31

51.5K 5.5K 808
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Suasana malam hari yang sunyi dan tenang, di halaman depan kediaman Seo terparkir rapi dua mobil mewah. Tidak lama kemudian pintu mobil terbuka, pemilik mobil lantas turun bersama dengan istrinya serta seorang anak yang turun dari mobil miliknya sendiri.

Ketiga tamu yang bisa dibilang penting dan istimewa itu disambut manis oleh para penjaga dan maid. Tamu istimewa keluarga Seo segera diarahkan ke ruang makan di mana ada keluarga Seo yang sedang menunggu kehadirannya.

Ketika kedua belah pihak keluarga bertemu, kedua kepala keluarga tersebut saling menyapa dengan sopan dan akrab seperti biasanya.

"Silahkan duduk," ujar kepala keluarga Seo mempersilahkan tamu istimewanya.

Keluarga Hwang pun dengan senang hati menuruti ucapan dari Johnny. Setelahnya, mereka mulai menikmati hidangan makan malam yang sudah disediakan di meja makan.

Selama makan tidak ada suara lain kecuali dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Bahkan Yangyang dan Mingrui juga tidak banyak mengoceh seperti biasanya, sepertinya cacing di perut mereka sudah berdemo meminta makan.

"Terima kasih atas hidangannya, Johnny-ssi," ujar kepala keluarga Hwang setelah mereka semua menyelesaikan hidangan yang tersaji.

Johnny tersenyum menanggapi Hwang Minhyun beserta istri dan anaknya.

"Bisa kita mulai rencana awal kita?" tanyanya kemudian.

Rencana yang dimaksud sudah pasti tentang pertunangan antara anak keluarga Seo serta Hwang. Johnny mengangguk, "Tentu."

"Err.. Johnny-ssi sepertinya kita tidak jadi menjadi besan," celetuknya yang kemudian diikuti tawa diakhir untuk menutupi rasa kekecewaannya.

Tidak hanya Minhyun, Johnny pun juga merasakan hal yang sama. Ia lantas melirik ke arah Hyunjin dan Haechan yang hanya menundukkan kepalanya, "Kenapa?" tanyanya kepada Minhyun namun kedua matanya masih menatap dua orang yang masih menunduk.

"Aku rasa anak-anak kita kurang cocok untuk menjadi pasangan?"

Hyunjin dan Haechan mendongak, mereka saling melirik dari tempat duduknya masing-masing. Kemudian Hyunjin tersenyum dan mengangguk seolah mengatakan semua akan berjalan sesuai rencana membuat Haechan membalas senyuman Hyunjin.

Johnny kini melirik ke arah Haechan, ia tahu jelas Haechan pasti lebih memilih Mark dibandingkan Hyunjin, padahal Hyunjin jelas-jelas sudah ada di depan matanya, "Haechanie."

Jantung Haechan berdegup kencang, dengan hati-hati ia menatap Johnny yang menatapnya datar namun penuh arti, "Iya Dad..."

"Kenapa?"

Haechan tidak menjawab.

"Kenapa Haechanie?"

"Johnny, jangan menghakimi mereka. Ini keputusan mereka, bukankah kita juga tidak boleh menjadi orang tua yang egois?" Minhyun berusaha tetap tenang. Ia sudah mendengar semua cerita dari Hyunjin. Sebenarnya ia merasa sangat prihatin dengan keadaan anaknya, namun Hyunjin sendiri yang meminta dan selalu meyakinkan kepadanya semua akan baik-baik saja. Mau tidak mau Minhyun menuruti keinginan Hyunjin anak satu-satunya.

"Hyunjin kau mencintai Haechan?" bukannya menjawab atau menanggapi pertanyaan Minhyun, Johnny justru melontarkan pertanyaan kepada Hyunjin.

Hyunjin terkejut dengan pertanyaan yang terlontar tiba-tiba, "Tentu," jawabnya tenang.

"Lalu? Kenapa kalian memutuskan ini?" tanya Johnny.

"Uncle, aku tidak bisa jika terus-terusan memaksakan perasaan seseorang."

Mommy ; MarkhyuckWhere stories live. Discover now