20 •• MASA LAMPAU

74 21 0
                                    

Lahir sebagai anak bungsu dari keluarga kerajaan yang harmonis membuat kehidupan Oriel tidak pernah merasakan kekurangan. Bahkan, ia mendapatkan semua fasilitas secara cuma-cuma. Oriel benar-benar tumbuh menjadi putri kerajaan yang menawan.

"Karena perjodohanmu dengan Pangeran Owen akan dilaksanakan bulan depan, Ayah harap kau tidak membuat masalah sampai hari bahagia bagi kerajaan kita itu tiba."

Obrolan dalam makan malam kerajaan kali ini membahas tentang perjodohan Oriel dengan seorang putra dari raja yang merupakan kolega ayahnya. Namun, meski acara perjodohan itu telah dijadwalkan, Oriel tetap memilih untuk tidak mengiakan.

"Mengapa Ayah menyetujuinya? Bahkan, aku tidak pernah merasa setuju dengan perjodohan ini."

"Jangan banyak bicara. Ayah tahu apa yang terbaik untuk kelanjutan masa kejayaan kerajaan kita."

"Mengapa harus aku?"

"Karena Griffin belum berhasil meyakinkan keluarga kerajaan yang Ayah incar."

Griffin yang merupakan anak kedua dalam keluarga kerajaan itu lantas meletakkan gelas dengan kasar. Tatapan mata laki-laki itu juga berubah tajam.

"Tapi, bukankah kehidupan keluarga kerajaan dari suami Kak Edlyn juga sudah cukup untuk menopang kerajaan kita?"

"Oriel Ardolph, kau putri kerajaan. Jadi, tugasmu hanya perlu mengikuti perintah dari raja."

Raja Ardolph dikenal sebagai pemegang kekuasaan yang sangat berjaya. Bahkan, selama masa kepemimpinannya, ekonomi kota menjadi sangat stabil dan masyarakat ikut senang karena hal itu. Hanya saja, di balik sikapnya yang sangat berwibawa di hadapan rakyatnya, ada sisi gelap yang anak-anaknya tidak suka dari sosoknya. Apalagi setelah kematian ibu sekaligus ratu kerajaan itu, semua mendadak kacau dan anak-anak seperti sebuah alat untuk mencapai kejayaan lebih besar yang ia incar.

"Perintah macam apa yang membuat anaknya sendiri sengsara?"

"Turunkan nada bicaramu. Kau seorang putri."

"Kalau begitu, pakai hati dan otakmu. Karena selain seorang raja, kau juga orang tua tunggal yang kami punya."

Oriel mendorong kursinya dengan kasar. Ia juga memilih untuk keluar begitu saja dari ruang makan, meskipun mendapat tatapan tajam dari ayahnya.

Kepergian Oriel membuat raut wajah Raja Ardolph berubah memerah dengan cepat. Namun, tanpa banyak bicara, ia kemudian ikut keluar dari ruang makan itu dan meninggalkan Griffin yang masih duduk termangu.

"Keputusan Ayah memang terkadang gila. Tapi, Oriel juga sudah merampas semua hal yang aku punya."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
IN MY BLOOD [SELESAI]Where stories live. Discover now