Tali Yang Masih Tergantung

9K 812 53
                                    

Sudah satu jam kami duduk di pelataran masjid. Belum berani masuk ke dalam, karena masih ada orang yang sedang kajian. "Pet, lu kagak bawa sarung gitu?" tanyaku.

"Kagak punya, Bal," balasnya.

"Harusnya tadi lu pake celana panjang."

"Lupa, Bal. Kan tadi buru-buru banget."

"Iya. Paling lu bakal diliatin orang terus."

"Udah daritadi kalau itu."

Aku bangkit, "Kayanya di dalem ada sarung deh." Kemudian berjalan masuk ke dalam masjid. Ada sebuah lemari kecil, tempat menyimpan sarung dan mukena. Bergegas kuambil sarung, lalu menyerahkannya pada Petra.

"Nah, kalau gini, gak balal ada yang liatin," ucap Supri saat Petra memakai sarung.

"Sip. Tapi, ampe kapan kita cuman duduk di sini?" sahut Petra.

"Sampe subuh," balasku.

"Nggak boleh di dalem, gitu?"

"Musti tunggu yang lagi kajian selesai. Paling sejam lagi."

"Oke deh."

_______

Sekitar pukul sebelas malam, masjid sudah mulai sepi. Kami pun berpindah tempat, duduk di dalam. "Enak juga ya di dalem. Adem," ucap Petra.

"Emang," sahutku seraya merebahkan diri.

"Bal, gua tidur di pojok dong," pinta Petra, ingin tidur di dekat tembok.

"Kagak, ah!"

"Ini kan pertama kali gua masuk masjid. Hargain dikit dong, Bal." Petra menarik tubuhku, hingga berguling ke samping. Lalu ia dengan cepat mengambil tempat tidurku.

"Resek banget sih, Pet!" ucapku, kesal.

"Astaga lu berdua. Cuman tempat tidur aja berebut," ucap Supri.

"Tau nih si Petra," sahutku.

"Lagian gak mungkin si Riana masuk ke dalam mesjid. Bisa meleleh ntar," ucap Supri.

"Tuh denger, Pet."

Petra pura-pura tak mendengar.

"Kalau kaya begini terus, kosan bisa bener-bener sepi," ucap Supri.

"Iya. Kasian juga bapak kos."

"Apalagi, katanya ... kalau arwah gentayangan itu bisa sampe 40 hari."

"Hah? Lama amat! Sekarang aja baru hari ketiga, gua dah kaya gembel. Tidur di mana aja."

"Kayanya kalau terornya terus berlanjut. Gua juga gak bakal kuat, Bal."

"Yah ... jangan pindah dong, Pri. Gua baru perpanjang soalnya."

"Kita liat aja nanti. Semoga aja abis pengajian, Riana bisa cepet pergi."

"Amin," sahut Petra, yang aku kira sudah tidur.

"Lah, daritadi lu dengerin?" tanyaku.

"Iya. Gua juga kalau gini terus, mau pindah ke kosan temen aja."

"Aduh, ntar kamar sebelah gua kosong dong."

"Mau gimana lagi, Bal. Gua trauma liat Riana. Tadi aja coba tidur, kebayang-bayang terus dia gelantungan di pohon."

"Gua juga gitu."

"Dah, mending sekarang paksain tidur," ucap Supri.

____________

Adzan subuh berkumandang, membangunkanku yang sedang terlelap. Ini kali pertamaku tidur dengan nyenyak, setelah kematian Riana. Kulihat Supri sudah tidak ada di sampingku.

Riana - Lepaskan Tali di LeherkuWhere stories live. Discover now