Aku sudah mengatakan adegan ini memiliki waktu yang spesifik. Walaupun aku membenci mengingatnya, tapi aku akan selalu ingat kalau pada hari ini, aku berhasil membebaskan diri dari iblis pedofil ini. Kau lihat, walaupun aku memang memiliki semacam obat bius di dalam tubuhku, tapi sepertinya Riki cukup bodoh untuk mengerti biologi. Aku sudah menghilang hampir 1 tahun, dan dalam jangka waktu itu, aku tahu tubuh ku sudah mulai terbiasa dengan obat tersebut, seperti pecandu kau tahu, tapi sepertinya Riki tidak tahu itu, ia tetap memberiku dosis yang sama. Jadi pada saat ini tiba, aku hampir tidak terbius sama sekali, aku hanya berpura-pura, aku hanya harus ikut bermain di pertunjukan Riki sebelum aku bisa memulai melakukan pertunjukan ku sendiri.

Setelah ia selesai melakukan tindakan tidak patut dengan 'mainan' favoritnya, ia melepaskan tali yang ia gunakan untuk mengikat kaki ku lalu tangan ku, dan itulah saat tiba-tiba aku mendapatkan kekuatan yang tidak pernah aku tahu aku miliki, mungkin berasal dari dendam tertanam atau sesuatu? Bisa jadi. Intinya, aku mendorong Riki sekuat mungkin ke dinding batu di belakangnya, membuatnya pingsan dan mungkin berdarah aku tidak tahu, memberikannya beberapa penyerangan sebelum aku berlari sekencang mungkin keluar dari tempat Riki menyembunyikan ku hampir 1 tahun belakangan itu. Aku bebas. Akhirnya. Lalu aku terbangun.

Aku tidak butuh bermimpi untuk tahu apa yang terjadi selanjutnya, memori itu kurang-lebih tertanam di tempat yang sangat mudah untuk diingat kembali, aku tidak bisa membuatnya pergi lebih jauh lagi. Ingatan itu akan terus ada di sana selama aku hidup, beban yang akan terus ku bawa selama aku masih menjejak di dunia ini. Sekarang cerita ku sudah terbongkar, jadi kurasa, aku tidak sesuci yang aku tunjukan, huh? Seseorang sudah melecehkan ku, secara nyata dan mendalam, tapi setidaknya ia masih membiarkan hal tersuci dari diriku tetap utuh. Itu satu hal baik dari sejuta keburukan, bukan?

"Kenapa kau menangis?" aku menangis? Sial, tidak di hadapan Kei, "tidak perlu di jawab kalau kau keberatan," lanjutnya

"Ya, aku keberatan untuk menjawab," balasku meneguk teh ku

"Pasti parah, aku tidak pernah melihat mu menangis," ucapnya

"Tidak perlu dibahas lagi," balas ku menatapnya serius, atau seserius yang seseorang habis menangis bisa tunjukkan setidaknya, "aku harus berangkat," gumamku berdiri dari kursi sarapan menuju pintu depan

"Jangan membentak," cegahnya menyentuh tangan ku, tapi secepat sentuhannya mendarat, sentuhan itu kembali ditarik, "tapi apa semalam kau tidur baik-baik saja?" tanya Kei hati-hati

"Tentu saja, kenapa kau pikir tidak?" balas ku berusaha santai

"Hati-hati di jalan," ucapnya mengangguk lalu berbalik pergi

Setelah aku mulai menyibukan diri pada pekerjaan ku, aku sudah melupakan apa yang terjadi semalam, semuanya digantikan oleh hal yang menyenangkan, teman sekantor, Mia, lelucon Trent, Sarah yang tiba-tiba muncul dan mengajak ku pergi trip tiba-tiba bersama Mia, sudah bisa ditebak yang terakhir tentu saja akan menjadi yang paling menyenangkan, dia pada dasarnya menculik ku dan Mia langsung dari kantor.

Dibutuhkan 2,5 jam untuk sampai di mana pun tujuan kita, dan selama perjalanan, kita tidak melakukan apapun selain tertawa dan bergosip seperti jaman dulu kita kuliah, sungguh menyenangkan. Sarah menceritakan banyak cerita menarik, lebih menarik lagi saat ia menceritakan tentang pernikahannya yang sungguh rahasia ini. Ternyata, ia tidak menikah karena cinta, mereka menikah karena perjodohan konyol orang tuanya, itu dia kenapa ia menghilang begitu saja tanpa kabar sampai sekarang. Ternyata selama ini ia diasingkan oleh keluarganya dan keluarga si suami untuk membuat hubungan, dan katanya itu sungguh bekerja setelah 1,5 tahun tinggal bersama dan harus bergantung dengan satu sama lain, mereka mulai merasakan sesuatu, dan saat ini, dia sudah melupakan bagaimana dirinya menolak perjodohan konyol orang tuanya

Love Me Not.Where stories live. Discover now