42.

40K 2.1K 92
                                    

JANGA  LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW

ingat update kok aku, tapi maaf ya lama updatenya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pertemuan dengan Ardias memang menggali lagi luka di masa lalu. Namun, seperih apapun luka itu, Shane rasa dia sudah sembuh. Karena torehan luka yang dibuat Johnny nyatanya lebih terasa sekarang.

Shane kembali ke ruang rawat Bunda, ia memilih untuk tidur di sana. Seperti biasa, sebelum tidur ia selalu berdoa agar Bunda bisa kembali sadar.

Kecelakaan beberapa tahun lalu mengakibatkan cedera otak. Cedera otak yang membuat Bunda koma sejak saat itu. Jika tidak dengan bantuan alat medis, nyawa Bunda sudah tidak tertolong lagi. Dokter bilang, sangat kecil harapan untuk Bunda bisa kembali sadar. Namun, seberapa kecilpun harapan itu, Shane akan tetap meletakan harapannya.

Malam sudah semakin larut, sedangkan Shane masih terjaga. Beragam pemikiran muncul dalam benaknya. Rasa takut juga turut membebani pikirannya. "Apa gue gugurin aja anak ini?" Bukan tanpa sebab ia berpikir begitu, Shane hanya takut tidak bisa membesarkan anak dalam perutnya.

"Bego!" Umpatnya begitu sadar kalau apa yang ia pikirkan itu salah. "Udah buat dosa, malah mau nambah dosa lagi! Emang goblok lo Shane!"

Saat ini belum ada siapapun yang tau tentang kehamilannya. Sebelum meninggalkan apartement Johnny, Shane iseng mengecek kehamilan. Tidak bisa ia pungkiri banyak perubahan pada tubuhnya, ditambah lagi ia sudah telat 2 minggu. Hasilnya positif. Ia benaran hamil! Anaknya Johnny ada dalam perutnya. Kenapa semuanya makin runyam?!

"Aku harus gimana Bun?" Tanyanya pada Bunda yang tentu saja tidak dijawab.

•••

Perasaan Shane baru sejam yang lalu, namun ia dibangunkan oleh suara gaduh di depan ruangan Bunda. "Siapa sih yang nggak tau aturan banget jam gini?!" Dumelnya sembari melirik jam yang menunjukka  pukul 3 dini hari.

"Lo mau ngapain di sini?!" Itu suara Adiyan. Entah pada siapa dia bertanya. Shane jadi penasaran.

"Gue tau Shane ada di dalam."

Deg!

Detik itu juga Shane terkejut bukan main. Itu suara Johnny.

"Kalau dia ada di dalam, lo mau apa?!" Tanya Adiyan emosi.

"Gue mau ketemu sama dia." Jawab Johnny dengan nada emosi juga.

"Setelah semua yang lo lakuin, lo masih mau ketemu sama dia?" Adiyan benar-benar tidak peduli jika yang ia teriaki adalah seorang dosen. Toh, Johnny bukan dosennya juga. Lagipula, untuk tipe pria seperti Johnny tidak perlu untuk dihormati.

"Gue punya tanggung jawab sama dia!"

"Tanggung jawab apa hah?" Adiyan terdengar meremehkan Johnny.

Keheningan sempat terjadi selama beberapa detik sebelum Johnny menjawa, "Dia hamil anak gue."

Mata Shane melotot saking kagetnya. Dari mana pria itu tau tentang kehamilannya?

Tak berbeda jauh dengan Shane, Adiyan pun sama terkejutnya. Tubuhnya sampai bergetar. Hamil?! Shane?!

"Alasan konyol apa ini?" Adiyan masih berusaha untuk mengabaikan apa yang ia dengar. Palingan Johnny cuman berbohong hanya untuk bisa bertemu dengan Shane.

My Lecturer My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang