"Shania di mana kalau begitu?" tanya ku curiga

"Kak, ini bukan SMP, beda jurusan ya beda jadwal," balasnya malas

"Fine. Terserah," ucapku menyerah dan pergi untuk melihat-lihat semua ruangan apartemen

Memang kalau dibandingkan dengan apartemen Kei, ini tidak ada apa-apanya, tapi tetap saja ini terlihat terlalu mahal untuk standar keluarga ku yang tidak bisa dibilang kaya raya. Balkon keren, kedua kamar mandinya dengan bathtub, 3 kamar yang cukup luas, dan dapur yang keren. Apa ayahku mendapatkan naik gaji drastis atau promosi besar? Apa-apaan ini?

Saat ibuku pulang sore itu, hal pertama yang ku lakukan adalah bertanya ada apa dengan perubahan apartemen secara drastis ini, dan jawaban ibuku adalah mereka mendapat rezeki tambahan dan sudah saatnya mereka pindah ketempat yang lebih besar. Okay, itu bagus kan? Aku yakin rezeki yang ibu ku maksud didapatkan dengan halal, bukan hasil korupsi. Aku percaya ayah ku bersih dan jujur.

**

Aku memutuskan untuk datang ke reuni sekolah. Saat aku sampai di lokasi, aku melihat hall telah dipenuhi oleh teman-teman angkatan ku dulu. Ada beberapa wajah yang masih ku ingat secara jelas, dan ada yang hanya secara samar-samar saja, sayanganya jika mereka tidak memakai name tag aku tidak akan mengetahui nama mereka. Kalau aku boleh jujur, sebenarnya aku hanya datang ke reunian ini karena ingin bertemu dengan teman lama seperti yang ku inginkan sebelumnya, hanya itu. Okay, mungkin juga ingin membuktikan kalau aku berhasil, dan melihat apakah para alumni sudah berubah. Selain itu, aku lebih memilih ke tempat lain dan melakukan sesuatu yang menarik.

Di meja pengambilan nametag, duduklah Farah dan sahabat tak terpisakannya Gwen, mereka bisa dibilang tidak begitu menyukai ku. Jadi saat aku sampai di hadapan mereka, aku sudah siap dengan komen apapun yang mereka akan lontarkan, dan jangan lupa, begitu juga dengan ku.

"Nama?" ucap Farah pura-pura tidak tahu.

10 tahun berlalu, dan ia masih sama, masih sangat menyebalkan. Tidak mungkin ia melupakan ku, tidak saat aku adalah musuh dan target utamanya

"Shakira Alice," balas ku santai

"Oh, kau terlihat berbeda, aku hampir tidak mengenali mu!" ucapnya tersenyum

"Benarkah? Tatapan penghinaan ini sama sekali tidak mengingatkan mu?" ucap ku menunjuk wajah ku, "biar ku coba tatapan ku-pikir-kau-menyebalkan," lanjut ku memberikan tatapan yang kurang lebih sama

"Wow, setelah selama ini, kau masih pecundang tak berkelas, sangat tidak mengejutkan!" ucapnya menyindir

"Oh, kelas jelas sekali masih menjadi acuan utama mu," ucapku melihat kencan yang dibawanya, pria yang jelas hanya mengincar satu hal darinya dan kau tahu apa hal itu.

"Aku terkejut melihat mu datang, Ali," ucapnya memberikan nametag ku

"Oh ya? Aku tahu kau bakal ada disini," ucapku menerima nametag, "jujur padaku, kau telah duduk di sana sejak kelulusan, bukan?" tantangku jahil dan Farah mencoba untuk tertawa dan gagal. Suck it, bitch!

Semakin ke dalam aku berjalan, semakin banyak orang-orang yang ku kenal. Tora, pria yang selalu dalam masalah, sekarang sudah menikah dengan 1 anak, bagus untuknya! Yuta, gadis yang selalu dibully karena berkaca mata dan berdada rata, sekarang berubah menjadi wanita cantik, luar biasa! Dylan, sang artis blasteran yang menjadi pujaan hati setara lebih tinggi sedikit dari Greyr, sekarang masih tetap tampan dan terkenal secara internasional, sayangnya masih patah hati. Jasmine, gadis ramah dengan kesempurnaan hampir seluruhnya, masih tetap sama. Apa aku sudah mengatakan dia juga kebetulan sahabat SMA ku? Dan banyak lagi.

Love Me Not.Where stories live. Discover now