47

42.1K 3.4K 560
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Mendekati masa lahirnya baby-baby, tubuh Haechan rasanya seperti akan hancur. Padahal ia tidak melakukan pekerjaan berat, namun seluruh tubuhnya terasa sangat pegal, terlebih pada area pinggangnya.

"Mommy Echan ayo bermain dengan Lele!" ajak Chenle setelah bosan dengan mainan mobil-mobilannya.

Haechan yang sedari tadi hanya duduk diam mengamati Chenle dengan menahan rasa pegalnya kini berusaha terlihat baik-baik saja, "Bermain apa?" tanyanya basa-basi.

"Eumm.. itu! Lele mau bermain bola!" Dengan cepat Chenle pergi menuju keranjang yang berisi banyak bola-bola, setelah mendapatkan bola yang diinginkan, Chenle segera kembali dengan berlari ke arah Haechan. "Ini Mommy Echan, ayo bermain!" semangatnya dengan mengangkat benda berbentuk lingkaran menggunakan kedua tangannya.

Haechan ingin sekali menemani dan bermain bola bersama Chenle, namun coba bayangkan jika saat ini dirinya bermain bola, "Chenle, bagaimana jika bermain yang lain?" tawar Haechan.

Chenle yang sedang berlari menuju bola yang ia tendang-tendang sendiri, kini kembali mendekat ke arah Haechan, "Bermain apa Mommy Echan? Kejar-kejaran? Mau mau mau!" balasnya dengan melompat-lompat kecil.

Kepala Haechan terasa pening, sama saja, kedua permainan ini hanya akan membuatnya semakin pegal dan tidak bertenaga, "Chenle, bukan kejar-kejaran, bagaimana jika kita bermain mobil-mobilan lagi? Sini ayo kita adu balap saja nanti yang menang akan mendapat hadiah."

Chenle menggeleng sembari memeluk bola di depan tubuhnya, "Tidak mau, Lele bosan dengan mobil-mobilan. Lele mau bermain bola ini Mommy Echan."

Haechan menghela napasnya mendengar keinginan Chenle, "Tapi sebentar saja ya?" tanya Haechan kemudian.

Chenle mengangguk dengan semangat, "Iya Mommy Echan! Yeayy! Let's play ball!!"

Tentu saja Haechan tidak banyak bergerak, ia hanya menerima tendangan Chenle lalu mengambil bola dan mengembalikannya ke Chenle, Haechan terlihat sangat tidak bersemangat, berbanding terbalik dengan Chenle yang terlihat sangat bersemangat.

"Mommy Echan cepatlah!!"

"Mommy Echan cepat, cepat, cepat!!"

Haechan sudah tidak sanggup lagi melangkahkan kakinya, kakinya terasa seperti akan patah jika ia terus memaksanya untuk bergerak, "Chenle, sudah ya? Mommy Echan lelah," Haechan terduduk lemas di lantai dengan tangan kiri yang memegang pinggangnya serta tangan kanan yang mengelus perut membesarnya. Sepertinya baby-baby di dalam mengamuk karena merasakan guncangan.

"Yaahhh~ Mommy Echan tidak seru!"

"Maaf ya Chenle? Kita bermain yang lain saja ya? Yang membutuhkan tenaga lebih sedikit." Haechan benar-benar merasa tidak enak hati melihat Chenle yang mendadak murung.

"Tidak mau! Lele mau tetap bermain bola! Mommy Echan, ayo bermain lagi!!"

Untuk kali ini Haechan tidak sanggup mengangguk, ia menggelengkan kepalanya dihadapan Chenle, sebuah jawaban yang sebenarnya sama sekali tidak ingin Haechan tunjukkan kepada Chenle. Tapi mau bagaimana lagi, daripada dirinya pingsan di hadapan Chenle.

"Ah! Menyebalkan! Mommy Echan tidak seru!!" Dengan tingkah kesalnya, Chenle melempar bola yang berada di tangannya tepat mengenai perut Haechan membuat perut Haechan terasa nyeri. Selanjutnya, Chenle berlari keluar dari ruangan bermain menuju kamarnya meninggalkan Haechan sendirian.

"Akh perutku!" pekik Haechan memeluk perutnya sendiri ketika Chenle sudah sepenuhnya keluar, "Chenle, maafkan Mommy Echan," lirihnya dengan mencoba berdiri, namun setelah beberapa kali mencoba, Haechan tetap tidak sanggup untuk berdiri, sekedar memanggil maid saja ia juga tidak sanggup.

Mommy ; MarkhyuckNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ