6. Sharetta Abhigaille

55 22 76
                                    

Siang ini terasa amat panas, entah apa penyebabnya, Kinara tidak tahu pasti. Namun perasaannya sudah tidak enak sejak bel pulang sekolah berbunyi lima belas menit yang lalu.

"DOR!!"

Yang benar saja, apa yang Kinara takutkan kini menjadi kenyataan.

Kinara mendesis, mengumpat dan menyumpah-serapahi dirinya sendiri.

"Kaget banget keliatannya, perasaan nggak kenceng-kenceng amat deh,"

"Gue kaget liat muka lo," cetus Kinara.

Mereka berjalan beriringan tanpa di sadari.

"Ikut gue ya?" Tawar Aeron penuh semangat.

"Males," jawab Kinara dengan tak minat.

Aeron mencabikkan bibirnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, membuat dirinya sedikit tersentak lalu segera mengangkat panggilan masuk itu.

"Halo, Retta? Ada apa?" Tanya Aeron, ia menghentikan langkahnya.

Kinara diam-diam menguping, siapa Retta? Pasti cewek. Tapi buat apa Kinara peduli?

"Gue udah sampe bandara nih el, tapi nggak tahu alamat rumah lo."

"Oh, udah sampe? Oke oke, tunggu disana gue jemput aja," ucap Aeron.

Kinara berhenti, ia ingin tahu siapa orang yang mau di jemput Aeron itu? Meski tak penting, namun tetap saja rasa ingin tahu itu ada dalam diri Kinara.

"Oke, bye." Aeron memutuskan sambungan telfonnya lalu kembali memasukkan ponselnya dalam saku.

Netra hitamnya menemukan Kinara dengan kedua tangan bersendekap dan ekspresi seakan ingin menerkam dirinya.

Aeron tersenyum lalu berjalan menghampiri gadis itu.

"Kenapa berhenti? Nggak pulang?" Tanya Aeron.

Kinara mendadak kehabisan ide untuk menjawab pertanyaan Aeron. Ia terdiam cukup lama.

"Gue lagi males nungguin taxi panas-panas gini, jadi gue terima ajakan lo tadi," Ucap Kinara sembari mengibas-ngibaskan tangannya.

Aeron mengangkat sebelah alisnya.

"Tiba-tiba berubah pikiran? Nggak salah?" Curiga Aeron.

Kinara berdecak, "mau kasih tumpangan nggak? Kalau nggak yaudah,"

"Ya mau aja sih, tapi gue lagi mau jemput-"

"Ah kelamaan lo," potong Kinara lalu berjalan mendahului Aeron yang masih bergeming ditempat.

Kinara menggerutu di sepanjang perjalanannya menyusuri lorong kelas menuju parkiran. Ia menoleh ke belakang, tidak terlihat keberadaan Aeron disana.

Kinara hendak melanjutkan langkahnya namun tiba-tiba ..

Bugh

"Aargh!" Jerit Kinara saat bokongnya terbentur lantai dengan sangat kencang.

Ia mendongak mendapati seorang laki-laki dengan banyak buku di tangan hingga tak nampak wajahnya.

"Eh maaf-maaf gue nggak tau ada orang, gue bawa banyak buku soalnya, maaf banget ya .. Serius gue nggak sengaja," orang itu hendak meletakkan bukunya di bawah untuk memastikan keadaan Kinara.

Tiba-tiba Aeron datang menghampiri dirinya, tentu saja terlambat seperti biasanya.

"Kinara! Lo gapapa kan? Kok bisa jatuh sih, ceroboh banget," panik Aeron sembari mengecek keadaan Kinara.

Mata Kinara fokus pada orang yang menabraknya, kini orang itu ikut berjongkok dihadapan Kinara.

Aeron menatap laki-laki itu sinis.

Heal [Hiatus]Where stories live. Discover now