{01} Didikan sang ayah

14 14 1
                                    

Saat Jagara kecil berusia 7 tahun, dia sudah di tuntut untuk menjadi seorang lelaki yang kuat, disaat semua anak tengah bermain bersama teman-teman nya, disitu seorang Jagara tengah berlatih bela diri dengan beberapa pelatihan ketat.

Satu pesan Ayah pada dirinya, lelaki tidak akan pernah menangis apapun kondisi nya, lelaki harus kuat karna Ayah percaya padamu.

Sejak Jagara berusia 10 tahun, Ayahnya sudah pergi meninggalkan mereka berdua. Jagara hidup dan tumbuh besar tanpa seorang Ayah.

Jati dirinya sudah mulai terbentuk sejak dia menginjak kelas 2 smp, sifat keras kepala, suka berkelahi, biang onar, sering bolos sekolah, dan membantai orang yang lemah, karna dirinya tak suka orang lemah ada di depan matanya.

Jam menunjukkan pukul 8 pagi, lelaki itu masih saja betah di atas kasurnya. Seorang wanita paruh baya berjalan ke depan pintu kamar anak nya, dia mengetuk pintu tersebut agar orang yang ada dalam nya terusik oleh bunyi ketukan itu.

"Jagara,bangun kamu nak!" Rena mengetuk pintu, dia baru saja pulang dari pasar untuk memasak makanan.

Tak ada respon sama sekali.

"Jagaraa!" Suara lantang milik mama menggelegar di rumah itu .

Ceklik !

pintu kamar telah terbuka menampilkan sosok Jagara yang baru saja bangun dari tidur, dia menggunakan baju kaos dan celana selututnya.

Jagara mengusap mata nya dengan lemas, dia menatap mama dengan heran.

"Ada apa ma?" Tanya Jagara.

"Kamu tuh mandi cepat! Kamu ga sekolah ha?" Ucap mama mendengar respon anak nya yang biasa saja padahal dia sangat kesal karna anak nya selalu tidak masuk sekolah.

"Udah telat ma, ngapain sekolah jam segini?" Jawab jagara.

"mama mau kamu hari ini sekolah nak." Ucap mama, kali ini suara mama sangat pelan dan lembut.

"Iya ma."

Jagara masuk kedalam kamar dan mandi sebentar, tak lupa dia juga memakai baju seragam yang sudah lama tak disentuh.

"Oke, gua kembali lagi di tempat menyebalkan itu."


<🐉>

Jagara tengah memandangi Pagar sekolah yang begitu tinggi, perlahan dia memanjat pagar itu dengan enteng. Karna pagar  setinggi ini bukan apa-apa bagi nya.

Dia melompat dari atas sana dan mendarat dengan sempurna, tas yang dia bawa tidak lah seberat tas anak rajin yang menang olimpiade. Tas miliknya sangat ringan karna buku yang dia bawa hanya satu buku kosong dan satu pena.

Suasana masih saja sepi, semua siswa saat ini tengah belajar di kelas, Jagara berjalan menuju kelas nya. Sudah sebulan dia tak sekolah, dia juga tak kenal siapapun anak di kelasnya.

"Jagara?"

"Baru nongol ni anak."

"Wih Jagara udah masuk sekolah."Suara itu memenuhi seisi kelas, seperti bertanya-tanya apakah dia benar telah sekolah hari ini.

Jagara masuk dengan perlahan, dia memandangi guru yang tengah mengajar dan berhenti di depan nya.

"Maaf buk saya telat."

"Kamu ikut ibu ke ruang kepala sekolah." Ucap buk Mika, dia mulai berjalan keluar.

"Ambil tas gua!" Perintah Jagara, dia melempar tas itu kepada salah satu teman nya.

Prince JagaraWhere stories live. Discover now