8. Who Are You?

56 13 50
                                    

Hujan sudah mulai reda, Kinara segera meminta Aeron untuk mengantarkannya pulang sebelum hari mulai gelap.

Awalnya Aeron ingin mengantar gadis itu dengan mengendarai mobil agar ia bisa mengulur waktu, namun Kinara menolak karena malas terlalu lama berada di dekat Aeron.

Tak ada pembicaraan diantara kedua remaja itu, hingga tanpa terasa kini mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Kinara.

Kinara segera turun dan melepas helm lalu ia kembalikan pada sang empunya.

"Makasih," ucap Kinara lalu hendak membalikkan badan dan masuk ke dalam.

"Dih, gitu aja?" Sewot Aeron membuat Kinara mendengus kesal lalu menatap laki-laki itu malas.

"Lo kira gue ojol? Main tinggal seenaknya?" Cibirnya.

"Nggak ikhlas?" Cetus Kinara.

"Ikhlas sih ikhlas, tapi ya-"

"Ck, mau lo apa?" Kinara mendesah frustasi, Aeron terlalu bertele-tele.

"Simple," Aeron mengetuk-ngetuk bibir dengan jari telunjuknya.

Kinara membulatkan kedua bola matanya, saat ia hendak mengeluarkan kata-kata mutiara untuk Aeron tiba-tiba sebuah taxi menepi dari kanan jalan.

Ia menyipitkan matanya, mengamati setiap pergerakan si penumpang yang akan keluar dari mobil.

Matanya melebar saat tahu siapa yang keluar dari sana.

"Sialan," Umpat Kinara begitu Rasya, kakak perempuannya yang ternyata adalah si penumpang taxi itu berjalan ke arah mereka berdua.

Tepat disaat Rasya memerhatikan ada keberadaan orang asing yang sedang berduaan dengan adiknya, di saat itu juga Aeron menatap terkejut kedatangan Rasya.

"Loh? Lo ngapain disini?" Tanya Rasya kebingungan.

Aeron menatap Rasya tak kalah bingung.

"Loh, yang harusnya tanya itu gue, ngapain lo disini? Ini rumah pacar gue,"

Kinara yang mendengar jawaban Aeron langsung menatap pria itu tajam. Ia menatap kakaknya sinis.

"Jangan dengerin dia," cetus Kinara.

"Tunggu, tunggu .. jadi lo pacar adik gue?" interogasi Rasya.

"Adik lo?" Aeron kini berjuta-juta kali bingung.

Rasya mengangguk cepat. "Iya, Kinara adik gue,"

"Adik tiri, kali." Sarkas Kinara lalu segera berjalan masuk rumah meninggalkan Aeron dan Rasya.

Raut wajah Rasya berubah drastis saat Kinara mengatakan itu dan pergi. Hatinya terasa sakit, lagi-lagi ia merasa bersalah pada adik semata wayangnya itu.

Suasana antara Aeron dan Rasya pun kini menjadi canggung. Aeron yang notabene adalah cowok peka itu langsung mendapat topik pengusir keheningan.

Aeron langsung sangat paham situasi macam apa ini.

"Adik lo happy banget tau hari ini, ya walaupun agak ada bete nya dikit sih,"

Rasya terkekeh canggung.

"Jangan terlalu diambil hati ya, omongan dia." Ujar Aeron.

Rasya tersenyum. "Gue udah biasa kok ngadepinnya. it's okay."

"Jadi kalian satu sekolah?" Tanya Rasya.

"Iya," jawab Aeron.

Rasya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Heal [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang