Kenapa dunia ini dipenuhi dengan banyak pria muda yang memiliki kesan bangga kalau ia itu seorang 'ladies man'? Tidak adakah pria sopan lagi di dunia ini? Mungkin yang seperti itu antara sudah meninggal atau sudah diambil orang. Sayangnya, aku tidak beruntung dengan mendapatkan salah satunya.

Jika aku tidak sangat membutuhkan kasus ini, aku sekarang sudah mentransfernya ke orang lain setelah bertemu dengan sang klien. Aku tidak tahan dengan pria angkuh, mereka secara harfiah membuatku merasa gila—dalam cara yang tidak nyaman tentunya, bukan suka—dan itu berarti ketidakprofesionalan akan terjadi suatu saat, hal terakhir dari yang terakhir untuk ku harapkan terjadi saat aku memiliki berbagai macam skala prioritas.

Setelah pertemuan pertama yang ku rasa tidak berjalan begitu baik, aku meminta paralegal untuk selalu hadir di setiap pertemuan kita sebelum sidang pertama. Aku tidak ingin ada semacam permainan dari klien ku, tidak ada lagi hal semacam itu, terakhir kali aku membiarkan hal itu terjadi, kau sudah tahu kemana hal itu membawa ku. Jadi saat tiba-tiba ia datang ke kantor tanpa perjanjian, aku tidak tahu apa yang tepatnya harus ku lakukan untuk tidak menemuinya. Aku tidak memiliki rencana kabur!

Hari ini adalah H-1 sidang pertama, dan kita sudah sepakat untuk tidak bertemu lagi sampai di pengadilan. Apa lagi yang kurang? Apa ada semacam bukti detik-detik terakhir yang dia ingin berikan kepada pengadilan?

Tapi seperti awal dugaan ku, ternyata itu bukan tujuan ia datang kemari. Kau mungkin sudah menebak apa tujuannya, mengingat banyak sekali yang entah kenapa melakukan itu pada ku dalam tahun ini dan beberapa bulan terakhir tahun kemarin.

"Kau memiliki sidang pelecehan seksual anak-anak besok dan kau ingin pergi kencan dengan ku malam ini. Apa itu yang kau katakan?" ucapku seolah berbicara pada anak TK

"Apa yang salah dari itu?" ucapnya menatap ku

"Uh, seluruhnya?" balasku berkomentar

"Ayolah, sebelum semuanya—"

"Apa? Berubah menjadi seluruhnya bisnis? Dikuasai oleh komenan dan desas-desus publik?" potong ku cepat "jika ini tidak menyangkut dengan urusan pengacara-klien, saya tidak akan pergi keluar dengan anda apalagi berkencan dengan anda," lanjutku santai, "sekarang saya harus mempersiapkan diri untuk sidang anda besok," tambah ku berbalik cepat

**

Kembali di rumah, aku baru ingat kalau aku hanya sendirian di rumah besar ini. Untuk 2 minggu kedepan, rumah ini hanya milik ku sendiri, Kei berangkat ke Seattle dengan team footballnya 2 hari lalu, mempercayai ku untuk menjaga rumahnya agar tetap seperti saat ia tinggalkan.

Aku tidak pernah dipercayakan siapapun untuk menjaga rumah, walaupun secara teknis aku memang tinggal di sini, tapi sungguh baik rasanya ada yang mempercayai ku dalam hal yang seperti ini. Tahun lalu, Kei melakukan ritual yang sama, hanya saja ia lebih mempercayakan Ryan untuk tugas itu dan aku mengungsi di tempat Mia. Tapi tahun ini, ia mempercayakan ku. Apa aku bisa melakukannya? Apa aku pantas diberikan kepercayaan? Ah, kenapa sepertinya aku mengambil kepercayaan ini terlalu berlebihan dari yang seharusnya?

Pada jam 1 pagi, entah kenapa seseorang menghubungi telepon rumah yang untuk mengangkat harus berjalan ke arah dapur dulu. Karena aku terlalu malas, aku membiarkannya masuk ke voicemail, sayangnya, si penelpon tidak meninggalkan pesan apapun, ia hanya meninggalkan suara gesekan yang sepertinya tidak direncanakan. Beberapa detik kemudian HP ku berbunyi. Bukan ponsel kantor, yang berarti personal. Saat ku baca caller IDnya, ternyata dari Kei

"Katakan padaku kalau ini semacam emergency," ucapku tajam

"Apa ini Ali?" ucap dari seberang

"Huh, jangan bilang ia diculik lagi," ucap ku malas setelah mendengar suara yang berbeda

Love Me Not.Where stories live. Discover now