6

674 80 18
                                    

"Raganya terlihat masih sama, hatinya tetap seperti yang lama. Tetapi dalam pikirannya, maya"

_Raka Derana Kanagara_









Happy Reading

***




Setelah sekian lama akhirnya penantian panjang terganti rasa lega luar biasa. Netra indah itu kembali menangkap cahaya dalam kedipan lemahnya.

Dia sudah bilang bukan dia tak akan pergi lama, dia sudah janji akan kembali.

Setelah beristirahat cukup lama dalam tidur, memberikan jeda pada hati yang terlalu keras berjuang menyimpan derita.

Kini dirinya kembali dengan hati yang masih terluka.

"Bunda tau kamu pasti bangun, bunda tau kamu gak mungkin sejahat itu ninggalin bunda"  ucap Mila menangis haru.

"Makasih Rak, makasih kamu masih mau kembali" kini Fahri berucap tak kalah bahagia.

Pria itu mengusap air mata yang turut menetes saking bahagianya, Anaknya telah kembali.

"Akhirnya lo bangun juga dari mati suri" celetuk Riko lugu.

"Mati suri, jidat kau!" semprot Rain jengkel.

"Kan emang mati suri, dia mati terus ternyata koma dan sekarang hidup lagi, woah pawang kematian" seru Riko bertepuk tangan heboh.

"Shasa punya pertanyaan sama kak Raka" gadis yang kini masih memakai seragam sekolah itu berucap.

"Apaan?" kepo  Riko.

"Gimana rasanya koma tiga bulan? apa ada yang spesial gitu rasanya. Aduhh" Shasa mengusap lengannya saat Rain mencubit nya keras.

"Pertanyaan lo itu gak ada mutunya tau gak sih, kayak gak ada pertanyaan lain aja"

"Shasa punya kok pertanyaan lain" aku gadis SMA itu  semangat.

"Yaudah tanyain itu aja" sahut Rain mengembalikan fokus pada cowok yang menyandarkan punggung pada bantal yang di taruh di kepala ranjang rumah sakit.

"Kapan kak Rain punya baby, kan kemarin malam aku liat-"

"Ehh bocil" gertak Rain menghentikan ucapan Shasa.

"Sekali lagi lo ngomongin masalah itu, abis lo" ancam Rain mengacungkan jari telunjuknya.

"Udah Sha, kakak ipar lo ini lagi malu-malu tahi domba sebenernya"

"Lagi salting sebenernya mah" Shasa dan Riko bertos ria tanpa memperdulikan delikan tajam Rain.

"Maafin Bang Iki ya Rak"

Tanpa memperdulikan ketiga umat manusia yang tengah saling mengejek.

Riki menghela napas panjang kala ia tak memperoleh respon apapun begitu pula dengan yang lainnya, semenjak sadar dari koma Raka hanya dia memang lurus ke depan.

Semarah itukah Raka sampai memandang wajah keluarganya sendiri pun enggan.

"Raka kamu dengarkan Abang ajak kamu ngomong"




Brakk





Atensi teralih pada seorang gadis yang membuka pintu kasar, napasnya terengah-engah juga senyum lebarnya.

"Raka" ucap Aruna menubruk tubuh cowok yang masih diam di atas kasur rumah sakit.

Menumpahkan tangis dalam pelukannya, bukan tangis kesedihan melainkan kebahagiaan.

I'm Still Hurt Where stories live. Discover now