17 | Dingin

91 13 2
                                    

Apakah iblis merasa takut jika dia mati dalam mimpinya
Sementara bumi membakarnya
Dia menangis 'karena dia tidak sepertimu'

(Joon POV)
Ia tidak tahu mengapa ia melakukan itu. Tapi aku menginginkan itu. Bagaimana aku melakukan itu? Satu menit Aku marah dan selanjutnya aku menginginkannya. Dan sejujurnya kemarahanku hilang dan aku merasakan sejenis cinta pada dirinya.

Menghabiskan 3 menit ciuman membuatku merasakan kebahagiaan. Ia membawa keluar hasrat liar dalam diriku. Aku tidak bisa mengontrolnya.

Tapi Joon kau harus mengontrolnya. Dia harus jatuh padamu terlebih dahulu.

(Aerin POV)
Mengapa dia melakukannya? Kenapa dia menciumku? Seharusnya aku mendorongnya. Tapi jika aku melakukannya, dia akan menyakitiku karena peraturannya.

Peraturan sialannya.

Itu membuatku ingin berteriak tapi aku harus mematuhunya. Aku pelacurnya.

Aku harap hidup ku lebih mudah. Aku berharap akan ada seseorang yang menemukanku dan membawaku pergi jauh dari penyiksaan ini dan memperlakukanku seperti manusia dari pada samasak tinju dan objek seks.

Bulir hangat menetes dipipiku.

Aku berdiri dari tempat tidur dan melihat diriku sendiri. Gaun dari bahu ku, mengekspos bra. Bibirku semua bengkak. Rambutku semua kusut.

Aku merasa seperti pelacur. Aku merasa malu dengan diriku sendiri. Aku merasa kotor. Aku pergi ke kamar mandi dan menyalakan air hangat. Aku harus bersih. Aku harus merasa bersih.

Aku melepas pakaianku dan berdiri di bawah pancuran. Saat air hangat menyentuhku, aku merasa tenang tapi tetap saja, aku ingin menangis.

Aku ingin menjerit.

Aku melihat kebawah dan melihat semua makeup di tubuhku ikut mengalir di saluran pembuangan. Aku melihat cermin di depanku. Menyeka dengan telapak tanganku.

Tubuhku terekspose. Tubuhku jelek. Dan aku tahu tanda-tanda keunguan itu akan bertambah.

Karena Dia.
●●●

Tidak diragukan lagi bahwa Joon memiliki hati yang dingin. Dia tidak akan memberinya tempat tidur yang nyaman untuknya. Tidak ada bantal atau bahkan selimut untuk menutupi dirinya dari kedinginan yang mengerikan.

Saat dia melangkah ke ruangan, dia berbaring di lantai. Rambutnya masih basah karena shower-nya.

Mengabaikan, dia berbaring di tempat tidurnya. Tepat di tengah. Nyaman. Kepalanya di bawah bantal lembutnya dan tubuhnya tertutup selimut hangat.

Joon menatapnya dan tidak bisa berhenti memikirkan ciuman mereka.

Dalam hati Joon berkata : "Apa yang dia lakukan padaku?

Hentikan, Joon! Kau tidak mau tergantung padanya. Kau tidak ingin tergantung pada siapapun. Kau hanya percaya pada dirimu sendiri. Atau semua akan tahu betapa lemahnya kau".

2 jam berlalu dan Joon tidak bisa tidur. Dia tidak bisa berhenti memikirkannya. Atau bagaimana Aerin merasakan jarinya dibawahnya. Kulit yang lembut seperti tanpa pori-pori. Itulah yang dia pikirkan. Bibir merah mudanya yang sempurna saat ia menciumnya. Ciuman itu mengacaukanya.

Joon melihat kearah Aerin dan melihatnya menggigil. Mendengar giginya menggretak.

Sesuatu terpikir olehnya membuatnya bangun dari tempat tidur.

Dia mengambil selimut dari tempat tidurnya dan meletakan di atasnya. Joon duduk disampingnya. Melihat tidurnya yang damai.

Dia terlalu damai.

Beberapa menit berlalu tapi menggigilnya tidak hilang.

Dia membawanya ke tempat tidur. Karena hatinya sedikit tidak nyaman.

Joon memegang tangannya. Dingin seperti es. Ia memegang kakinya. Mereka bahkan lebih dingin. Lalu dia menyentuh wajahnya. Dingin. Sangat dingin.

Joon mencoba membangunkannya. Tapi dia tidak membuka matanya. Joon mencobanya lagi tapi tidak ada respon.

Joon merasakan jantungnya jatuh ke perutnya.

Dia mengguncangkan bahunya lagi tapi Aerin tidak merespon. Joon memanggil namanya,"Aerin!". Tapi tidak ada respon juga. Air mata jatuh di pipinya.

Kenapa dia tidak bangun juga? Joon menggendongnya Ala Bridal style.

Tangannya terlihat lemah. Terjatuh dan tergantung. Joon berkata,"Aerin bangun!". Tapi tetap saja tidak ada respon.

Joon berlari keluar kamar, membawanya kepelukannya. Dia sudah tidak merespon. Dia berkeringat. Tapi keringatnya dingin.

Dia bergegas ke mobilnya dan memasukkannya ke dalam di kursi penumpang. Dan menutupi tubuhnya dengan selimut yang lebih tebal.

Joon mulai memgendarai mobilnya dan bergegas ke rumah sakit. Pemanas mobilnya dengan ledakan penuh membuatnya berkeringat. Dia menatapnya setiap detik tapi tidak ada respon. Dia mencoba membangunkannya tapi dia tidak membuka matanya sama sekali.

Dia menghentikan mobilnya di depan loby rumah sakit dan keluar. Dia berlari ke sisinya dan menggendongnya lagi dan bergegas membawanya masuk.

Dokter datang berlari kepadanya. Dia menaruhnya di tandu.

Dokter bertanya, "Apa yang terjadi?". Joon takut dan dia terbata-bata "-Aku tidak tahu, dia menggigil dan saya pikir dia kedinginan. Saya meletakkan selimut padanya tapi dia tidak bergerak. Atau membuka matanya."

Dokter memeriksanya dan mereka tidak melebar. Perawat tersebut berkata kepada dokter "sepertinya hipotermia."

Joon bertanya, "Apa itu?". Dokter menjawab dengan cepat "Penurunan suhu tubuh secara drastis yang berbahaya."

Joon tidak peduli dengan apa yang mereka katakan. Dia hanya peduli dengan Aerin dan bertanya: "Apakah dia akan baik-baik saja?"

Dokter menjawab "Kita tidak bisa mengatakan, kita harus menjaga dia agar tetap hangat."

Mereka bergegas membawanya ke ICU.

Perawat menghentikannya dari dalam.

Joon melihat dua perawat bergegas masuk dan memasukkannya ke dalam ruangan yang benar-benar panas dan menutupinya dengan selimut hangat.

Dia sangat ketakutan.

Bersambung.....

Waduh gimana sih Joon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waduh gimana sih Joon...
Aerin jadi sakit tuh
Gimana part ini? Emang gak banyak
Author sebisa mungkin up di cerita ini

Mohon dukungannya temen2 buat vote, comen dan jangan lupa follow biar author semangat lagi

Terimakasih❤

PURCHASED WIFEWhere stories live. Discover now