"Silahkan kembali ke kehidupan sibuk dan membosankan mu menjadi pengacara, kak" ucap Brody tertawa pelan, "sampai kan salam ku pada Kei."

"Dari ku juga!" tambah shania "bye, kak!" dan sambungan terputus.

Kenapa Kei harus menghipnotis keluarga ku untuk menyukainya? Huh, menyebalkan.

Aku kembali keluar kamar dan menemukan Kei dan siapapun wanita berambut pirang itu sedang berpelukkan di tengah ruangan dengan mesranya. Siapa dia? Dan mengapa dia begitu mesra dengan Kei?

"Tidak perlu merasa terganggu, aku tidak ada disini," ucap ku saat menyebrangi ruangan menuju dapur

"Ali, kapan kau pulang?" panggil Kei menarik tanganku

"Saat kau masih di belakang melakukan entah apa," balasku santai

"Oh," ucap Kei

"Hi, Eleanore," ucap si pirang mengulurkan tangannya

"Hi, jadi kau jago apa? Biar ku tebak, bisnis, bukan. Pelukis mungkin? Oh, aku tahu, seks!" ucap ku penuh dengan sarkasme

"Dia galak," gumam Eleanore pada Kei, lalu tersenyum padaku, "kau benar, seks. Aku therapist, sex therapist tepatnya," ucap Eleanore santai

"Wow, sungguh mengejutkan!" aku tidak percaya, jujur saja

"Aku pulang saja," ucapnya mengulum tawa, "Kellen, selalu senang bisa melihat mu lagi di tengah kesibukan mu," ucap Eleanore merentangkan tangan untuk memeluk Kei, "kau juga, Ali, sampai bertemu lagi," lanjutnya menatapku santai lalu pergi

Kei mengikuti Eleanore menuju pintu, mengantarkannya keluar dan aku diam-diam mengikuti mereka, memata-matai melalui jendela. Sebuah Bentley hitam dengan supir datang menjemput Eleanore. Eleanore wanita beruang lainnya ternyata. Setelah aku melihat mobil tersebut berjalan keluar pelataran rumah, aku langsung berjalan pergi sebelum Kei menangkap basah diriku mata-matai.

Aku mendengar suara pintu dibanting dari depan, menandakan Kei telah kembali ke dalam rumah, dan dari caranya membanting pintu, aku ada perasaan Kei sedang marah atau sesuatu.

"Sialan, Ali!" ucap Kei berderap ke arah ku, "apa yang kau pikirkan berbicara seperti itu?!"

"Sex therapist? Kau serius? Tidak ada yang lebih konyol?" ucap ku tertawa pelan

"Pertama, itu bukan kebohongan, Eleanore memang itu, sejak 10 tahun lalu," ucapnya ketus, "dan kedua, kau masih belum menjawab ku,"

"Kau tahu, Eleanore bukan yang pertama aku lihat," ucapku memberi tahu

"Oh, Ali, senang mengetahuinya," tiba-tiba untuk entah alasan apa, Kei tersenyum senang, kenapa dia tersenyum?

"Kenapa kau tersenyum? Mengetahui apa?" ucap ku bingung

"Senang mengetahui kau masih memiliki kecemburan," ucapnya menyeringai bodoh

"Tidak dengan mu," gumam ku, "hapus seringai bodoh mu itu!"

"Akui saja, Ali," ia melangkah mendekat, "aku tidak akan mengadili kalau memang itu benar," bujuk Kei santai

"Tidak ada yang perlu diakui, karena kau itu delusional!" elak ku lalu berjalan pergi.

Apa betul aku memang cemburu? Tapi untuk apa? Tidak sekeren wanita-wanita itu? Tidak seberpengalaman wanita-wanita itu? Tidak semenarik wanita-wanita itu? Kenapa aku harus cemburu? Setiap orang berbeda, tidak ada yang sempurna. Jadi mengapa aku harus cemburu?

Malam itu, aku memiliki mimpi yang sudah kurang lebih 10 tahun tidak ku impikan, aku memimpikan seorang pria, ralat, tidak hanya seorang pria, kali ini aku memimpikan Kei. Aku akan berbicara blak-blakan saja sekarang. Kei dalam mimpiku terlihat begitu tampan dan seksi, juga, dia begitu sopan dan bertingkah seperti layaknya gentleman. Dirinya berdiri di sebrang ruangan dengan jas hitam yang terlihat tailor made. Ia memberikan senyum 1 juta dollarnya pada siapapun yang menyapanya, menjabat tangan-tangan yang diulurkan padanya, mencium tangan para wanita seperti seorang bangsawan. Rambutnya ditata begitu sempurna, dan itulah yang membuatnya begitu menarik. Di sisinya berdiri seorang wanita, dia berwajah seperti ku, namun dia bukan diriku. Aku tahu karena aku ada di tempat yang berbeda dengannya, selain itu, rambut wanita itu berwarna coklat terang, kulitnya lebih terang dari kulit ku, dan yang lebih mencoloknya, warna mata wanita itu, alih-alih coklat gelap, warna mata wanita itu biru laut. Wanita itu mengatakan sesuatu pada Kei sebelum ia berjalan pergi dan memesan minum. Satu tanda lagi kalau wanita itu bukan diriku. Kenapa aku bermimpi hal ini?

Love Me Not.Where stories live. Discover now