15

208K 8.3K 706
                                    

Disebuah kamar terdapat seorang perempuan yang tengah terlelap. Naraka masih duduk disebelah Linka yang tertidur karna kelelahan menangis, sisa aliran air mata masih terlihat di pipi.

Ia mengusap kembali perut Linka yang masih terlihat datar. Menghapus sisa genangan air mata di sudut matanya. Semua sudah terjadi, penyesalan hanya akan membuat orang kesulitan bergerak. Yang terpenting adalah tanggung jawabnya untuk tetap melindungi Linka dan anaknya nanti.

Sekarang yang ia butuhkan adalah menyegarkan diri mencuci muka bisa mengembalikan kewarasannya.

Naraka membuka pintu kamar mandi, di lantai berceceran 3 buah alat test pack ia memunguti semua melihat hasil yang menandakan Linka memiliki malaikat kecil di tubuhnya saat ini. Hatinya berdesir melihat alat tersebut, ia akan lebih mengawasi Linka karna kondisinya belum stabil dan belum menerima kehadiran malaikat kecilnya.

"Naraka what are you doing now?" Mencuci muka beberapa kali, menatap pantulan dirinya. Linka lebih menderita, perempuan itu korban kebejatannya.

Setelah selesai ia segera keluar menuruni tangga menyetop salah satu maid "Nanti antar makanan ke kamar, jangan pedas atau asam. Tolong awasi dia, lapor pada saya jika Linka berbuat nekat" titah Naraka.

"Baik tuan muda"

Naraka berdiri didepan gedung perusahaan milik keluarganya. Ia akan menghadapi amukan papa dan mamanya, kakinya melangkah memasuki gedung pencakar langit tersebut. Mengangguk sopan ketika disapa pegawainya.

"Papa ada?" Tanya pada sekretaris papanya.

"Tuan muda, Tn. Zirion sedang berada di dalam ruangan" balasnya lalu tersenyum sopan.

"Terima kasih"

Naraka mengetuk beberapa kali, setelah mendapat sahutan dari dalam ia segera masuk. Di ruangan tersebut terdapat seorang pria yang wajahnya masih tetap tampan meski berusia 45 tahun. Kelvan Zirion Sadr ayah dari Naraka Zirion Sadr, lebih suka dipanggil Zirion daripada Kelvan.

"Ada masalah apalagi kali ini?" Tanya Kelvan menatap sengit anaknya bagaimana tidak, Naraka hanya akan menghampirinya jika ada masalah lalu melupakannya jika bahagia seeperti kacang lupa kulit, untung masih ada istrinya atau mama Naraka yang setiap menemaninya. Anak satu itu memang tak tau di untung jika bukan karnanya Naraka tak akan ada di dunia ini, benar atau benar?.

"Naraka mau menikah, Naraka cuma mau bilang gak minta restu dari papa"

"Dasar anak durhaka kamu. Jangan bilang kamu nyekap anak orang terus kamu ewota abis itu hamil dan sekarang baru tanggung jawab" kesal Kelvan sudah ia bilang Naraka itu kacang lupa kulit. Mana ada mau nikah cuma bilang dan tak meminta restu.

"Papa mata-matain Naraka" Naraka menatap nyalang sang papa jika benar pria itu memata-matainya.

"Jadi benar" rahang Kelvan terjatuh, ia mengusap wajahnya kasar dengan tebakannya tadi.

"Benar, bagaimana papa tau"

"Sini son peluk papa"

"Males pa, udahkan Naraka mau pulang" pemuda itu kemudian berlalu tanpa menunggu persetujuan Kelvan. Menutup keras pintu ruangan tersebut.

"Like father like son" ucap Kelvan putus asa. Bagaimana Naraka bisa meniru persis tindakannya saat muda dulu. Benar tebakan kalian Kelvan dan mama Naraka dulu juga seperti itu, ia mengikat istrinya dengan insiden yang sama dengan Naraka.

Menyekapnya mengajak ewota dan menikahinya kemudian Naraka lahir didunia ini. Istrinya harus tau ini, karna hanya istrinya yang Naraka takuti. Ingat sebrengsek apapun anak lelaki ia akan patuh pada mamanya dan menyayangi mamanya.

Naraka's (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang