11

384 56 4
                                    

"Cobalah untuk mengerti, sekali saja lihat dari sudut pandang yang berbeda"

_Raka Derana Kanagara_







Happy Reading

***




Lara, kata itu teramat dekat dengan hati, sejak lama telah terikat bagaikan satu kesatuan yang tak mungkin dipisahkan.

Di dalam sana lara mendominasi menyisipkan nestapa di tiap sentuhannya.

Sadar betul hadirnya tidak seindah lukisan semesta, ia hanya bentuk lain dari tangisan semesta.

Gelapnya tak pernah jatuh. Namun, suryanya selalu tenggelam.

Air yang mengalir menjadi gambaran nestapa tak berujung.

Netra yang pernah tertutup rapat bukan menjadi alasan tawa ketika bayangan mereka masih mampu tergambar.

Tidak ada yang berubah, alasan yang mengatasnamakan sesal tak mendatangkan bahagia yang dahulu sempat dimimpikan.

Memilih melupa dengan menambah luka.

Menatap pantulan diri, cowok itu menghembuskan napas kasar.

"Sampai kapan?" ucap sosoknya di hadapan cermin.

Munafik jika ia tidak lelah, senyum terpaksa ia tampilkan berdampingan dengan luka.

Apa yang ia cari tidak kunjung ditemui.

"Naif, lo naif" tunjuk nya pada bayangan serupa dengan dirinya.

Meninju pinggiran wastafel, ia merasa gagal atas dirinya sendiri.

Baiklah mungkin menunggu beberapa waktu lagi tidak akan menjadi masalah besar, cukup bersabar mencapai keinginannya.

"Kuntilanak!" latah cowok dengan kaus hitam dimasukkan ke dalam celana.

"Astaga, Dora lo ngapain di sini! ini toilet cowok dodol!" sambung cowok itu sambil mengelus dada.

"Nungguin kamu lah, yakali nungguin karpet Aladin lewat" sahut gadis chubby itu.

"Ck, kamu kira aku balita yang ke toilet harus di tungguin"

"Gak papa nungguin pacar sendiri juga" jawab Aruna tanpa dosa.

"Serah lah" Raka menggandeng tangan gadisnya lembut.

"Mau kemana?" ucap Aruna penasaran.

"Ke kantin beli makan buat pacar"

Aruna bersorak dalam hati, kenapa tidak dari kemarin saja sikap Raka manis seperti ini.

"Memangnya kamu tau kantinnya dimana?"

"Enggak, ikut insting penciuman aja"

Raka menjawab sambil mengendus-endus seolah ia keturunan serigala.




Plak



Aruna memukul bahu kekasihnya ganas.

"Ngapain kayak gitu, ingat kamu hanya seonggok debu gak ada cakep-cakep nya kayak siluman di film film" ucap Aruna.

"Alah, debu-debu gini juga bisa bikin kamu depresi waktu aku tinggal" sindir Raka menarik tangan Aruna.

Aruna menyengir kuda, iya juga sih.

I'm Still Hurt Where stories live. Discover now