Kamar Petra

11.7K 945 49
                                    

Satu jam sudah aku dan Sandi meringkuk di atas kasur. Tak bergerak sedikit pun. Soalnya suara tangis itu terus terdengar. Lambat laun semakin kencang.

Suaranya baru menghilang saat adzan subuh berkumandang. Diikuti lampu kamar yang kembali menyala. "Coba lu liat! Dia masih ada, gak?" perintah Sandi.

"Lu kan yang paling deket!" tolakku.

"Gimana kalau kita liat sama-sama."

"Oke. Satu! Dua! Ti ... ga!" Aku menoleh sambil menutup mata.

"Curang lu!" protes Sandi.

"Ada, gak?"

"Nggak ada."

Aku membuka mata. Benar, Riana sudah tak ada di kamar. Sandi bangkit dan berjalan ke arah pintu. "Mau ke mana, lu?" tanyaku, ikut bangkit.

"Ambil wudhu," sahutnya.

"Ikut!"

"Tumben lu sholat."

"Gua mau doain supaya arwah Riana tenang dan gak ngikutin gua."

__________

"Bal, abis makan, gua anterin lu ke kosan, ya?" ucap Sandi sembari menyantap sarapan.

"Kok gitu, San?" sahutku. "Gua ngantuk banget nih, pengen tidur."

"Kan bisa tidur di kosan lu."

"Jadi lu ngusir gua?"

Tanpa rasa bersalah, Sandi mengangguk. "Gua pengen tidur tenang. Tanpa gangguan," ucapnya.

"Parah! Padahal bukan gua yang ganggu."

"Lagian lu ngapain bawa-bawa dia ke kosan gua. Ampe anak kosan gua heboh denger suara cewek nangis dari kamar gua. Kan nama baik gua jadi tercoreng."

"Gua juga bingung kenapa dia ngikutin gua. Emang gua ada salah apaan sama dia?"

"Ya, itukan cuman lu yang tau."

"Plissss banget, San. Gua nginep di kosan lu, sehari lagi aja." Aku memohon dengan wajah memelas.

"Gak!"

"Ntar kalau dia muncul trus nangis, gua selotip mulutnya."

"Lu liat bayangannya aja langsung nemplok di tembok. Sok-sok-an mau selotip mulutnya. Pokoknya gua bakal anter lu balik. Titik!"

"Jadi segitu aja pertemanan kita?"

"Iya!"

"Oke! Fine!" Aku bangkit dan berjalan ke luar warung.

"Eh lu mau ke mana?" tegur Sandi.

"Napa? Lu berubah pikiran?"

"Kagak! Bayar dulu!"

"Kebangetan emang lu!" Kulempar selembar uang 10.000 rupiah. Kemudian, berjalan menuju kosan.

Entah harus menginap di kosan siapa lagi malam ini? Sudah kucoba bertanya ke beberapa teman, tapi semuanya menolak. Apa kabar Riana yang gentayangan sudah tersebar begitu cepat?

Krek!

Kubuka pintu kosan. "Bal!" panggil Petra sambil bersembunyi di balik pintu kamarnya.

"Apaan, Pet?" tanyaku.

"Gua mau ngomong sesuatu."

"Ngomong aja langsung. Mata gua udah sekarat banget nih."

"Lu semalem kagak bisa tidur juga?"

"Iya."

"Sama gua juga."

"Terus? Lu mau ngajak gua tidur bareng?"

Riana - Lepaskan Tali di LeherkuWhere stories live. Discover now