29

347 54 19
                                    

"Kebohongan yang dipermainkan berujung kecewa yang tak bisa dikendalikan "

_Raka Derana Kanagara_






Happy Reading

***






Di ruang ber AC identik dengan bau obat menyeruak di penciuman seorang remaja laki-laki menghela napas beberapa kali, mendengar siraman rohani wanita di hadapannya.

Oh ayolah, ia bukan anak kecil yang senang mendengarkan dongeng pengantar tidur, dia hanya anak remaja yang lebih menyukai ucapan singkat, jelas dan tidak bertele-tele.

Ya walaupun ucapan Dokter wanita itu memang benar adanya.

Bukan masalah sederhana yang mudah di mengerti, ini masalah keadaan gemuruh jantung dengan berbagai bahasa rumitnya.

Sampai-sampai ia bosan setiap kali harus memasuki ruangan tersebut, jika bukan karena ancaman dari si dokter muda itu mungkin ia tak lagi mau menyempatkan waktu, memantau kesehatan organ yang berfungsi memompa darah ke sekujur tubuhnya.

Dokter Linda mendesis geram dengan anak remaja di hadapannya, berulang kali ia memperingatkan bahkan sampai mulut berbusa pun remaja itu tidak akan mau untuk menurut, sangat keras kepala.

"Kamu bisa tidak usah keras kepala, saya ngomong gini karena saya khawatir dengan kondisi kamu" geram wanita yang berprofesi sebagai dokter itu.

Remaja ini benar-benar keras kepala, berbagai macam cara ia lakukan untuk menjelaskan betapa pentingnya pengobatan tapi dengan polosnya remaja itu tak memperdulikannya.

"Kamu tidak pernah mengkonsumsi obat yang saya berikan, lalu bagaimana caranya kamu bisa sembuh. Ayolah, kondisi kamu semakin parah, semakin hari jantung kamu semakin melemah jika terus-terusan seperti ini" geram si dokter.

"Raka kamu dengar tidak!" dokter Linda semakin dibuat kesal melihat respon pasiennya.

Remaja jangkung beralis tebal itu tak menyahuti perkataannya, sibuk memperhatikan sekeliling, mengamati setiap sudut ruangan.

"Iya saya dengar, saya tau kok sakit saya semakin parah" jawab Raka pada akhirnya.

Jantung miliknya memang sudah tidak baik-baik saja, semenjak kecelakaan itu kesehatan si pemompaan darah itu semakin memburuk.

Terkadang di kesunyian ia berpikir yang selalu di lukai adalah hati, yang sejak dulu ia rasakan sakit adalah hati lantas mengapa ketika di diagnosa penyakitnya justru di jantung.

Keluarga menghancurkan hatinya, lalu kenapa yang dikatakan dokter justru jantungnya yang sakit.

"Kalau kamu sudah tau kenapa obatnya dibiarkan begitu saja hm? kamu sama saja membunuh diri kamu sendiri kalau begini caranya" ucap dokter Linda menulis beberapa resep obat dalam sebuah kertas.

"Saya hanya malas dan— lelah, saya rasa semua ini tidak berguna, toh dengan obat itu saya tidak akan sembuh bukan, kalau Tuhan memang ingin saya pergi saya bisa apa" tutur Raka terdengar sangat pasrah.

Menurutnya tidak ada yang menginginkan dirinya lalu untuk apa segala perjuangan toh semua orang ingin dia pergi.

Namun, tanpa sadar pemikiran seperti itu sangat melukai hati seseorang.

Seseorang yang menginginkan, seseorang yang menganggapnya berharga, seseorang yang bahkan siap dengan obat di tangan saat dirinya terluka.

Dokter Linda mengusap dada frustasi, bagaimana cara menjelaskan pada laki-laki yang bahkan tidak mau untuk meminum obat secara teratur.

I'm Still Hurt Where stories live. Discover now