33 •• BALA BANTUAN

65 17 12
                                    

Meski sebenarnya Shawn tidak yakin bisa mengendalikan semuanya, tapi laki-laki itu terus mencoba membagi pandangan sembari mengajak Oriel bicara. Apalagi ketika ia berhasil menarik minat Oriel dan perempuan itu mulai melepaskan tangannya dari tubuh Blossom.

"Jika kau memang mencintai Elmar, seharusnya kau tidak berpaling dan menginginkan Theo sekarang." Shawn lantas melirik Blossom yang memberikan kode lewat gerakan tangannya.

"Aku masih mencintai dia. Tapi, karena kisah bahagia kita belum sempat dimulai, bukankah lebih baik jika aku mencoba bersama reinkarnasinya dari masa depan?"

"Itu berarti kau mengkhianatinya."

Oriel lantas menyilangkan kedua tangannya. "Berikan buku itu dan biarkan Elmar juga ikut bersamaku."

"Tidak akan. Dia adikku."

"Jadi, kau mau aku mengambil paksa dia dan menggunakan kekuatan sihir yang aku punya?" Oriel kemudian tertawa ringan.

Alih-alih ketakutan, Shawn malah menaikkan ujung bibirnya. "Memangnya bisa? Kau saja perlu menunggu puluhan tahun hingga bisa menemukan Blossom dan mengendalikannya, kau juga butuh waktu hampir satu tahun hingga bisa menampakkan wujud di hadapan Theo. Dengan semua fakta itu, apa kau masih berpikir kekuatan sihirmu berguna di sini?"

"Kak ...," lirih Theo sembari menarik ujung baju milik Shawn. Namun, Shawn tidak menghiraukannya.

"Tujuan awalmu mengendalikan Blossom hanya untuk menemukan pelaku pembunuhan itu, kan? Dan sekarang, Blossom hanya tinggal membaca tulisan tangan yang disembunyikan dalam buku ini hingga selesai. Setelah itu, kau bisa menyusul Elmar dan urusan kita juga selesai."

Dibanding yang lainnya, Shawn memang sudah lebih dulu tahu rumor tentang cerita horor taman kota yang memang sudah ada sejak lama. Dan karena usianya juga lebih dewasa, laki-laki itu jadi bisa bersikap lebih tenang.

"Tahu apa kau tentang cerita masa laluku?"

Shawn menggelengkan kepala. "Tidak banyak. Hanya baru beberapa kisah yang tertulis di buku ini."

"Kau bisa membacanya?" Oriel lantas memiringkan kepalanya.

Sejak awal, Shawn tidak menyadari beberapa hal yang bisa ia lakukan dengan buku itu. Tadi saja dia sempat berpikir bahwa kunci dari semua kejadian ini adalah Blossom. Tapi, pertanyaan Oriel itu membuat Shawn memutar kembali ingatannya.

Portal itu terbuka bahkan sebelum Blossom membaca tulisan di halaman emas buku catatan itu. Kemunculan Theo yang tiba-tiba juga karena Shawn yang tidak sengaja mengusap halaman emas itu beberapa kali. Jadi, bukankah ia juga bisa ikut mengendalikan semua yang terjadi sekarang tanpa perlu sibuk meminta Blossom kembali?

"Kak, ada apa?" bisik Theo setelah menyadari perubahan dari raut wajah Shawn.

"Sepertinya aku tahu cara membawa teman-temanmu kembali."

Tepat setelah kalimat itu diucapkan, Shawn bergegas membuka halaman berwarna keemasan yang masih belum menampakkan tulisan. Ia juga dengan cekatan mengusap halaman itu beberapa kali.

Ketika Oriel dan Theo sedang sibuk mengamati gerak-gerik dari Shawn. Kesempatan itu Blossom gunakan untuk merangkak mundur dengan perlahan. Ada suatu hal yang tiba-tiba ia ingat, dan pohon di belakang ring basket itu adalah kunci utama ingatannya.

Baru saja Blossom mencapai tempat yang menjadi tujuannya, teriakan yang cukup keras mendadak membuyarkan fokusnya.

"Kak Kallen?" Blossom lantas menutup mulutnya.

Yale, Shaga, Beval dan Kallen sekarang ada di lapangan basket itu juga bersama mereka.

Yale, Shaga, Beval dan Kallen sekarang ada di lapangan basket itu juga bersama mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IN MY BLOOD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang