"Aku tahu kau pengacara sibuk, jadi aku tidak akan menahan mu, lakukan bisnis mu."

Setelah aku melihatnya mengangguk, aku berdiri dari kursi ku dan berjalan pergi. Hal kecil yang ia tidak ketahui adalah seseorang yang akan aku hubungi adalah istrinya. Setidaknya untuk saat ini.

Sudah jelas mengapa aku menghubungi Alexa. Jelas apa yang terjadi saat ini sungguh tidak etis untuk seseorang yang secara teknis bekerja untuk pihak istri lalu disaat yang sama ia makan siang dengan suami orang itu. Walaupun mereka akan bercerai, tapi saat ini mereka masih menikah, dan aku harus memberitahunya agar aku tidak di anggap berkhianat dan bermuka dua. Intinya aku mencari aman.

Sebelum aku kembali ke meja, aku menghampiri meja kasir, meminta bill ku dan Greyr dipisah, dan langsung membayar tagihannya. Aku tidak mau membayari makan Greyr dan aku juga tidak mau ia membayari makan ku. Itu terasa seperti sebuah kencan, dan aku tidak mau ini, apapun ini sebenarnya, terasa seperti sebuah kencan, jadi aku pilih saja jalan tersebut. Mudah bukan? Tanpa ribut-ribut ataupun kesusahan.

Pada saat kita sama-sama telah menghabiskan steak kami, Greyr meminta bill pada pelayan, melihat diriku yang tidak berusaha mengambil alih pembayaran atau mencari dompet dalam tas ku, Greyr mengeluarkan dompetnya dan menyiapkan kartu kreditnya, lalu mengetuk-ngetukkannya di meja seolah memamerkan kartu platinumnya. Aku kena saran, apakah ia sedang mencoba membuatku terkesan? Bukan bermaksud untuk sombong atau apa, tapi aku memiliki Visa Black Card dalam dompetku, kartu platinumnya terkesan 'nothing' asal tahu saja.

Saat bill datang, Greyr bahkan tidak melihat apa isi bill tersebut dan langsung memberikan kartunya. Wow, Greyr benar-benar terlalu percaya diri, dan kepercayaan diri miliknya adalah yang buruk. Sungguh benar takdir tidak membawa ku berakhir dengannya. Terima kasih banyak takdir.

Keluar dari meat me, aku berusaha meninggalkan Greyr, tapi ia tidak mengerti kode-kode yang jelas sudah ku tunjukan. Aku bukan orang yang blak-blakan, kecuali mungkin di pengadilan saat aku berbicara depan juri, tapi didunia selain pengadilan, aku bukan jenis yang seperti itu, aku selalu merasa tidak enak setiap saat aku melakukan hal tersebut diluar pengadilan, ku akui, bahkan saat aku melakukan hal tersebut pada Kei aku pun masih tetap merasa tidak enak. Jadi aku tidak punya banyak pilihan selain bicara terus terang kalau aku memiliki urusan yang membutuhkan sendiri tanpa ada dirinya membuntuti ku. Dan lucu nya, aku tidak merasa apapun, kau percaya itu?

**

Alexa kurang lebih sangat meringankan tugas ku, dia benar-benar mengambil tugas pengacara secara harfiah, mewakilinya di pengadilan. Dan sekarang disinilah aku tanpa pekerjaan karena semua sudah Alexa lakukan.

Sungguh harus ku akui, setelah aku mengenal wanita itu lebih lama, aku bisa dikatakan terkejut ternyata dia tidak seperti yang ku kira, jauh dari yang kukira bahkan. Jujur, di awal aku mengira dia hanya semacam wanita yang menggantung pada suami dan tidak bisa apa-apa, dan sekarang, aku menemukan ia lebih mandiri daripada siapapun.

Oh, hal lain, membicarakan pengadilan, aku bingung mengapa surat panggilan pengadilan sampai sekarang belum datang, saat ini sudah hampir 3 minggu berlalu sejak pengajuan awal. Aku tidak bisa mendapat waktu lebih dari 2 bulan, jatah ku hanya 2 bulan. Tidak bisakah dipercepat proses panggilannya? Bukan aku ingin memburu-buru dan asal kerja yang penting dapat uang, aku malah kalau bisa melakukannya yang terbaik, karena itu aku perlu banyak waktu. Jadi saat Alexa menghubungiku dan mengabarkan ia sudah mendapatkan surat panggilan, aku berteriak bersyukur dalam hati. Akhirnya satu proses lainnya berjalan.

Saat aku tiba di pengadilan 2 hari setelahnya, tentu saja aku datang bersama Alexa, aku bahkan menemaninya mengambil nomer antrian sidang. Kami sama-sama menuju ruang tunggu dan menunggu nomernya dipanggil. Kami menadapatkan nomer 16, dan sekarang baru nomer 10, jadi haruslah kita menunggu.

"Pak Alexander, terima kasih telah bersedia datang," ucapku saat melihat Greyr memasuki ruang tunggu

"Uh, Ali, apa yang kau lakukan disini?" ucapnya menatap ku bingung. Yeah! Ali 1, Greyr 0

"Oh, sudah ku duga kau tidak membaca teliti berkasnya," ucap Alexa tersenyum menatap Greyr, "Ali akan mewakili ku."

"Apa kau tahu kita baru saja makan siang bersama 5 hari lalu?" tanya Greyr pada Alexa, mencoba memanas-manasi istrinya

"Sialan kau, wanita muka dua!" ucap Alexa histeris setelah menghadap ku dan aku bisa melihat Greyr yang merasa menang, "oh, simpan saja rasa kemenangan bodoh mu itu, tentu saja aku tahu!" lanjutnya santai dan memberinya senyum yang bisa membuatku mengamuk kalau ada di posisi Greyr

"Saya sudah memberi tahunya," tambah ku

Saat ini, Greyr bukan teman SMA ku, dia adalah lawan yang harus dikalahkan. Jadi maafkan aku kalau aku sedikit terlalu jahat.

"Alexa, aku sarankan kau tidak berbicara lagi dengannya sampai saat yang diperlukan," ucapku menatap Alexa

"Ali, mengapa kau berada dipihak lawan ku? Kau ada di tim ku, kau selalu di tim ku!" ucap Greyr duduk di depan ku dengan wajah tak percaya

"Pak Alexander, anda sungguh delusional," ucap ku sambil tersenyum simpul, lalu mengalihkan pandangan, "oh, lihat, nomer kita dipanggil!" lanjut cepat, memotong saat Greyr akan membalasku, "apa anda membawa perwakilan, Pak Alexander?" Tanyaku menoleh kiri-kanan

"Aku tidak yakin aku memerlukannya," balasnya sinis

"Hon, percayalah, kau akan membutuhkannya," ucap Alexa yakin

Love Me Not.Where stories live. Discover now