Tamu Kehormatan

9.1K 1.5K 41
                                    

ALMADEO
----------

TAMU KEHORMATAN

----------

Almadeo duduk diantara guru dengan tampang 'biasa' nya.

Semua murid menelan ludahnya gugup melihat tatapan pangeran kesayangan Barsoom itu.

Mata sipit yang digunakan menilai memincing tajam.

Disebelahnya terdapat Jane dengan posisi siap siaga.

Setelah beberapa saat ekspresi wajahnya kembali normal.

"Jane, kau terlalu kaku. Lihat semua orang takut padamu" Jane menunduk hormat.

Tidak sadar diri.

"Maaf Tuanku" Jane menunjukkan sisi elegannya dan seisi ruangan bernafas lega.

Tidak terlalu lega juga si ...

"Engg ... Untuk acara pembuka, akan ada sambutan dari kepala Sekolah. Untuk itu kepada semua murid dipersilahkan untuk memperhatikan dengan seksama"

Kepala sekolah yang disebut berjalan di atas panggung dan memberikan satu atau dua patah kata.

Acara sambutan demi sambutan berlalu, kini saatnya Almadeo memberikan satu dua katanya.

Almadeo berdecak sebal.

Kenapa ia harus berbicara? Ia hanya ingin duduk diam dalam acara saja!

Tolong, anggap aku tidak penting. Begitu pikirnya.

"Aku Almadeo, Aku hanya akan mengatakan satu kalimat,

Jangan jadi sampah yang tidak berguna"

Semua murid tercengang.

Hanya satu kalimat tapi sangat menohok pada ulu hati.

Nada bicara yang digunakan juga datar, mengapa sakitnya sangat sakit?

"Sepertinya akan seru jika aku menjadi guru tutor disini. Mengingat ...

Laboraterium nya sangat luas, dan ...

Ranjang Asrama sangat empuk"

Ia menelisik lebih jauh semua murid di sekolah ini.

"Tapi itu merepotkan sialan"

Pandangannya terus bergulir, ia menangkap siluet tak asing yang jauh dari tempat mimbarnya.

"Aih, lagi-lagi bertemu dengannya,

Dunia sempit sekali"

Ia memijat pangkal hidungnya.

"Ini akan menyenangkan"

****

Suara dentingan pedang beradu terdengar ke telinga Almadeo yang berjalan melewati gedung besar belakang sekolah.

Jalannya yang lambat semakin lambat ketika ia merasakan kedutan di bagian bawah lututnya.

"Sudahlah! Aku memang tidak cocok untuk beraktivitas!!"

Ia duduk di bangku yang disediakan. Ia berdiam merenungkan diri sendiri.

" ... "

Almadeo butuh istirahat batin dan fisik.

Almadeo [End]Where stories live. Discover now