ganti agent saja kalau dia memang 'such a bitch'?" ucapku menekankan 3 kata terakhir

"Menemukan agent baru tidak semudah yang kau pikirkan," balasnya santai

"Kalau begitu kenapa kau pilih dia diawalnya? Tidakkah kau tahu wanita itu memang ditakdirkan untuk seperti itu?" balasku mengkritik sekaligus ingin tahu

"Aku tidak memilihnya, saat ayahnya pensiun, ia mengambil alih semua kliennya," balas Kei tak tertarik, "hanya karena dia cukup berani mengambil resiko saja makanya aku tidak berganti saat itu juga," lanjutnya, "oh, itu juga karena dia cerdas," tambahnya santai

"Apa itu sebelum atau sesudah pernikahannya?" entah kenapa, Sarah tidak mau memberi tahu ku kapan ia menikah

"Setelah," balasnya "tidakkah kau memiliki sesuatu untuk dikerjakan?" lanjutnya menatap ku mengusir

"Tidak," balas ku menggeleng, mendudukkan diri di sisinya

"Itu pertama kalinya," balasnya tak percaya

Aku ikut menonton film apapun yang saat ini sedang Kei saksikan. Lalu tiba-tiba ia mengambil remote dan mem-pause filmnya, membuat ku menoleh padanya bingung, "aku ada pertanyaan untuk mu," ucapnya tiba-tiba

"Apa?" balas ku tertarik

"Jika saat ini kau tidak menikah dengan ku, di mana kau saat ini?" tanyanya datar

"Kemungkinan menikah dengan orang lain," balas ku setelah berpikir beberapa detik, "tapi masih dengan karier yang sama," lanjut ku, "bagaimana dengan mu? Tetap single dan tidak memiliki hubungan yang pasti?" tambah ku dan Kei mengangkat bahunya

"Tidak tahu," ia mengangkat bahunya, "aku suka posisi ku saat ini," lanjutnya datar, "lagipula, aku tidak suka berandai-andai."

Siapa yang tidak suka berandai-andai? Tidak pernah kah ia memikirkan kata 'what if...'? Tidakkah ia punya penyesalan? Sungguh, pria yang ku nikahkan ternyata sebagian dirinya adalah orang aneh!

Aku membiarkan menit berlalu tak berguna, menatap televisi yang menayangkan film yang tidak begitu menarik perhatian ku, dan membuat ku bertanya, kenapa aku masih duduk di sini? Sungguh aku tidak tahu. Mungkin karena aku merindukan kehadiran Kei? Aku sudah lama tidak melihatnya, seperti yang aku ku katakan sebelumnya, rumah ini terasa mati tanpa Kei, terutama di akhir minggu.

Setelah film selesai, Kei berdiri meninggalkan sofa. Apa aku membuatnya menjadi tak nyaman? Sepertinya memang benar Kei yang kemarin berubah menjadi lebih serius, dia mulai seperti ini setelah tahun baru, seperti ada saklar yang ia matikan dan saat ia memulai tahunnya lupa dinyalakan kembali. Aku tidak menyukainya.

Love Me Not.Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora