24 •• TITIK PERMASALAHAN

72 23 3
                                    

Langit sudah mulai gelap, tapi Blossom masih kebingungan antara harus pulang ke rumah atau menetap di taman kota sendirian. Setelah tadi Blossom mendengar suara Oriel tiba-tiba muncul ketika ia sedang menelepon Kallen, perempuan itu lalu memutuskan untuk berlari keluar dari rumah sejauh yang ia bisa.

"Aku harus bagaimana sekarang?"

Keadaan taman kota kali ini tidak begitu ramai. Bahkan, menjelang petang lapangan basket itu juga sudah mulai ditinggalkan oleh remaja-remaja yang sebelumnya sibuk bermain di sana. Blossom yang tidak tahu harus berbuat apa akhirnya hanya memilih untuk duduk sembari memperhatikan sekitarnya.

Ketika perempuan itu mengedarkan pandangan, seberkas cahaya keemasan keluar dari balik pohon yang berada tepat di belakang ring basket. Hal itu tentu mencuri perhatiannya. Awalnya Blossom sedikit ragu, tapi tubuhnya seperti ditarik paksa untuk melihat hal itu lebih dekat lagi.

Tatapan mata Blossom berubah menjadi lebih tajam, di satu sisi cara berjalannya juga berubah menjadi lebih anggun dari biasanya. Perempuan itu seperti berada di bawah kendali, tapi ia juga tidak tahu bagaimana caranya untuk melarikan diri.

"Apa yang terjadi?" lirih Blossom. Namun, kakinya tetap melangkah maju tanpa mau berhenti.

Setelah posisinya tepat berada di depan pohon rindang itu, kaki Blossom seketika kehilangan keseimbangannya. Sesuatu juga seperti menghantam dadanya begitu saja. Blossom bahkan sampai terduduk di tanah sembari mengatur napasnya yang juga mendadak tercekat.

Kejadian itu berlangsung begitu cepat. Keadaan taman kota yang sepi semakin membuat Blossom tidak tahu harus berbuat apa lagi. Suaranya juga sama sekali tidak keluar, padahal perempuan itu sudah berusaha untuk berteriak meminta bantuan.

Pandangan mata Blossom perlahan juga kabur. Tapi, hal itu malah membawa sebuah ingatan kembali.

Pohon itu adalah pohon yang sama ketika Blossom masuk ke dunia Oriel waktu itu. Dan di samping pohon itu pula Oriel dan Elmar mengembuskan napas terakhir mereka. Blossom berhasil mengingatnya, bahkan sangat jelas tergambar dalam pikirannya. Tapi, mengapa sekarang ia ikut merasa kesakitan? Padahal tidak ada hal yang membahayakan dirinya di sekitar sini.

"Hei, kau tidak apa-apa?"

Suara yang tiba-tiba masuk dalam pendengarannya itu membuat Blossom berusaha keras mengangkat kepala. Namun, karena pandangannya masih kabur, ia tidak bisa melihat wajah pemilik suara itu dengan jelas.

"Apa kau masih bisa mendengarkanku?"

Blossom hanya mampu mengembuskan napasnya perlahan.

"Maaf, tapi sepertinya aku harus membawamu."

Tepat setelah kalimat maaf itu diucapkan, Blossom merasakan tubuhnya diangkat perlahan. Namun, karena ia tidak punya cukup tenaga untuk melawan, Blossom akhirnya hanya berusaha menangkap wajah laki-laki itu dengan fokus pandang yang tersisa.

 Namun, karena ia tidak punya cukup tenaga untuk melawan, Blossom akhirnya hanya berusaha menangkap wajah laki-laki itu dengan fokus pandang yang tersisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IN MY BLOOD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang