Sean

23.7K 3K 132
                                    

ALMADEO
----------

SEAN

----------

Beberapa hari berlalu,

kini Almadeo sering mendatangi laboraterium mesin.

Ia dan Algus seperti menjadi teman akrab satu sama lain.

Almadeo juga sering mendapat keluhan dari Algus, secara tidak langsung ia memberi saran dan koreksi beberapa proyek yang akan dikerjakan oleh Algus.

Almadeo sering sekali datang saat pagi sampai siang.

Walaupun disuguhi mesin, tetap saja kemalasannya tak berkurang.

Para putri yang sering tidur bersama dengannya,

dan Jane berlatih menjadi pengawal pribadi pangeran karna syarat yang diberikan oleh Raja mengharuskan Jane menjadi pelayan serta pengawal pribadi pangeran seperti Leo yang mengabdi padanya.

Sedangkan Felix yang terkadang harus keluar kota demi menjalankan kewajibannya.

Kegiatan-kegiatan itu sudah terbiasa dimata Almadeo,

dia juga kerap mendatangi tempat latihan Jane dan memberikan air atau bekal.

Saat itu, Almadeo sangat malas bangun ketimbang akhir-akhir ini.

Ya ga heran si males bangun.

Ia mendatangi laboraterium mesin lebih siang karenanya.

Almadeo melihat kerangka mesin yang dibuat oleh Algus.

Ia teringat perkatakan Clao kemarin.

"Tuan, kau tau? Ada sebuah desa terpencil di selatan Kerajaan ini yang berniat memberontak"

Clao duduk di sofa kamar Almadeo yang sudah di upgrade, atau kamarnya pindah di kerajaan pusat.

Sedangkan Almadeo membuat gambar proyek lagi yang kesekian kali.

"Kenapa?"

"Disana, perampok sering kali muncul dan pihak kerajaan tidak mengirimkan bantuan.

Mungkin ada pihak yang sengaja tak memberitahukannya

dan kemiskinan menjadi faktor utama Desa itu untuk memberontak"

Almadeo berbalik menatap kucing itu.

"Apakah tanah disana subur?" Clao menangguk.

"Sangat, sangat subur"

"Untuk kemiskinan aku bisa mengatasinya, jika untuk perampok ... " Almadeo berpikir sejenak.

"Aku juga akan memikirkannya tuan" Clao berseru senang.

*****

"Kakek, aku datang!" Seorang Laki-laki masuk ke dalam Laboraterium dengan bekal yang ada di tangannya.

Akibatnya, Almadeo terkejut dan tersadar dari lamunan.

"Ah?" Laki-laki itu sedikit gugup diperhatikan oleh Almadeo.

"Sean, sudah kakek bilang jangan teriak" Algus menerima bekal yang disodorkan oleh Sean, cucunya.

"Beri hormat pada pangeran" Algus menyikut perut Sean.

Almadeo [End]Where stories live. Discover now