Marahnya Sang Pangeran [Bagian 2]

12.1K 1.9K 70
                                    

ALMADEO
----------

MARAHNYA SANG PANGERAN
[Bagian 2]

----------

Almadeo menatap datar ke arah depan dengan tangan mencengram rambut Alice dan menyebabkan rambutnya acak-acakkan.

"Kau tau? Aku paling tidak suka jika tidurku di ganggu. Apalagi dengan putri sialan sepertimu"

Almadeo menginjak tangan Alice yang di gunakan untuk menyangga.

"Akhh!!" Ringisan tak tertahankan.

Seluruh orang dalam ruangan itu tidak berani menghentikannya.

" ... Apalagi kau membangunkan ku dan tidak ada sesuatu yang penting.

Dan malah diajak bermain permainan membosankan ini.

Aku tidak peduli kau memiliki masalah denganku, tapi jika kau melibatkan temanku,

Aku akan membunuhmu"

Almadeo sangat marah, tidurnya yang belum sampai sepuluh menit harus di ganggu oleh putri sialan ini.

"Hentikan! Dia adalah putri keluarga Garcia, kau tidak bisa menindasnya!" Salah satu teman Alice mencoba menghentikannya.

"Garcia, Amolus, aku tidak peduli" Almadeo menatap teman Alice penuh intimidasi.

"Dia telah berbuat kesalahan, dan aku sebagai Pangeran Kesayangan Barsoom, akan menghukumnya ... Iya kan raja Victor?"  Teman Alice terbelak kaget.

"Bar ... Soom?"

Di Kerajaan Alomodeus, Barsoom terkenal dengan kerajaan kejam.

Setiap pelanggar hukum maka akan dijatuhi hukuman mati.

Kerajaan sangat kaya dengan penduduk makmur.

Dan belakangan ini, rumor mengatakan jika satu-satunya Pangeran Barsoom telah kembali dan mengubah susunan mentri yang baru.

Kerajaan Barsoom, menjadi sangat damai dan tidak ada koruptor maupun pemberontak.

Dengan otak baru yang ada di Kerajaan,

Barsoom menjadi salah satu Kerajaan yang konfliknya dihindari oleh kerajaan lain.

Dan berusaha menjalin hubungan dagang atau persahabatan dengan negeri Almadeo itu.

Jadi, Raja Victor telah dikalahkan oleh bocah berusia sepuluh tahun ini? Pikir mereka.

"Kenapa?" Almadeo melepas rambut Alice dan menepuk tangannya pelan.

Injakan tangan Alice tidak terlepas.

Ia masih punya dendam dengan putri sok bisa ini.

"Takut heh?" Almadeo mendorong kepala Alice hingga terbentur lantai.

"Kau! Kau merebut Luke dariku!" Sepertinya pelaku telah jujur dengan perbuatannya.

"Luke pergi karena jalang kecil sepertimu!" Alice bangkit dan membentak Almadeo.

"Aku membencimu! Kau merubah sifat Luke padaku!"

"Kau--"

"Bukankah kau yang jalang kecil?" Almadeo bersedekap dada.

"Apa yang--"

Almadeo kembali menarik rambut Alice dan Alice terududuk kembali.

"Aku tidak suka mendongak untuk melihat ke arah sampah sepertimu" Jujur saja, Almadeo sebatas pundak Alice. Jika mereka berhadapam, Almadeo harus mendongak.

Almadeo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang