"Aku dengar dari Seulhee kalau Ayah sedang menjalani hubungan serius dengan sekretarisnya."

"Fuck! Really?! Darimana dia ta—"

"Kau tau 'kan, dunia memang sesempit itu. Sekretaris Ayah adalah adik dari Ibu Seulhee, Shin."

"Mengerikan."

"Ya," Jiyeon memolesi bibirnya dengan lip balm dan meratakannya dengan beberapakali mengatupkan bibir, ia lantas meraih kunci mobil di atas meja rias dan mengambil ponselnya. Berujar lagi, "Aku ingin istirahat sekarang. Sampai ketemu lagi."

"Oh, benarkah? Ya sudah kalau begitu. Jangan lupa makan, ya."

"Mm, aku tutup."

Panggilan di putus cepat oleh Jiyeon. Sial. Sebetulnya Jiyeon ingin menanyakan perihal tentang perilaku Jungkook yang kelewat janggal tadi malam.

Bagaimana dengan tingkahnya yang begitu mendadak meminta Jiyeon untuk melepaskan birahinya. Lantas, apa yang membuat Jungkook demikian?

Pun Jiyeon tidak sempat menanyakan hal itu di sambungan tadinya. Ah, rasanya tidak etis sekali. Memang seharusnya ia tanyakan saat berjumpa nanti di kantor.

***

"Waw. Dunia memang sempit, ya."

Ekspresi Choi Taehyung saat ini tampak sangat menyebalkan di mata Jiyeon. Pria itu berdiri pongah di depannya dengan kedua tangan yang sengaja ia masukkan ke dalam pocket celana dasar yang ia kenakan. Lalu Jiyeon tidak sengaja menjumpai dua kancing bagian atas kemejanya dibiarkan terbuka begitu saja hingga mempertontonkan seperempat bagian dada bidang porselen yang pria Choi itu miliki.

Dan Taehyung datang bersama Seulhee?!

"Membeli apa, Ji?" Seulhee, perempuan Ahn dengan surai ikal pirang itu bertanya setelah keluar dari supermarket seraya menenteng belanjaannya.

Ah, mereka benar-benar dipertemukan oleh keadaan yang terjadi diluar dugaan.

"Aku berencana mampir untuk membeli beberapa snack sebelum ke kantor Jungkook," ujar Jiyeon. Tatapan matanya menghunus Choi Taehyung yang saat ini sedang menjilati bibir bawah bervolume miliknya. Apa-apaan itu?!

"Uw, mengunjungi Jungkook, hm?" Senyum miring Seulhee terpatri apik dengan isyarat menggoda.

"Siapa Jungkook?"

"Bukan urusanmu!" tukas Jiyeon cepat dalam merespons pertanyaan Taehyung barusan. Perempuan itu memberikan tatapan tajam dengan sepasang alis yang menukik pada figur Taehyung sebelum berujar dengan aksen kesal, "Omong-omong, Seulhee, siapa dia?! Kenapa aku melihatmu bersamanya hari ini?"

"Ugh, ini cerita yang sedikit rumit," tukas Seulhee sambil menatap Taehyung lewat ekor matanya. "Tapi intinya, Taehyung adalah teman Kakakku. Dia sekarang mengantarkan ku membeli makanan untuk Kak Seokjin."

Teman Ahn Seokjin, Kakaknya Seulhee? Waw.

Semesta memang sedang berencana untuk mempermainkan entitasnya. Pun Jiyeon tidak dapat menyembunyikan ekspresi keterkejutan diselingi penuh teror dalam garis wajah rupawan itu.

Benar, dunia memang tidak seluas yang ia duga. Dan ini katanya yang 'sederhana'?! Omong kosong!

"Kak Seokjin sudah kembali?" tanyanya. Ia pun mencoba apatis dengan kelakuan Choi Taehyung yang sengaja mencoba menarik perhatian.

Seperti mengusap dagu beberapa kali seraya menatap lamat tubuh Jiyeon dari atas hingga ke bawah. Sungguh lancang sekali. Perempuan itu merasa tengah ditelanjangi oleh tatapannya yang gelap.

Abaikan, Ji. Abaikan saja. Semakin diladeni, maka tingkahnya juga akan semakin menjadi.

"Ya, kemarin," jawab Seulhee. Gadis Ahn itu menyelipkan anak rambutnya yang beterbangan, lalu berungkap, "Dia sudah selesai dengan kuliah bisnisnya di California. Dan sekarang dengan seenaknya saja menyuruhku membelikan makanan bersama Taehyung," katanya sambil menunjuk Taehyung lewat gerakan kepala.

Jiyeon lantas mengangguk mengerti. Mengulum bibir sejemang, sebelum bertanya lagi, "Kalian sudah kenal?"

"Yah ... kenal begitu-begitu saja karena Taehyung sempat datang ke rumah mengunjungi Kak Seokjin waktu itu," tutur Seulhee sambil mengedikkan bahu.

"Oh, begitu rupanya."

"Dan kau sendiri, Ji ... kenapa bisa kenal dengan Taehyung?" Seulhee lantas menunjuk Jiyeon seraya melemparkan pertanyaan lewat tatapan matanya.

"Ah," pun Jiyeon mendadak kalut, bingung ingin berungkap seperti apa sebab pertemuan pertama mereka bukanlah peristiwa yang patut untuk dikenang. Ia mengusap kepala belakangnya, "Itu ... kami bertemu—"

"Kami bertemu di club malam," potong Taehyung cepat.

What the fuck?!

Pun Jiyeon total stagnan. Napasnya berhenti untuk sesaat dengan mata yang saling memelototi Choi Taehyung.

Lantas Taehyung menanggapi dengan santai, memberikan senyuman jenaka sebagai balasan dan kedikan bahu acuh.

"Apa?! Club malam?" Seulhee menilik keduanya bergantian. Pun menunggu pernyataan Jiyeon lebih lanjut sebab perempuan itu hanya mengatupkan bibir tanpa bersuara.

"Mm," Taehyung lekas mengangguk pasti. "Dia membantuku yang sedang mabuk saat itu," balasnya.

H-hei ...

Mendadak Jiyeon merubah ekspresinya sedikit melunak. Karena Taehyung baru saja berbohong dan sedikit merubah fakta apa yang terjadi diantara mereka berdua?

"Serius?!" Seulhee nyaris terpekik. Lalu kemudian tatapan mata perempuan itu tampak marah menghadap Jiyeon. "Ji! Sejak kapan kau menginjakkan kakimu ke club, hah?! Ingin ku beritahu Jungkook?!"

Sial.

"Tidak. Tidak, Seul." Jiyeon lantas mendekat. Berusaha membujuk persuasif. "Jangan kasih tau dia, ya."

Seulhee lekas melengos. "Sudah kukatakan bukan kalau ada apa-apa datang saja ke rumahku untuk cerita! Paham!"

"Seulhee, aku ... malam itu, aku—"

"Kalau terjadi apa-apa padamu bagaimana?! Jadi, berhentilah bersikap sembrono, Jiyeon. Aku begini karena khawatir padamu."

Dan dari kejadian ini, Taehyung menyadari hal kecil yang membuatnya tidak menyahuti apa-apa selang beberapa menit.

Adalah Jiyeon yang entitasnya tampak rapuh daripada yang ia duga. Perempuan itu ... sepertinya kehidupannya sedang tidak baik-baik saja. Terlihat dari irisnya yang sedikit bergetar saat menerima amarah Seulhee.

Maka, hal yang tepat Taehyung lakukan setelah itu adalah membungkuk kepada Seulhee begitu saja. Membuat konversasi kedua perempuan itu terhenti atas sikapnya.

"Ini sepenuhnya salahku. Jadi, Seulhee, kumohon berhenti memarahi Jiyeon." []

-gookakoola
29 Mei 2022

Kalian tim Taehyung atau Jungkook, nih? ㅋㅋㅋㅋ
Jujur aja, aku bingung mau pilih tim mana :( huhu.

Gimana sampe chapter ini? Asik, gak? Kalau asik dilanjutin, kalo enggak-um ... dilanjutin juga, hehe.

Btw ada yang rindu scene "uhuk🌚" gak? :D

ᴇʟᴇᴜᴛʜᴇʀᴏᴍᴀɴɪᴀ [M] ✓Where stories live. Discover now