32

50.8K 5.1K 683
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Tanpa disadari waktu berlalu begitu cepat. Selama 14 hari ini kondisi Mark belum memunculkan tanda-tanda adanya perubahan. Mark masih tetap sama, menutup mata dari pagi sampai malam dan kembali lagi ke pagi.

Selama itu juga Chenle terlihat sedih, tidak jarang Chenle menangis setelah mengintip ke ruangan Mark —Chenle merindukan Mark.

Meskipun saat keadaan sadar Mark lebih sering fokus dengan berkas dan mengacuhkan Chenle yang bermain di sampingnya, Chenle tetap merindukan Mark. Walaupun Mark pernah memarahi Chenle dan membuatnya menangis, Chenle tetap merindukan Mark.

"Mommy Echan, apa Lele nakal?" tanya Chenle kepada Haechan setelah menatap cukup lama ke arah ruangan Mark.

Haechan mengalihkan pandangannya dari arah ruangan Mark untuk menatap Chenle, tidak lupa Haechan berusaha tetap terlihat baik-baik saja di hadapan Chenle, "Tidak, Chenle tidak nakal. Siapa yang mengatakan Chenle nakal?"

Chenle melirik Haechan takut-takut, mulutnya ingin mengatakan sesuatu tapi seperti ada sesuatu yang menahannya, "Emm..."

"Kenapa Chenle tiba-tiba bertanya seperti itu? Chenle anak baik dan pintar, tidak nakal sama sekali."

Ucapan dari Haechan membuat Chenle berani menatap Haechan, "Benarkah? Lele tidak nakal?" tanya Chenle dengan wajah yang bisa dibilang ceria. Bahkan kini senyum manisnya terukir di wajah mungilnya.

Haechan tersenyum, "Iya, benar. Ada apa?"

"Lele pikir Daddy sekarang sedang marah karena Lele nakal dan selalu menganggu Daddy bekerja," kini raut wajah Chenle berubah 180 derajat dari ceria menjadi murung seperti saat ia menatap ke ruangan Mark.

"Noooo, Chenle tidak nakal. Jangan berpikiran yang seperti itu. Daddy Mark tidak marah dengan Chenle," protes Haechan sembari mengangkat tubuh Chenle ke pangkuannya.

"Tapi sepertinya Daddy Malk marah, Daddy Malk tidak mau lagi bermain dengan Lele..." suara Chenle semakin mengecil, Haechan bahkan hampir tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Chenle.

"Ssttt, tidak. Itu tidak benar. Daddy Mark tidak marah, Daddy Mark hanya butuh istirahat karena terlalu gila bekerja, Chenle tahu kan Daddy Mark selalu bersemangat bekerja?" tanya Haechan dengan memeluk tubuh Chenle. Haechan tidak habis pikir, bagaimana bisa Chenle berpikiran seperti ini?

Chenle menganggukkan kepalanya, "Iya, tapi... Uncle Nono bilang Lele nakal..."

Haechan mengernyit menatap Chenle, "Jeno? Apa saja yang dikatakan Jeno?" tanya Haechan dengan menahan rasa kesal. Kenapa juga Jeno mengatakan jika Chenle anak nakal dan tidak mau bermain lagi dengannya?

"Huuu ini karena Chenle nakal sekarang Mark Hyung tidak mau lagi bermain dengan Chenle, ini semua salah Chenle yang nakal," Chenle berusaha keras untuk mengikuti ucapan Jeno beberapa hari yang lalu. Saat itu Jeno hanya berniat bercanda dengan seorang Chenle yang selalu menganggapnya serius.

Haechan membulatkan matanya mendengar apa yang Jeno katakan kepada Chenle. Haechan tidak terima Jeno sudah membuat Chenle merasa sedih seperti ini.

"Lele takut.. Daddy Malk benar-benar marah ya Mommy Echan?" tanya Chenle lirih.

"Tidak Chenle. Jeno hanya bercanda dengan Chenle. Jangan berpikiran yang seperti itu, Daddy Mark tidak marah dengan Chenle."

"Benarkah Daddy Malk tidak marah?" tanya Chenle di dalam pelukan hangat Haechan.

Mommy ; MarkhyuckHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin