20. Brianna Reissyl- End of Season 1

2.4K 468 36
                                    

The Way To Protect Female Lead's Older Brother © Juniljus, Baek Ji-Hyeon.
.

.

.

A fanfiction written by LeefaTyn

***

This story might be different from the original manhwa.

"Itu apa?" Tanya Ether ketika melihat keranjang berisi permata ditanganku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Itu apa?" Tanya Ether ketika melihat keranjang berisi permata ditanganku.

"Ini?"

Aku mengangkat keranjang tersebut lalu menunjukkannya pada Ether.

"Permata."

"Dapat dari mana?"

"Bibi Helena yang memberikannya padaku."

"Siapa?"

"Ibunya Dimitri."

Saat mendapatkan keranjang berisi permata ini dari Helena, aku tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutku.

Tentu saja, orang waras mana yang memberikan seseorang permata sekeranjang?

Walau hanya karakter ekstra yang tidak pernah muncul, seorang Agriche tetaplah Agriche. Mereka semua sama gilanya dalam hal tertentu.

Dimitri juga begitu. Aku pikir dia bocah yang normal.

Tapi apa-apaan sikapnya tadi?

"Apa maksudmu? Ibu memang sangat suka mengoleksi permata. Saat aku menghilangkan bros miliknya, sebenarnya disitu ada permata yang sangat berharga."

"Ha?! Terima saja. Ibu hampir tidak pernah memberikan permata siapapun. Aku kasih tahu, semua permata Ibu harganya sangat mahal."

"Yah, kalau tetap tidak mau buang saja. Ibu tidak akan menerima kembali hal yang sudah dia berikan pada orang lain."

Menyuruhku membuang puluhan permata hanya karena tidak suka? Ini pertama kalinya aku mendengar hal semacam itu.

Jika ini kehidupanku yang sebelumnya, aku pasti sudah jadi milyuner. Tanpa jadi atlet pun, aku tetap kaya raya.

Sayangnya, aku tidak pernah mendapat sekeranjang permata.

Ether melihat-lihat permata yang ada di keranjang. Permata pemberian Helena memiliki berbagai macam bentuk, warna, dan ukuran.

"Bukankah ini permata yang cukup mahal? Bahkan ada beberapa yang warnananya sangat langka."

"Benarkah? Aku tidak tahu banyak soal permata."

"Ya, dulu Ibu juga suka mengoleksi berbagai macam permata. Tapi, kenapa Bibi itu memberimu permata sebanyak ini?"

Aku mengedikkan bahu karena tidak tahu.

𝐁𝐋𝐎𝐎𝐃 𝐀𝐍𝐃 𝐓𝐄𝐀𝐑𝐒 || twtptflobWhere stories live. Discover now