10

506 64 2
                                    

"Egonya telah kembali pada level yang semakin tinggi, sulit untuk dimengerti"

_Raka Derana Kanagara_


Happy Reading

***


Seminggu berlalu dan selama itu juga cowok berperawakan tinggi itu hidup selayaknya boneka. Dia dipaksa menuruti semua keinginan kedua orang tuanya.

Baik istirahat maupun melakukan pekerjaan lainnya, sudah diatur oleh bundanya.

Terkadang ia berpikir, mengapa mereka seolah ingin memperalat dirinya.

Setiap hari ia di tuntut belajar dari siang hingga larut malam, katanya ia harus mengasah kembali ilmu pengetahuan agar tidak memalukan kedua orang tua ketika mulai berkuliah selayaknya teman sebaya.

Sesuai keinginan ayahnya Raka tidak mengikuti terapi, mereka bilang ingatannya di masa lalu tidaklah penting.

Entah apa alasannya Raka juga tidak tahu.

Pernah beberapa kali ia menolak setiap jadwal kegiatan yang telah disiapkan pasutri itu, namun berujung dengan kekerasan yang diperoleh.

Kepalanya sering sakit sebab perbuatan kedua orang tuanya yang terlalu memforsir anaknya menjadi yang mereka mau.

"Hari ini kami sudah mulai belajar di kampus kan? ayah harap kamu benar-benar belajar di sana. Ayah tidak mau mendengar hal buruk yang kamu lakukan di sana" ucap Fahri ketika mereka sarapan bersama.

Raka mengangguk tak minat, sudah lebih dari sepuluh kali ayahnya membicarakan hal yang serupa.

Kalau boleh jujur Raka sangat tidak berminat dengan jurusan yang ayahnya pilihkan.

Raka berkeinginan menjadi seorang dokter tapi dengan tegasnya pria itu memasukkan nya ke Jurusan manajemen bisnis.

Seolah tidak memiliki hak untuk menolak, terpaksa ia menerima dengan berat hati.

"Iya Raka ngerti, gak usah ayah ulang berkali-kali" jawabannya terdengar malas.

"Ayah cuma mengingatkan kamu, karena ayah paham betul watak anak ayah sendiri" Fahri meneguk air putih di hadapannya.

"Kalau ayah paham dengan Raka harusnya ayah gak maksain Raka masuk fakultas bisnis kan" sahut Raka.

"Kamu tau apa tentang yang baik dan enggak, ayah sudah menyiapkan masa depan yang gemilang buat kamu. Yang terpenting kamu nurut, ayah jamin kamu gak akan gagal" 

"Ayah biarin Riki sama Riko nentuin keinginannya sendiri, tapi kenapa Rak enggak? Raka juga punya keinginan yah buat masuk jurusan yang memang Raka minati" protesnya.

Mila menghela napas, mereka berdua selalu saja berdebat dan akan berujung kekerasan fisik yang akan di dapat oleh anaknya. Raka yang keras kepala dan Fahri yang tidak ingin dibantah.

"Raka dengerin bunda, jurusan yang ayah kamu pilihkan itu memang yang terbaik untuk kamu, Riko masuk jurusan hukum, Riki masuk kedokteran itu karena memang minat mereka di sana, kemampuan mereka di sana" Mila menimpali.

"Tapi Raka gak ada minat sama jurusan yang kalian tentuin, kenapa kalian gak biarin Raka memilih apa yang memang menjadi keinginan Raka" Raka itu keras kepala ketika ia merasa tidak cocok maka ia akan menolak.

Lagipula apa yang orang dewasa itu tau tentang masa depan, sampai-sampai berani memastikan sesuatu yang masih semu.

Raka tau ia harus menuruti perkataan orang tua, tapi apa tidak bisa orang tua sesekali mendengarkan pendapat anaknya.

I'm Still Hurt Where stories live. Discover now