09 | Delapan Aturan

103 11 5
                                    

Ia bermimpi seorang suami menggendongnya untuk masuk kedalam rumah baru. Tapi tidak dengannya Joon meninggalkannya di jalan dan menyuruhnya masuk ke mansion sendirian.

Dia melihat sekeliling. Rumah itu lebih besar dari pada rumah David.

Aerin berdiri beberapa saat sampai pintu itu terbuka. Regina datang dan bertanya "Dimana Joon?". Aerin menelan ludah dan tergagap "d-dia menyuruhku untuk menyampaikan pesan pada nenek bahwa dia akan pulang terlambat". Regina tersenyum "ia melakukan beberapa pekerjaan penting yang harus ia selesaikan, apa yang harus aku lakukan dengan anak itu? Ia bekerja di malam pernikahannya". Aerin hanya mengangkat bahunya. Regina tersenyum hangat padanya "masuklah, nak. Di luar sangat dingin".

Aerin melangkah masuk kedalam mansion untuk pertama kalinya. Warna ruangan-ruangan itu dan furniture yang ada didalamnya membuat matanya sejuk dan nyaman.

Neneknya benar-benar baik. Manis juga. Ia berharap bisa memiliki seseorang seperti itu di hidupnya.

Regina berkata "Mengapa kau tidak berganti pakaian, aku tau dari tadi pagi kau belum makan sama sekali," ia tersenyum dan melanjutkan "kau tau kegembiraan seperti apa yang kau alami karena acara pernikahan itu. Aku ingat ketika aku menikah dengan kakeknya Joon itu seperti kemarin". Regina terkikik saat ia mengingat masa mudanya dan Aerin hanya bisa tersenyum padanya. Berharap ia juga bisa seperti itu.

Aerin berpiki dalam hati :

Andai saja ia tahu

Aerin tersenyum padanya dan ia mengirim Aerin ke kamar Joon di lantai atas. Ia membuka pintu dan melihat kamarnya.

 Ia membuka pintu dan melihat kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Itu adalah kombinasi hitam dan..... hitam

Ia pikir

Dia pasti sangat menyukai warna hitam.

Ia duduk di tempat tidurnya yang sepreinya pun berwarna hitam yang selembut sutra. Dan dengan cuaca membeku di luar, sepreinya dingin saat disentuh.

Dia tersenyum tapi kemudian senyumnya menghilang ketika ia membayangkan akan berada dalam satu ranjang dengan Joon.

Joon menikahinya karena ia tidak ingin berada di tempat tidur yang sama sepertinya dia tidak bisa. Dia mengerutkan bibirnya dan menutupnya, berbisik untuk menenangkannya "1...2...3...4...5...6...7...8...9...10".

Ia membuka matanya dan menghela nafas. Bangun dari temoat tidur dan mengunci pintu.

Ia berjalan di ke koper yang ada di dekat tempat tidur, melepaskan gaun dan membiarkannya terjatuh di lantai.

Ia membuka koper itu dan memikirkan untuk memakai hoody atau sweater hangat tapi tak satupun dari mereka. Hanya ada gaun malam.

Baju itu berbahan sutra dengan potongan yang pendek bahkan lengannya hanya tali, bahkan itu tidak bisa menutupi seluruh tubuhnya.

Aerin mengambil satu baju. Itu adalah baju berbahan sutra pendek dengan warna hitam dan jubah dengan warna yang sama.

Ia merasa jijik dan menyimpannya kembali kedalam koper. Aerin mencoba mencari lagi tapi semuanya baju tembus pandang.

PURCHASED WIFEWhere stories live. Discover now