23

318 53 13
                                    

"Luka itu semakin tertoreh seirama dengan kada mutiara tanpa henti memekakkan telinga"

_Raka Derana Kanagara_







Happy Reading

***







Api yang membara tak mampu di surutkan meskipun detak jarum silih berganti memenuhi pendengaran.

Tangan yang tidak lagi muda, mengetuk pinggir sofa berirama.

Rahang tegas, netra menajam, gigi bergeletuk siap menerkam mangsa. Jangankan tikus lalat pun akan mati jika berani lewat di hadapannya.

Tiga jam lamanya ia duduk di tempat yang sama, di saat anggota keluarga telah terlelap dalam bunga tidur yang indah, ia justru menunggu seseorang.

Seseorang yang tidak ikut menyambut ketika ia pulang dari pekerjaan, seseorang yang ternyata berani melanggar semua aturan.

Sosok yang dengan angkuh memancing emosi ketika dirinya baru menginjakan kaki kembali di rumah.

Meskipun dia tidak di berada di sana tapi pria itu tahu setiap peristiwa yang terjadi di lingkup keluarga.

"Jam 22:49 anak bajingan mana yang berani menginjakan kaki di rumah!" tegur pria itu menyindir.

Berdiri mendekati remaja yang dengan tidak sopan melawati dirinya tanpa mengucap salam.

Dari sini ia dapat melihat dengan jelas jika putra ketiganya itu kembali memasuki hingar bingar dunia malam.

Dan tidak menutup kemungkinan anak itu kembali terjerumus dalam pergaulan 'tidak' benarnya.

"Kamu kemarin gak pulang, keluyuran di luar sana sampai lupa waktu, mau jadi apa kamu!" sentak Fahri tak peduli jika suara lantangnya mengganggu orang lain.

Niat ingin cepat pulang dan menghabiskan waktu bersama keluarga justru berakhir dengan kemarahan yang membuncah.

Mengetahui sang anak tidak pulang ditambah pergi dalam keadaan kurang enak badan, menjadi sumber api yang berkobar dalam dirinya.

"Kamu tidak belajar, mengabaikan semua jadwal yang sudah saya siapkan, kamu kelayapan gak tau kemana. Kamu ingin menantang saya!" emosi Fahri menarik leher jaket anaknya.

"Ingat Raka kamu yang kelak akan melanjutkan bisnis saya, mulai dari sekarang kamu harus bisa jaga image di masyarakat! contohlah saya yang bisa disegani di lingkungan masyarakat kita!" kecamnya menghempaskan cengkeramannya kasar.

Raka sedikit terhuyung namun masih bisa menjaga keseimbangannya.

"Saya gak mau nerusin bisnis anda" ujar Raka tanpa menyebutkan dirinya menggunakan nama lagi.

Ia ingin menjadi dirinya sendiri, ia tidak mau terbebani hanya karena harus memiliki derajat tinggi di kalangan masyarakat. Ia hanya ingin menjadi Raka bukan orang lain.

"Apa kamu bilang!" sentak Fahri berang.

"Saya gak mau nurutin kemauan anda, apalah itu bisnis dan tektek bengeknya, saya tidak peduli" tolak Raka tanpa takut.

Ia mengatakan apa yang selama ini selalu membebani diri, meneruskan bisnis keluarga.

Meskipun suatu saat ia ingin berkecimpung dalam dunia perbisnisan ia ingin membangun usaha sendiri.

Raka ingin terbebas dari ikatan yang terlalu menyakitkan ini, ia ingin hidup seperti orang-orang di luaran sana.

"Berani sekali kamu menentang saya" tatapan pria itu semakin tajam dan mematikan. 

I'm Still Hurt Onde histórias criam vida. Descubra agora