Chapter 40

992 133 7
                                    

"Yah, sayang sekali. Matamu warnanya menggelap, ya. Padahal kupikir aku tadi bisa menjadikannya sebagai bahan eksperimen atau bisa menjualnya dengan harga tinggi."

"Tadinya berusaha melawan, setelah ini kau diam, jadi terasa aneh."

Wanita itu tersenyum.

"Dengar. Lakukan apa yang sudah kuperintahkan. Hancurkan Obelia dan bunuh semua orang-orang penting yang ada di sana. Jangan sampai tersisa, bakarlah semua ruangan yang ada di sana."

"Baik."

"Makan pil ini. Dan pakai ini, jangan sampai orang lain melihat wajahmu selain aku."

Di luar wanita itu terlihat sangat elegan dan tenang, namun. Di dalam hatinya dia sudah tertawa keras dengan licik.

"Nah sekarang. Pergilah, jangan mengecewakanku," wanita itu mencium bibir Ivander untuk memberikan darahnya, dan kemudian Ivander menghilang dari sana.

'Setelah penantianku. Apa kali ini Obelia akan hancur seperti keinginanku? Anak itu memiliki darah raja di dalam tubuhnya. Dan juga darahku~'

'Salah satu kelemahannya hanya karena dia terlalu lengah saja.'

'Aku sengaja mengirimnya di malam hari. Karena itu dia pasti bisa bergerak dengan lebih mudah.'

'Kecepatan, ketahanan, dan penyerangannya sudah ditingkatkan. Pengawal-pengawal di sana bukanlah tandingannya sekarang.'

'Dia juga bisa memanfaatkan statusnya untuk menghentikan beberapa orang di sana sih. Tapi tadi aku kenapa menyuruhnya jangan sampai identitas dia kesebar...'







'Bunuh.. menghancurkan. Jangan ketahuan.'

'Ruangan ini.. bunuh dia.'

Ivander mengangkat pedangnya. Dan berniat langsung menusuk jantung Athanasia.

PRANGHHSS! Sihir pelindung Athanasia pecah.

Ivander terkejut dan langsung menghilang dari sana.

Kebisikan itu mengundang banyak pelayan.

'Jangan sampai ketahuan.'

Ivander bersembunyi di luar jendela, dan berniat menunggu kesempatan lagi.

'Jangan membuang waktu di sana. Ambil kesempatan ini, carilah ruangan yang tidak ada orang, dan bakar semuanya.'

Suara itu tiba-tiba muncul di kepala Ivander.

Ivander melihat ke dalam sebentar, lalu dia pergi mencari ruangan yang tidak ada penjaganya.

'Bakar semuanya.'

Ivander menggunakan sihir api dari pil yang tadi dia makan.

'Pil sihir api ini cuman sementara. Harus cepat.'

Ivander menyiram beberapa minyak dan menggunakan api untuk membakarnya, agar apinya bisa menyebar dengan cepat.

1 ruangan sudah terbakar. Melihat itu, dia segera meninggalkan ruangannya. Dan memancing beberapa prajurit ke sana, dia memecahkan barang-barang di ruangan itu dengan suara keras.

Saat baru menuju ruangan Claude. Sebuah pedang berada di samping lehernya.

Ivander melirik ke arah orang itu.

"Siapa kau. Tidak sembarang orang yang boleh masuk ke istana dan pergi ke ruangan–"

'Menganggu.'

Brak!

Ivander memukul leher Felix dengan keras. Sampai dia pingsan di sana.

'Aku tidak diperintahkan untuk membunuhmu. Jangan menghalangi.'

'Target selanjutnya.'

Setelah membakar sebuah ruangan, dia beralih ke ruangan di mana Claude berada.

'Istana ini begitu besar. Hanya membakar sebuah ruangan saja tidak akan cukup memancing orang-orang di sini.'

Baru mau memasuki kamarnya. Leher Ivander seperti dicekik dari jauh.

Dia melihat ke belakang dengan susah payah.

Terlihat seseorang dengan mata merah yang bersinar di malam hari.

"Jadi kau yang membuat keributan di istana? Menghancurkan sihir pelindung Yang Mulia. Membakar ruangan bawah."

Lucas perlahan mendekati Ivander.

"Apa kau tadi ke sini karena ingin membunuh Yang Mulia? Tapi, sayang sekali. Yang Mulia mendengar keributan sudah keluar terlebih dahulu."

'...Jangan menganggu jalanku.'

Tangan Lucas membeku.

"Apa?" Lucas terkejut dan segera menjauh dari sana.

'Auranya misterius sekali.  Aku tidak dapat membaca jalan pikirannya. Dan juga kenapa sihirnya...' batin Lucas yang mulai was-wasan.

"Aku tidak memiliki waktu untuk meladenimu." Ivander menghilang lagi.

Lucas sepertinya sangat kesal.

'Kedua orang itu berada di ruangan yang sama... Bagus, aku tidak perlu repot-repot bolak-balik.'

'Aku akan segera membunuhnya, membakar semuanya. Dan kembali ke tangan nyonya.'

Ivander memecahkan jendela kamar Athanasia.

Dan sesuai yang Lucas katakan. Di dalam ada Claude juga.

"Ketemu."

"Target 1 dan target 2."













"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Izekiel/Athanasia TWINS? (WMMAP X MALE READER)Where stories live. Discover now