46

45.8K 3.5K 605
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

"Mark Hyung?!" pekik Haechan terkejut ketika melihat Mark yang tidur di sofa dengan posisi meringkuk dan memeluk lututnya sendiri. Semalaman tanpa selimut dan pendingin ruangan yang cukup dingin tidak berubah sama sekali, sudah pasti membuat Mark kedinginan.

Mark yang memang tidurnya tidak nyenyak, ketika mendengar suara pekikan Haechan langsung membuka matanya, "Chanie.. maafkan aku. Maaf, aku tahu aku salah. Maafkan aku," tanpa menunggu nyawanya terkumpul, Mark dengan kepalanya yang masih terasa berputar-putar lantas menerjang tubuh Haechan yang duduk di sofa, tepat di samping tempat dimana ia tidur.

"Mark Hyung sejak kapan tidur di sini? Apa Mark Hyung kemarin bertemu dengan Daddy?" tanya Haechan tanpa bergerak, tidak membalas pelukan dari Mark maupun mendorong tubuh Mark. Ia membiarkan tubuh kacau Mark memeluk tubuhnya.

Mark mengangguk dengan merenggangkan pelukannya pada tubuh Haechan, "Sejak tadi malam. Iya Chanie, aku bertemu dengan Daddy Johnny."

"Daddy marah-marah? Daddy melakukan sesuatu kepada Mark Hyung?" tanya Haechan panik, tangannya beralih ke tangan yang bertengger di pinggangnya, terasa sangat dingin.

Mark pun mencoba untuk menghentikan kepanikan Haechan dan menenangkannya, "Sstt Chanie tenang okay? Tidak terjadi apa-apa denganku. Lihat, aku baik-baik saja kan?" balas Mark dengan tersenyum.

"Apa Daddy marah?"

"Tidak apa-apa."

Haechan hanya menatap wajah tersenyum Mark dengan tatapan lembut seperti biasanya, "Mark Hyung, wanita yang kemarin itu—"

Mark menggeleng, dengan cepat ia mencoba untuk membungkam perkataan Haechan, "Chanie, dengarkan aku baik-baik. Aku tidak akan pernah selingkuh, kita tidak akan pernah berpisah. Aku, kau, dan anak-anak kita bisa selamanya bersama. Aku dengannya sudah lama sekali tidak bertemu. Aku bahkan berani bersumpah jika kami benar-benar tidak memiliki hubungan apapun," jelas Mark dengan menangkup kedua pipi gembil Haechan yang semakin berisi dan tentu semakin menggemaskan. Sayangnya mata Haechan masih terlihat bengkaknya, sama seperti yang dikatakan Johnny.

Haechan diam, ia mencoba mencerna penjelasan Mark dengan baik, "Mark Hyung benar ya? Nanti Daddy memisahkan kita lagi, aku tidak mau."

Mark pun mengangguk, ia juga melepaskan tangkupan di kedua pipi Haechan dan menggantikannya dengan pelukan, "Iya, benar Chanie. Maafkan aku, matamu menjadi seperti ini pasti karena aku ya."

"Tidak apa-apa, ini bukan salah Mark Hyung," jawabnya disertai gelengan.

"Chanie sayang, kalau kau mau marah denganku silahkan, kau mau memukulku juga silahkan, aku lebih pantas mendapat itu daripada jawaban tidak apa-apa darimu."

Haechan menggeleng, "Selagi itu tidak benar aku tetap baik-baik saja, tapi aku akan benar-benar memukul Hyung jika Hyung benar melakukannya!" seru Haechan dengan wajah yang mencoba terlihat menyeramkan namun tetap jatuhnya menggemaskan.

Mark tidak tahu lagi bagaimana caranya ia harus mengucapkan kalimat syukur atas apa yang ia dapatkan.

"Mark Hyung, peluk aku lagi~" pinta Haechan ketika Mark dengan tiba-tiba melepas pelukannya.

"Aku dari kemarin belum mandi, masih bau. Aku mau mandi dulu okay? Nanti aku akan memelukmu sepanjang hari," Hidung Mark mengendus ke area tubuhnya sendiri, sebenarnya tidak sebau itu namun ia tidak mau jika Haechan merasa risih atau tidak nyaman karena ia belum mandi dari kemarin.

Mommy ; MarkhyuckOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz