16

60.3K 6.7K 884
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Hari ini Chenle sangat ingin pergi ke taman, ia bahkan terus merayu Haechan dan juga Mark untuk menurutinya. Sebenarnya Haechan sudah setuju, hanya tinggal menunggu jawaban dari Mark saja.

"Baiklah."

Suara yang keluar dari mulut Mark membuat Chenle menatap Mark tidak percaya dengan mulut menganga.

Dulu Chenle selalu ingin bermain dengan Mark seperti anak-anak kecil yang ia lihat di siaran televisi, namun Mark terus menolak dan hanya mengajaknya pergi jika weekend tiba, itupun tidak setiap weekend. Tapi kali ini Mark mau menurutinya. Tentu saja Chenle senang.

Mereka bertiga pergi ke taman yang dulu menjadi tempat pertama kali Haechan bertemu dengan Chenle setelah sekian lama.

"Hyung, aku beli minum dulu ya?"

Mark yang sedang menunggu pesanan makanan mengangguk, lagipula jika Haechan sekarang pergi membeli minuman dan Mark menunggu makanan, itu akan lebih efektif, mereka juga bisa mulai makan dengan cepat nantinya.

"Chenle ikut siapa?"

"Daddy."

Haechan mengangguk lalu meninggalkan Mark dan Chenle yang duduk menunggu makanan. Beberapa saat kemudian makanan sudah siap, Mark meninggalkan Chenle duduk sendiri lalu ia pergi menemui penjual untuk membayar pesanan makanannya.

Dengan ceroboh Chenle tidak mendengarkan ucapan Mark yang menyuruhnya tetap diam menunggu, ia justru ingin menghampiri Haechan yang berada di seberang sedang berbincang dengan sang penjual.

Chenle turun dari kursi, ia berlari kecil ke arah jalanan yang terlihat sepi. Chenle pun mulai menyeberang tanpa rasa takut, di tengah-tengah jalan Chenle melihat gantungan kunci berbentuk beruang yang menarik perhatiannya.

Chenle berjongkok untuk mengambil gantungan kunci tersebut. Saat ia akan berlari ke arah Haechan, dari arah kanan sebuah mobil melaju dengan kecepatan penuh dan—

BRAKK

—menghantam tubuh mungil Chenle hingga terpental ke pinggir jalan.

Suara itu membuat beberapa orang di sekitar menoleh ke arah Chenle yang tergeletak di pinggir jalan dengan matanya yang masih mencoba tetap terbuka dan mulutnya merintih seakan menahan rasa sakit di tubuhnya. Dan berikutnya, mobil yang membuat Chenle celaka hilang begitu saja.

Mark dan Haechan sempat menoleh ketika mendengar keributan, pandangan keduanya bertemu. Mark menoleh ke arah kursi, kosong. Tidak ada Chenle. Mark kembali menoleh ke arah Haechan disertai gelengan seolah-olah mereka sedang berbicara.

Sepersekian detik setelahnya, mereka segera berlari cepat menuju kerumunan orang-orang. Memastikan apa yang sedang ada di pikiran masing-masing itu tidak benar. Namun nihil, pikiran buruk mereka benar.

Darah segar terus keluar dari kepala Chenle. Tubuh keduanya merosot di samping kanan dan kiri tubuh Chenle seolah sudah tidak memiliki tulang di kakinya.

Mark menggeleng, ia tidak boleh lemah. Dengan susah payah Mark segera bangkit dan menggendong Chenle menuju mobilnya. Haechan sendiri juga langsung berusaha berlari mengikuti Mark dengan air yang terus keluar dari matanya. Orang-orang disekitar pun hanya menatap mereka iba dan beberapa ada yang mengikuti Mark dan Haechan untuk memastikan jika mereka selamat sampai di tujuan.

Dengan kaki yang lemas, Haechan tetap mencoba berlari dengan sekuat tenaga untuk segera mempertemukan Chenle dengan dokter disaat Mark sedang berusaha memarkirkan mobilnya.

Mommy ; MarkhyuckWhere stories live. Discover now