28 •• MELIHAT KISAH MASA LALU

72 21 14
                                    

Aku tidak tahu siapa nama pangeran dan seseorang yang berpakaian seperti penyihir itu. Tapi, yang jelas, setelah itu Pangeran Griffin beradu mulut dengan dia. Bahkan, mereka juga seperti sengaja mengabaikan mayat Putri Oriel yang berlumuran darah di sampingnya.

Kejadian itu benar-benar membuatku trauma. Apalagi sebagai rakyat dari Raja Ardolph, aku jadi berpikir dua kali jika anak laki-laki satu-satunya itu naik takhta menjadi raja. Apa jadinya negara ini nanti? Pangeran Griffin saja dengan senang hati membunuh adiknya sendiri. Lalu, nanti bagaimana jika keadaan kota memburuk saat masa jabatannya tiba?

"Aku memang ingin menyingkirkan Elmar. Tapi, bukan dengan cara membunuh Oriel juga!"

Teriakan itu membuatku semakin berusaha masuk ke dalam semak-semak. Keadaan sepertinya mulai memanas, dan aku tidak mau menjadi tumbal emosi mereka untuk sekarang.

"Itu kau, bukan aku."

"Tapi, dia adikmu!"

"Dia sudah merebut semuanya dariku, dan dengan seperti ini, semua milikku akan segera kembali."

"Gila! Kau gila!"

"Lalu, apa bedanya dengan kau yang juga berusaha membunuh Elmar? Dia juga adikmu, kan?"

Percakapan itu terdengar jelas hingga tempat aku bersembunyi, karena dua orang itu benar-benar berbicara dengan nada tinggi. Tapi, di samping itu, ada hal yang membuatku sedikit khawatir. Sepasang bola mata sejak tadi terus menatap ke arah semak-semak tempatku bersembunyi. Dari yang aku lihat, dia adalah orang yang berpakaian seperti seorang penyihir dengan tudung yang menutup kepala.

Di tengah panasnya percakapan dua laki-laki itu. Gerakan tangan dari seorang penyihir membuat lawan bicara Pangeran Griffin itu jatuh ke tanah dengan mendadak. Bahkan, setelahnya tidak terdengar suara teriakan, umpatan, atau semacamnya.

"Hei! Apa yang kau lakukan? Aku belum selesai bicara dengan dia."

"Jika kau tidak mau dibantu, aku akan segera pergi dan meninggalkan semua mayat ini di sini."

"Apa? Kau juga membunuh Owen?"

"Tidak. Dia hanya akan kehilangan semua ingatannya tentang Pangeran Elmar dan juga Putri Oriel."

Aku semakin menciut. Posisiku sangat dekat dengan mereka. Bahkan, aku juga berpikir jika penyihir itu sebenarnya menyadari kehadiranku, hanya saja dia mencoba untuk mengabaikannya entah karena alasan apa.

"Aku akan menggunakan kekuatan sihirku dan menyimpan mayat Putri Oriel di dalam pohon itu. Dengan begitu, tidak akan pernah ada yang tahu jika dia mati karena dibunuh oleh kakaknya sendiri."

"Lalu, bagaimana dengan mayat Elmar?"

"Pangeran Elmar bukan sosok yang penting dalam silsilah kerajaan. Kematiannya pasti akan disembunyikan. Jadi, kita bisa membuangnya ke jurang untuk setidaknya menghilangkan jejak."

"Kalau begitu, mengapa kita tidak membuang Oriel juga?"

"Pangeran Griffin, kau tahu seberapa sayangnya Raja Ardolph kepada adikmu, kan? Hal itu pasti membuat Ayahmu akan mengerahkan penyihir-penyihir lain untuk mencari adikmu dengan cara tak kasat mata. Dan dengan kekuatan sihir yang aku punya, jiwa Oriel tidak akan pernah ditemukan oleh mereka."

Tidak ada lagi percakapan yang terdengar. Penyihir itu juga mulai membaca mantra sembari membuka penutup kepala yang sejak tadi menutupi seluruh wajahnya dengan sempurna.

IN MY BLOOD [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang