Tali Tambang

8.3K 808 37
                                    

Dilema!

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Di satu sisi, sangat takut bila harus berhadapan dengan tali itu. Di sisi lain, ingin teror ini segera berakhir.

"Gimana, Dek Iqbal?" tanya Bapak Kos.

"Apa nggak bisa sama orang lain aja, Pak?" balasku.

"Dek Iqbal tenang aja, nanti yang lepasin talinya Pak Karta atau Pak Ustad. Tapi ... kalau sampai gagal, bapak mohon Dek Iqbal bisa bantu."

"Oh, oke, Pak." Aku tidak begitu mengerti. Apa susahnya melepaskan sebuah tali?

"Yaudah, bapak ke atas dulu."

"Iya, Pak."

Bapak Kos, Pak Karta dan Pak Ustad pergi ke kamar Riana. Sementara aku, memilih kembali ke kamar.

"Bal," panggil Petra sembari masuk kamar bersama Supri.

"Apa?" sahutku yang sedang berbaring di atas kasur.

"Lu kagak ikut ke atas?" tanya Petra.

"Kagak."

"Terus tadi ngobrolin apaan?"

"Ih kepo dah."

"Gua juga penasaran, Bal," ucap Supri.

"Bapak Kos cuman minta tolong buat lepasin tali di kamar Riana. Kalau Pak Karta atau Pak Ustad gak berhasil," jelasku.

"Masa lepasin tali doang gak berhasil," sahut Petra.

"Nah, makanya. Gua juga heran," balasku.

"Ya coba ditunggu aja. Siapa tau emang beneran gak bisa," timpal Supri.

"Masalanya ... gua laper banget, Pri. Mau makan di luar," ucapku.

"Ya ke luar aja dulu."

"Lu udah makan belum, Pet?"

"Udah."

"Bah, curang gak ngajak-ngajak."

"Ngajak gimana? Orang lu aja tepar kagak bangun-bangun."

"Yaudah, ntar kalau Bapak Kos nyari. Bilang aja lagi makan di luar," ucapku sembari mengambil tas selempang.

"Oke."

Aku berjalan ke luar kamar, "Lu berdua mau di sini?" tanyaku, berdiri di dekat pintu.

"Eh iya!"

Supri dan Petra pun ke luar kamar.

_________

Saat kembali ke kosan. Terlihat Petra sedang berdiri di teras. Wajahnya tampak gelisah. "Lu gua telponin kok gak diangkat!" omelnya.

"Gua gak bawa handphone, Pet," sahutku seraya membuka pagar. "Emang ada apaan sih?"

"Bapak Kos nyariin lu."

"Hah? Ada apa, ya?"

"Ya, mana gua tau. Dia cuman bilang kalau Iqbal datang suruh ke atas."

Waduh! Jangan-jangan, Pak Karta tidak berhasil melepaskan tali itu.

"Yee malah diem aja! Buruan!" tegur Petra.

"Iya, sabar."

Kami melangkah ke dalam. Terlihat para penghuni kamar atas sedang duduk di ruang tamu. Wajah mereka sama gelisahnya dengan Petra. Aku punya firasat buruk. Pasti terjadi sesuatu di kamar Riana.

Riana - Lepaskan Tali di LeherkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang