Alasan Riana

8.7K 850 96
                                    

Aku mendobrak pintu, dibantu oleh Mas Ilham dan Supri. "Tra! Petra!" panggil Mas Ilham.

Aku mengintip melalui kaca jendela, tapi kamarnya gelap. Tak terlihat apapun. Padahal sebelum pintu tertutup, kamarnya masih terang benderang. "Pet!" panggilku, masih tak ada jawaban darinya.

Kriet!

Pintu terbuka, hanya dengan dorongan yang tidak begitu kuat. Spontan kami masuk ke dalam kamar dan menyalakan lampu. Terlihat Petra sedang meringkuk di bawah meja.

"Pet!" Kusentuh bahunya.

HUA!

Petra berteriak kencang. Sukses membuat kami terkejut hingga menjaga jarak. "Kayanya kesurupan," ucap Mas Ilham.

Petra mendongak, menatap wajah kami. "Dia udah pergi belum?" ucapnya, pelan.

"Yeee! Gua pikir lu kesurupan," omelku.

Tiba-tiba Mas Ilham berlari ke luar. Otomatis, kami berhamburan ke luar.

Brug!

Terdengar suara benturan, tak lama Petra ke luar sambil memegangi kepala. "Ada apa sih pada lari semua? Gua ampe kejedot!" ucapnya, marah.

"Ada apa, Mas?" tanyaku, sama-sama tak mengerti alasan Mas Ilham tiba-tiba lari.

"Nggak ada apa-apa," balas Mas Ilham, lalu terkekeh. "Abisnya kalian ini penakut banget," imbuhnya sembari kembali ke kamarnya.

Aku menghela napas, bisa-bisanya dalam situasi seperti ini, Mas Ilham malah bercanda. "Lu juga, pake acara ngumpet di bawa meja. Ngapain coba?" tanyaku.

"Ntar gua ceritain," bisik Petra.

Kami pun kembali ke kamar Supri. Sesampainya di sana, Petra langsung menutup dan mengunci pintu. Kemudian duduk di pinggir kasur. Ia menghela napas panjang, sebelum mulai bercerita.

"Tadi ... pas pintu ketutup. Dari ekor mata, gua liat si Entu ke luar dari kamar mandi. Terus kaya jalan nyamperin gua. Gua panik banget! Makanya gedor-gedor pintu.

Gua ngerasa dia semakin deket, soalnya mulai bau busuk gitu. Untung banget pas situasi kepepet gitu, otak gua tiba-tiba jadi encer. Gua matiin aja lampunya, terus ngumpet di kolong meja," cerita Petra.

"Cerdas sih, tapi dia gak nyamperin?" tanyaku.

"Mana gua tau, Bal. Kan kondisinya juga gelap, terus gua tutup mata. Yang jelas bau masih kecium, sampe gua denger pintu kebuka."

"Ya, untung pintunya bisa dibuka, kalau gak ... lu berdua di dalem sampe pagi," ucap Supri.

"Omongan lu jahat berner, Pri," protes Petra.

"Terus laptopnya mana, Pet?" tanyaku.

"Astaga! Gua lupa! Tadi keburu panik gara-gara kalian lari."

"Yah ... gagal nonton film bagus deh."

"Kita nonton anime aja sampe ngantuk," balas Petra.

Supri menaruh laptopnya di atas meja. Kemudian kami duduk berderet di atas kasur, sambil menonton anime — kartun jepang.

_________

Kulihat ponsel, waktu menunjukan pukul 12 malam. "Masih belum ada yang ngantuk?" tanyaku.

"Belum, Bal. Nanggung lagi seru," sahut Petra.

Riana - Lepaskan Tali di LeherkuWhere stories live. Discover now